"Semuanya yang berasal dari Dantevale sangat ajaib, bisa-bisanya burung hantu raksasa memiliki kemampuan teleportasi. Ah ! Kata Lady Ayrece sihirnya bersumber dari elemen milik Grand Duke, itu hebat sekali kan ?"
Morgan mendongak menatap Balgh yang menjulang tinggi di samping kanannya, Balgh tersenyum lebar kemudian mengangguk setuju.
Saat ini mereka tengah berjalan membelah ramainya Mestyn Alley pagi itu, semua orang menghentikan kegiatan mereka dan menatap keduanya.
Bukan hanya karena Balgh yang menyeramkan dan sangat tinggi besar tidak terlihat seperti manusia normal, tapi karena mereka mengenali siapa Lady yang tengah dikawal oleh Balgh.
Lady yang berminggu-minggu hilang dari kediamannya dan menimbulkan kekacauan di kediaman Marquess karena mereka mendapat kabar bahwa Lady itu bergabung dengan Dantevale.
Morgan Ruzellaim, Lady yang sangat benci dipanggil dengan nama belakangnya itu kini dengan santai melewati orang-orang yang beberapa saat terakhir sangat dihindarinya.
Di ujung jalannya ia melihat rambut merah yang begitu mencolok berdiri di tengah jalan, terlihat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Okay Balgh," Morgan menghentikan langkahnya dan mendongak menatap Balgh.
Balgh yang tinggi menunduk menatap Morgan yang tidak lebih tinggi dari sikutnya.
"Kau lihat si kepala merah itu ? Nah, tahanlah untuk tidak memukulnya sekalipun dia membuatmu marah. Karena dia cukup menyebalkan jadi aku harus memperingatkan," ucap Morgan.
Balgh menatap pria berambut merah diujung jalan mereka kemudian mengangguk mengerti.
Kaakk ! Kaakk !
Suara itu membuat Morgan dan Balgh mendongak, seekor burung berwarna hitam legam yang terlihat sangat jelas di langit yang cerah itu menandakan Morgan harus segera melaksanakan tugasnya.
"Huufttt, berkata dengan sopan, tidak boleh mengancam apalagi memukul," ucap Morgan kepada dirinya sendiri.
Kemudian ia melanjutkan langkahnya.
Si rambut merah dengan wajah sombong itu melipat tangannya di depan dada, menatap Morgan dengan tatapan merendahkan.
"Apa kau mau menyerahkan diri, adikku ?!"
Bahkan mengajukan pertanyaan saat jarak mereka masih sangat jauh "Tidak sabaran sekali," gumam Morgan seraya sedikit mempercepat langkahnya, padahal ia ingin berjalan santai agar terlihat keren.
"Tebakan kakak salah !" ucap Morgan di sela-sela langkahnya, ia dapat menyadari kerutan di dahi putra pertama Ayahnya itu.
"Jadi, apa kau kemari untuk menantangku ?" ucap Bancroft saat Morgan sudah berdiri dihadapannya.
Morgan terdiam, beberapa orang yang berdiri di belakangnya adalah para komandan tinggi pasukan Ruzellaim, sesuai dengan informasi semua yang ada di Mestyn Alley adalah orang-orang kuat.
"Dengar adik kecil, aku tidak tahu darimana kau mendapat pria besar menyeramkan ini, tapi kuberi tahu bahwa ia saja tidak akan cukup untuk mengalahkan kami," ucap Bancroft dengan kalimat mengancam.
Itu memang benar, para prajurit Ruzellaim tidak bisa dianggap remeh, bahkan beberapa orang disana pernah mengikuti perang yang dipimpin langsung oleh Althare Dantevale.
"Tapi jika itu kakak saja, sepertinya ia bisa menang, ah tidak dia memang akan menang. Satu hantaman palunya saja bisa merobohkan gua batu besar tahu," ucap Morgan terpancing.
Bahkan ketiga komandan tinggi terkejut dengan kalimat Morgan yang dengan terang-terangan menantang kakaknya.
Padahal sejak kecil, Morgan adalah anak yang tertutup dan selalu diam jika diperlakukan seenaknya oleh kedua kakak laki-lakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Winter
Fantasy15 tahun adalah waktu yang Ayrece habiskan tanpa mengetahui siapa dirinya sebenarnya, ia hanya terus berkelana dengan seorang gipsi yang ia panggil bibi. Namun secara tiba-tiba, saat ia datang ke sebuah tempat dimana salju tidak pernah meleleh, ia m...