Bagian 59. 'Pria Suci Dari Dantevale'

60 10 0
                                    

Pagi itu di Dantevale, salju diluar kastil menipis dan hari cukup cerah. 

Hari itu adalah hari ulangtahun si kembar yang ke-18.

Namun di hari itu juga, Ayden dan Althare serta rombongan akan berangkat ke Ibukota meninggalkan Dantevale.

Pagi sekali setelah sarapan, Ayrece sudah berada di ruang kerja Ayahnya. Duduk tenang sembari memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang masuk dan keluar ruangan itu.

Disampingnya, Blue dan Whisky merebahkan badan mereka di lantai menemani Ayrece.

Sebenarnya Ayrece masih sangat ingin ikut ke Ibukota bersama Ayah dan saudara kembarnya, namun ia harus menahan diri.

Semalam saat berada di menara timur bersama Gingee, Ayrece diberitahu kalau beberapa dari petinggi Winter Arc akan tinggal, Balgh juga akan tinggal.

Mungkin ini akan menjadi hari ulangtahun yang tidak akan pernah Ayrece lupakan.

"Selamat pagi, Lady Ayrece," Ayrece terbangun dari lamunan singkatnya, pandangannya menangkap Thistle yang berdiri menghadapnya.

Ia memakai jubah putih bercorak biru muda dan perak yang merupakan seragam pasukan pengendali elemen winter arc.

"Selamat pagi, Saya suka penampilan baru Anda," ucap Ayrece tersenyum.

Thistle balas tersenyum malu-malu "Ini lebih nyaman dari jubah panjang milik penyihir Istana," ucapnya.

"Saya ingin mengembalikan ini," Thistle mengulurkan tangannya, sebuah permata biru yang Ayrece kenal.

"Ini ?" Ayrece meraih permata itu.

"Saya sudah mengosongkannya kembali," ucap Thistle.

Ayrece menatap permata itu lekat, itu adalah permata kosong yang pernah digunakan Thistle untuk menolong Ayden.

Awalnya Ayrece memiliki satu pasang, yang mana satu permata lain ia berikan ke Zeldris.

"Terimakasih, Thistle," ucap Ayrece tersenyum.

"Itu bukan masalah besar Lady, kalau begitu sampai berjumpa lagi setelah semua masalah ini selesai," ucap Thistle.

Ayrece berdiri dari duduknya "Anda sudah mengucapkannya, itu akan menjadi janji, jadi kita benar-benar harus bertemu lagi nanti," ucap Ayrece kemudian memeluk Thistle.

Meskipun sedikit kaget karena sikap ramah Ayrece, Thistle balas memeluk Lady yang dikaguminya itu dengan senang.

"Semoga semuanya berjalan dengan lancar," ucap Ayrece yang dibalas anggukan oleh Thistle.

Ayrece benar-benar menikmati waktunya selama Thistle dan Morgan berada di Dantevale, itu juga menjadi pengalaman pertama Ayrece memiliki teman.

Setelah selesai berbincang, Thistle meninggalkan ruangan Grand Duke. 

Ayrece pun kembali duduk melamun ditemani Whiskey dan Blue.

Banyak sekali hal yang memenuhi kepalanya, selama ini ia tidak pernah memiliki pemikiran akan berada di tengah-tengah perang keluarga seperti ini.

Lagi-lagi ini menjadi pengalaman pertama baginya, satu-persatu hal mulai Ayrece rasakan setelah menginjak tanah negeri menara emas ini.

Keberuntungan, kebahagiaan, kejutan besar, penghianatan, rasa kehilangan, dan banyak hal lain lagi.

Ayrece menoleh menatap dua serigala raksasa yang juga terlihat bosan sepertinya, mereka terus menempel sejak tadi.

Mungkin keduanya mengerti kalau sebentar lagi mereka akan berpisah.

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang