"Aku tidak punya alasan untuk mengizinkanmu membawa penyihir Istana keluar dari sini"
Raja Callister saat ini tengah terduduk di sebuah bangku putih berukir indah di balkon Istananya yang mengarah ke taman utama.
Sebuah meja bundar yang diameternya tidak lebih dari satu meter berada didepannya dengan beberapa makanan ringan yang berwarna-warni dan secangkir teh yang masih mengepul panas.
Dihadapannya, adiknya sekaligus satu-satunya Putri di Kerajaan Brechordon berdiri dengan dahi mengerut.
Saat ini Earlene sedang berusaha untuk mendapatkan izin dari Callister untuk membawa dua penyihir Istana ke Dantevale.
Ia membutuhkan Ceruleon, seorang penyihir Istana yang paling dekat dengannya untuk menemaninya ke utara, namun Callister berkali-kali menolak permintaannya itu.
"Katakan padaku kenapa kau juga harus membawa Nona Thistle ?" tanya sang Raja seraya mengangkat cangkir teh nya.
Earlene terdiam menatapnya, sebenarnya ia tidak begitu membutuhkan Thistle, namun ia berpikir jika ia membawa Thistle mungkin akan sedikit berguna.
Kabar bahwa Tuan muda Dantevale terlihat sangat tertarik dengan penyihir cantik itu sudah menyebar kemana-mana.
Pun sang Putri sudah mendengarnya, oleh karenanya ia ingin memanfaatkan Thistle untuk setidaknya membuat Ayden sedikit lebih ramah kepadanya.
Karena selama ini entah kenapa Earlene selalu merasa kalau Ayden memperlakukannya seperti musuh bebuyutan atau bahkan berbicara padanya seolah ia adalah orang yang bodoh.
"Kau tak mau menjawab ?" Callister menatap Earlene yang terlihat masih bergumul dengan pikirannya sendiri.
"Pokoknya Saya sangat membutuhkan mereka berdua" Earlene berkata, ia tidak tahu harus berasalan bagaimana.
Callister menaruh cangkir teh nya pelan lantas mendongak menatap Earlene yang masih berdiri dihadapannya.
Dahi sang Putri masih mengerut, menandakan ia sangat bersikeras dengan keinginannya saat ini, berapa kalipun Callister tidak mengizinkannya ia akan tetap bersikeras.
"Lene, aku mengatakan ini sebagai kakakmu" ucap Callister, suaranya mulai melunak membuat Earlene mengangkat alisnya ragu.
"Umurmu sudah duapuluh delapan tahun, dan jika kau terus bersikeras dengan keinginanmu untuk mendapatkan Althare, aku menjamin dengan takhtaku kau tak akan menikah sampai mati" ucap Callister berniat menakut-nakuti.
Earlene menatap kakaknya itu malas, padahal tindakannya kali ini bukan semata-mata untuk mendapatkan hati Althare, meskipun sebagiannya memang begitu.
Earlene menghela napas panjang, ia mulai mengerti kenapa kakaknya itu melarangnya.
Dengan mempertimbangkan banyak hal Earlene melangkah maju, lalu tiba-tiba ia berlutut dihadapan kakaknya membuat ajudan sang Raja dan beberapa prajurit yang berjaga terkejut.
Tindakan berlutut bagi seorang bangsawan adalah suatu hal yang bisa menjadi aib bagi bangsawan tersebut, belum lagi Earlene tidak hanya seorang bangsawan namun seorang Putri dari Kerajaan besar.
Callister yang terkejut menahan bahu Earlene "Apa yang kau lakukan ?" bingungnya, ia memberi kode kepada ajudan dan prajuritnya untuk meninggalkan balkon, tidak boleh ada yang melihat seorang Putri berlutut seperti itu.
"Kau sudah gila rupanya" ucap Callister menatap adiknya yang masih berlutut diam.
"Anda kan sudah mengetahui itu dari dulu baginda" ucap Earlene, matanya menatap ke sekitar memastikan hanya ada mereka disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Winter
Fantasy15 tahun adalah waktu yang Ayrece habiskan tanpa mengetahui siapa dirinya sebenarnya, ia hanya terus berkelana dengan seorang gipsi yang ia panggil bibi. Namun secara tiba-tiba, saat ia datang ke sebuah tempat dimana salju tidak pernah meleleh, ia m...