"Baiklah Arthur, dan apakah aku boleh mengetahui kapan kau akan menutup toko ?" Tanya Ayrece agak khawatir ia akan butuh waktu lama untuk membaca beberapa buku.
"Aku tidak pernah tutup, tokonya selalu buka jadi gunakan saja waktumu dan jangan ragu untuk memanggilku jika ada yang kau perlukan," ucap Arthur dengan ramah lalu meninggalkan Ayrece, memberinya kesempatan untuk mulai membaca.
Ayrece beranjak dari tempatnya, melangkah kearah bangku di dekat jendela dan mulai membuka buku yang direkomendasikan Arthur itu.
Di halaman pertama ia melihat sebuah gambar yang ia tebak adalah lambang dari kerajaan itu. Sebuah perisai emas yang terlihat mewah dengan seekor singa yang juga berwarna emas ditengah perisai tersebut, terlihat sangat gagah.
Lalu dibawahnya ada empat perisai lain dengan warna dan gambar yang berbeda perisai pertama dengan warna perak dan biru bergambar serigala dibawahnya bertuliskan Dantevale.
Perisai kedua berwarna merah tembaga dan hijau dengan gambar beruang dan bertulis Ruzellaim.
Perisai ketiga berwarna perak dengan merah bergambar burung elang dibawahnya bertuliskan Tortarent.
Dan perisai terakhir berwarna merah tembaga dan hitam dengan gambar ular dengan tulisan Vatillian.
Setelah puas mengamati gambar-gambar di halaman pertama tersebut Ayrece mulai membalik halaman selanjutnya yang berisikan tentang penjelasan dari setiap perisai, dan untuk beberapa saat ia tenggelam dalam kata demi kata dari buku tersebut.
Paginya Ayrece baru kembali ke penginapan, matahari belum cukup tinggi saat ia membuka kamar dan mendapati Yuriel masih tertidur dengan menggunakan sepatunya.
Ayrece melangkah masuk secara perlahan tidak mau membangunkan Yuriel yang terlelap namun belum sampai lima langkah Ayrece berjalan Yuriel sudah terhenyak bangun.
"Ah selamat pagi, bibi Riel," sapanya agak canggung.
Yuriel yang masih terkantuk menatap Ayrece "Kemana kau semalam Ay ?" Tanyanya setengah berteriak,"Kau pergi tanpa makan malam dan kembali pagi hari kemudian, kau tau aku sangat khawatir," omelnya.
"Ya sepertinya bibi sangat khawatir," ucap Ayrece melirik sepatu boots yang masih dikenakan Yuriel lantas terkekeh.
"Jangan berani-berani tertawa kau, aku menunggumu pulang sampai ketiduran semalam, apa kau tidak lapar ? Ayo kebawah dan sarapan," ucap Yuriel dengan masih mengomel terdengar seperti berbicara sendiri.
Ayrece terkekeh, sebenarnya ia tidak begitu lapar dan ia sudah makan malam kemarin, Arthur memberinya beberapa potong kue kering yang cukup mengeyangkan dan secangkir kokoa panas
Namun karena ia merasa bersalah telah membuat bibinya khawatir, ia berjalan mengikuti Yuriel yang rambutnya masih acak-acakan.
Pagi itu Yuriel dan Ayrece menyantap sarapan mereka dengan tenang, mereka menoleh ke jendela yang mengarah keluar saat mendengar hentakan kaki kuda melewati penginapan, para pemuda yang terpilih.
"Mereka akan berangkat ke Dantevale, daerah itu merupakan daerah kekuasaan Grand Duke Dantevale yang masih memiliki darah keturunan kerajaan Brechordon," ucap Ayrece lirih.
"Sudah kuduga kau di perpustakaan setempat semalam," ucap Yuriel tak acuh.
Sebenarnya itu memang kebiasaan Ayrece untuk mencari perpustakaan dan singgah untuk waktu yang lama disana saat ia ingin mengetahui sesuatu.
Metode Yuriel yang berbaur dan menanyakan informasi pada orang setempat kurang efektif menurut Ayrece.
"Nah jangan bercerita setengah-setengah seperti pria buncit disana," ucap Yuriel mengarahkan pandangannya pada si penjaga penginapan yang terlihat terkantuk-kantuk dengan koran ditangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Winter
Fantasy15 tahun adalah waktu yang Ayrece habiskan tanpa mengetahui siapa dirinya sebenarnya, ia hanya terus berkelana dengan seorang gipsi yang ia panggil bibi. Namun secara tiba-tiba, saat ia datang ke sebuah tempat dimana salju tidak pernah meleleh, ia m...