Siang itu, saat matahari mulai terlihat, Morgan berlarian kecil menuju bangunan utama kastil Dantevale.
Selama berada di Dantevale, ia terus merasakan keantusiasan yang luarbiasa.
Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Nevaeh bersaudara disana.
Theodore Nevaeh dan Esthelle Nevaeh adalah dua bersaudara yang sangat terkenal, apalagi bagi para calon Kesatria.
Saat di akademi pun, semua orang mengenal dua bersaudara itu.
Sangat tidak mungkin mereka tidak mengenal dua orang hebat yang menjadi mata pedang Grand Duke dan memenangkan banyak perang dengan sangat luarbiasa itu.
Belum lagi beberapa hari terakhir Morgan banyak berkomunikasi dengan Theodore dan membahas tentang mata pengamatnya.
Theodore bilang, Morgan adalah orang kedua yang memiliki mata pengamat di benua ini.
Dan hal tersebut cukup mengejutkan Morgan karena ia sendiri tidak cukup tahu tentang hal itu.
"Lady, Anda bisa tergelincir jika berlarian seperti itu."
Morgan menoleh saat mendengar suara itu, seorang pria dengan perawakan tinggi yang identik dengan seorang Kesatria menghampiri Morgan.
"Ravin Giovanni, Lady, kita bertemu beberapa hari lalu di kamp militer," ucapnya.
Morgan mengangguk, pantas saja ia merasa tidak asing dengan pria dengan rambut hitam dan mata hijau rawa itu.
"Anda akan ke ruang pertemuan di bangunan utama kan ? Saya akan mengantar Anda," ucap Ravin.
"Ah iya terimakasih, Sir," balas Morgan tidak terlalu tahu harus membalas bagaimana.
Morgan memang ingin ke ruang pertemuan siang itu, entah apa yang membuatnya mendapat panggilan.
Di perjalanan Morgan bertanya-tanya dalam hati apa yang membuatnya dipanggil.
Kemudian, saat Ravin membukakan pintu ruang pertemuan yang sangat besar itu, semua pertanyaan di kepala Morgan terjawab.
Di dalam sana sudah ada beberapa orang yang duduk menunggu, Ayrece yang duduk di kursi paling ujung di meja panjang itu melambai kepada Morgan dan mengode untuk duduk di sebelahnya.
Morgan menghampirinya, matanya mengedar memeriksa.
Ia mendapati banyak orang penting berada di sana, Countess Letticia dan Esthella, Theodore dan beberapa petinggi winter arc termasuk Ravin.
Lalu beberapa bangsawan yang Morgan ketahui merupakan bangsawan utara, Gingee, dan Balgh yang sudah berkenalan dengannya sesaat setelah ia datang di duchy.
Lalu Thistle dan Ceruleon juga hadir, entah kenapa Morgan merasakan ketegangan yang memenuhi ruangan itu ketika ia mendudukkan dirinya disebelah Ayrece.
Diseberangnya, Ayden tengah berbincang dengan Thistle.
"Apa setelah ini Lady senggang ?" tanya Ayrece membuat Morgan menoleh menatapnya.
Hari inipun ia terlihat begitu bersinar dengan gaun biru tua yang begitu kontras dengan warna rambutnya.
Semenjak tinggal di kastil Dantevale, Morgan menyadari bahwa pakaian yang Ayden dan Ayrece kenakan selalu serasi seolah memang dibuat sepasang.
Entah kenapa itu terlihat begitu menarik baginya.
Morgan menjadi sedikit iri akan hal itu karena bahkan ia tidak pernah diperhatikan sedikitpun oleh Ayah dan kakak-kakaknya.
"Ah ya Lady Ayrece, Saya tidak melakukan apa-apa setelah ini," ucap Morgan sedikit canggung.
"Kalau begitu bagaimana jika sedikit berjalan-jalan keluar kastil ?" tanya Ayrece menawarkan, sebenarnya ia berniat mengajak teman juga agar diizinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Winter
Fantasy15 tahun adalah waktu yang Ayrece habiskan tanpa mengetahui siapa dirinya sebenarnya, ia hanya terus berkelana dengan seorang gipsi yang ia panggil bibi. Namun secara tiba-tiba, saat ia datang ke sebuah tempat dimana salju tidak pernah meleleh, ia m...