Bagian 86. 'Gejolak Perang: Tombak Angin Ethel'

43 8 3
                                    

Bau terbakar lagi, kali ini tercium lebih menyengat. 

Althare membuka matanya perlahan, ia merasa ikatan yang mengekang tubuhnya sedari tadi sedikit longgar.

Hal pertama yang dilihatnya saat membuka mata adalah Rozora yang masih dalam bentuk laba-labanya, tergeletak tidak sadarkan diri.

"Seingatku kau tidak selemah ini."

Althare menoleh menatap sekeliling, itu adalah suara yang dikenalnya. Suara yang mulai mengganggunya lagi semenjak konflik ini dimulai.

"Diatas sini," ucap suara itu lagi.

Althare menengadah, ia tidak menemukan sosok yang dicarinya. Melainkan yang dilihatnya adalah seonggok asap putih yang berterbangan diatasnya.

Althare berdecih kecil seraya bangkit berdiri, "Sekarang siapa yang terlihat lebih lemah," ucapnya.

"Hei ! Aku ini roh suci, aku tidak bisa memperlihatkan wujudku di ruang milik iblis," serunya.

Benar, dia adalah Ethel. Entitas suci yang disebut-sebut begitu mengasihi Althare dan keturunannya.

Althare sudah lama sekali tidak menerima kontak dari Ethel, dan satu bulan terakhir saat konflik dimulai Ethel kembali mendatanginya.

Suaranya yang terus membicarakan akan perang besar dan ramalan sang ratu amat sangat mengganggu.

Namun karena hal itu juga, Althare dapat menyiapkan banyak sekali rencana. Termasuk rencana cadangan yang ia buat bersama Hagan.

Meskipun Letticia berkali-kali memperingatkan Althare untuk tidak menggeret serta adiknya.

"Kau apakan dia ?" tanya Althare seraya melepas jaring-jaring yang mengikat tubuhnya.

"Aku hanya berhasil muncul dan itu terjadi," ucap Ethel.

Althare mengangguk mengerti. Pasti Rozora tidak bisa menangani kekuatan suci yang tiba-tiba muncul di ruangnya.

"Dia akan segera bangun," ucap Ethel memperingatkan.

"Aku tahu." Tentu saja Althare lebih dari tahu tentang hal tersebut.

Regenerasi iblis sangatlah cepat, dan setelah ia beregenerasi kekuatan fisiknya akan bertambah kuat dari sebelumnya.

Melihat kedua kaki depan Rozora yang patah, sepertinya Althare perlu lebih berhati-hati dengan kedua bagian tubuhnya itu.

Althare menatap Ethel yang masih beterbangan diatasnya, "Jadi ini berada diluar penjara bayangan ?" tanya Althare.

"Benar."

Itu terbuktikan dengan munculnya Ethel. Entitas apapun selain dari kegelapan tidak akan bisa memasuki penjara bayangan.

Jadi secara tidak langsung, dengan membawa Althare ke ruangannya, Rozora telah membebaskannya dari penjara bayangan tersebut.

"Tidak buruk juga," ucap Althare menatap Rozora.

"Hei manusia ! Aku tahu wajahnya terlihat cantik, tapi dia itu iblis. Lihat bokong laba-labanya itu !" oceh Ethel.

Althare menghela napas malas, ia malas membalas ocehan Ethel yang salah mengartikan ucapannya tadi.

Lebih baik saat ini ia memikirkan bagaimana cara membunuh Rozora.

Althare tentu saja tidak bisa menggunakan elemennya. Karena jika sedikit saja ia mengeluarkan sihir elemennya, untaian jaring laba-laba yang begitu tebal di sekitarnya itu akan menjeratnya.

Althare dapat merasakan bahwa jaring-jaring itu masih aktif meskipun Rozora tengah tidak sadarkan diri.

"Hei, mau kupinjami tombakku ?"

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang