Bagian 68. 'Hari Penetuan Pemimpin Kerajaan'

78 12 0
                                    

Keesokan harinya setelah semalaman menjaga Ayden, Thistle kembali ke Istana. 

Kemarin sebelum pergi ke Mansion Taranesse Demelza sempat berpesan untuk segera kembali setelah pagi tiba.

Karena ia dan Ceruleon harus menemui hakim tinggi untuk pelepasan status buronan, tentu saja dengan didampingi Demelza karena ialah yang menyatakan keduanya sebagai buron.

Thistle berlarian kecil di lorong menuju ruang sidang penyihir, ia baru saja selesai membersihkan diri dan berganti pakaian karena pakaiannya semalam benar-benar tercium seperti Ayden.

Sebenarnya, itu masih sangat pagi dan persidangan akan dimulai satu jam lagi. Tapi Thistle merasa harus datang lebih awal.

Namun sepertinya ia cukup salah telah berpikiran harus datang lebih awal. Karena ia harus berpapasan dengan Laguna.

Cider dan Carthreuse berjalan mengikutinya, sepertinya mereka baru saja dari aula utama. Thistle berhenti berlari, kedua matanya menatap senyum miring Laguna.

Dengan berjalan lebih lambat dan canggung, ia berusaha tidak memperdulikan tatapan itu dan mengangguk seadanya untuk menyapa.

"Selamat datang kembali."

Itu adalah suara Chartreuse, Thistle menghentikan langkah kakinya kemudian mendongak menatap mantan Pangeran yang telah melepaskan gelarnya itu.

"Terimakasih, Tuan," ucap Thistle, rasanya sangat aneh Chartreuse menyelamatinya seperti itu, karena sejak awal meskipun sering bekerja bersama, mereka tidak cukup dekat.

Bahkan Thistle kira, ia seperti Laguna yang tidak menyukainya karena asalnya.

"Aku penasaran apa saja yang kau lakukan di Dantevale," ucap Cider, Thistle merasa ia benar-benar harus tertahan untuk berbincang dengan mereka.

Karena ketiganya juga menghentikan langkah mereka dan berdiri menghadap ke Thistle.

"Saya belajar banyak hal," ucap Thistle.

"Eh ? seorang penyihir belajar di Dantevale ? Apa aku tidak salah dengar ?" oceh Cider.

Memang, untuk orang itu Thistle sudah menyadari kebenciannya sejak awal. 

Selain itu diluar rasa bencinya kepada Thistle, putra kedua dari Marquess Gaston Ruzellaim itu memang sangat menyebalkan.

Sifat sombong dan berpikir seolah ia adalah orang paling terhormat dan selalu merendahkan orang-orang yang ia anggap tidak selevel dengannya itu benar-benar ciri didikan Ruzellaim.

Cider dan putra pertama Gaston, Bancroft sangat berbeda dengan Morgan yang sangat rendah hati dan periang.

"Lebih dari itu, aku mendengar rumor yang tidak mengenakkan," ucap Laguna, kedua tangannya terlipat di dada dan ekspresinya sangat mengganggu Thistle.

Thistle terdiam, alisnya terangkat menerka apa yang akan Laguna katakan, ia juga bingung karena Laguna yang tiba-tiba menggunakan bahasa santai mengikuti Cider.

"Katanya, kau memiliki hubungan khusus dengan Tuan muda Ayden ? Aku sih tahu itu tidak benar, maksudku sangat tidak masuk akal Tuan muda tertarik denganmu," ucap Laguna.

"Nona Laguna, Saya rasa itu kurang pantas untuk dikatakan," Chartreuse menasihati, karena bagaimanapun juga Thistle lebih tua daripada Laguna.

Dan membahas hal seperti itu di lingkup Istana menurutnya merupakan sikap yang kurang bijak.

"Saya mengatakan sebuah fakta Tuan, Thistle kan rakyat biasa ia hanya memiliki sedikit kelebihan di bidang sihir dan itu sama sekali tidak membuatnya menjadi pantas untuk mendapatkan Tuan muda Ayden," ucap Laguna membela diri.

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang