Bagian 19. 'Barden : Ibukota Menara Emas'

152 14 0
                                    

"Kau yakin tidak akan menaiki kereta kuda saja Richie ?" tanya Althare pada Ayrece yang kini mengelus lembut surai Wind, sedari tadi ia bersikeras ingin menunggangi kuda seperti yang lain.

 Saat ini mereka sedang bersiap untuk memulai perjalanan ke ibukota, mereka akan menghabiskan dua hari perjalanan karena banyaknya barang bawaan dan orang yang akan ikut. 

"Aku sudah berpakaian seperti ini, apa Ayah akan melarangku ?" tanya Ayrece yang sudah siap dengan blouse dan celana serta sepatu boots tanpa hak nya. 

Althare tersenyum miring merasa sifat keras kepala Ayrece mirip seperti seseorang "Baiklah, kita akan tetap membawa satu kereta kuda lagi untuk berjaga-jaga" ucap Althare kemudian berlalu mengawasi orang-orang yang mengangkut peti berukir yang sangat indah dan menaruhnya di dalam kereta barang.

"Kali ini kau tidak akan terlalu lelah aku yakin, paling kau akan sedikit pusing dan pantatmu akan sakit, yah lagipula akan sama saja kalau menaiki kereta kuda mungkin bedanya kau tidak akan terengah-engah karena lelah" ucap Ayden yang baru saja datang dari arah menara sihir Georgia membawa sebuah kotak kecil yang terbuntal kain dan menaruhnya di sakunya. 

Ayrece melirik Ayden kesal mendengar ejekannya itu "Diam kau" ucapnya tidak ingin memulai perdebatan. 

"Apa yang kau bawa ?" tanya Ayrece kembali fokus pada Wind "Apa ? Ah ini ? Ini titipan Nyonya Martinez, Ayah menyuruhku untuk mengambilnya dan membawanya" ucap Ayden, Ayrece mengangguk mengerti. 

Baru saja kemarin ia tahu kalau Georgia pergi lebih dulu ke ibukota karena suatu alasan, itu juga alasan kenapa Ayrece jarang sekali bertemu dengan wanita itu.

Empat puluh dua jam selanjutnya mereka melakukan perjalanan panjang dari Duchy Dantevale ke Ibukota Brechordon. 

Dengan membawa sekitar duapuluh anggota Winter Ark termasuk Theodore Nevaeh dan Ravin Geovanni yang baru saja menyelesaikan perawatannya, perjalanan itu menjadi perjalanan dengan rombongan terbanyak dari Dantevale ke Ibukota. 

Ayrece yang belum pernah datang ke Ibukota merasa sangat antusias saat ini, di perjalanan santai itu Ayden menceritakan banyak hal tentang Ibukota ke Ayrece. 

Ayden berceritan betapa majunya ibukota Brechordon, katanya bahkan di ibukota tidak ada pengemis sama sekali. 

Orang-orang yang mengikuti perjalanan itu merasa senang karena energi positif yang ditularkan oleh antusiasme Nona Dantevale itu.

Semakin ke Selatan Ayrece merasakan udara yang semakin menghangat salju pun semakin menipis, orang-orang di rombongan itu juga sudah melepas jubah mereka kecuali Ayden dan Ayrece karena perintah dari Althare. 

Sampai di perbatasan antara wilayah Dantevale dan Ibukota Ayrece merasakan udara yang menghangat entah kenapa begitu asing baginya. 

Di hadapan mereka saat ini ada sebuah jembatan besar dengan dua penjaga berarmor emas berdiri di kedua sisinya, diujung sana Ayrece mendapati sebuah gapura yang amat besar dan tinggi dimana di tengah gapura itu terdapat lambang perisai emas dengan gambar singa yang terlihat bersinar meskipun hari semakin gelap. 

Terdapat juga dua berndera merah di atas gapura dengan lambang yang sama, melambai-lambai terterpa angin malam yang cukup kencang itu.

Setelah menunjukkan pengenal, dua prajurit penjaga itu mempersilahkan orang-orang dari Dantevale untuk melewati jembatan dan memasuki ibukota. 

Ayrece merasakan tatapan menilik dua prajurit itu kepadanya dan Ayden, ditatapnya cincin safir di jari manisnya. 

Althare menyuruh Ayrece untuk tetap memakai cincin itu kemanapun di ibukota sampai pesta pembukaan festival, yang orang-orang bisa lihat hanya warna mata dan rambutnya yang sama dengan Ayden selain itu ia terlihat sangat berbeda dengannya. 

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang