Georgia terdiam mematung begitu ia keluar dari ruang pertemuan di Istana kerajaan Brechordon.
Pasalnya, orang yang tidak ia kira akan ia temui disana sekarang berdiri dihadapannya, tersenyum kepadanya seraya melambaikan tangan santai.
"Tuan Grand Duke," gumam Georgia masih mematung.
"Lama tidak bertemu, Saya ingin mengobrol dengan Anda tapi tidak memiliki banyak waktu sekarang, tolong beri Saya jalan," ucap Althare santai.
Di belakang Georgia adalah pintu besar menuju ruang pertemuan yang didalamnya ada beberapa menteri termasuk Faustus dan Richard, kemudian Jefford Vatillian dan beberapa pengikutnya.
"Tuan !" seru Georgia saat Althare hendak berjalan melewatinya.
"Anda tidak boleh bertindak gegabah," sambungnya.
"Apa Anda pernah melihat Saya bertindak gegabah sebelumnya ? Dan, bukankah selama ini yang bertindak gegabah adalah Anda ?" Althare masih tersenyum.
Namun kalimat tersebut tentu ditujukan untuk sebuah sindiran, meskipun ia tidak pernah membenci Georgia karena ia tahu Georgia bukan orang jahat.
"Tolong tunggu hingga Saya menyelesaikan ini semua, setelah itu kita akan mengobrol panjang," ucap Althare sebelum kemudian melewati Georgia.
Dengan sangat santai ia membuka pintu kayu besar menuju ruang pertemuan, membuat semua orang yang berada di dalam sana menoleh.
Tentu tidak ada yang mengira Althare akan datang ke pertemuan rahasia tersebut secara tiba-tiba.
Bahkan hampir semua anggota pertemuan tersebut masih berada di dalam ruangan tersebut.
"Anda memiliki keberanian cukup besar untuk datang sendirian ke Ibukota, Tuan," ucap Jefford yang telah berdiri dari duduknya.
"Saya datang untuk menghadiri pertemuan besok, karena Saya masih anggota dari dewan bangsawan, bukan begitu Tuan Menteri ?"
Tatapan Althare tertuju pada Faustus yang masih duduk ditempatnya, ialah yang memimpin pertemuan ini karena ia duduk di ujung meja.
Faustus tersenyum dengan tenang kemudian berucap "Anda benar Yang Mulia, kami juga telah berniat mempertimbangkan untuk mengundang Anda."
Althare tersenyum miring, kalimat Faustus barusan terdengar begitu palsu ditelinganya.
"Saya juga membawa beberapa kejutan," Althare kemudian berjalan kearah pintu kaca besar di ujung ruangan tersebut.
Semua mata tertuju padanya, mereka bertanya-tanya apa yang hendak dilakukan Grand Duke itu.
"Banyak rumor yang mengatakan Saya menculik Yang Mulia Ibu Suri dan Putri, Saya mengantar keduanya pulang untuk menyapu bersih rumor tidak masuk akal itu."
Tidak ada yang menanggapi kalimat Althare tersebut, semua orang masih terlihat bingung dengan situasi yang terkesan tiba-tiba ini.
Althare mendorong pintu kaca membuat angin malam berhembus memasuki ruangan pertemuan itu.
Kedua mata keemasannya menatap jauh ke utara, orang-orang sedang menunggunya untuk bertindak saat ini.
"Satu batalion prajurit yang dibawa putri ke utara, mereka akan memasuki Ibukota," ucap Althare, cukup lirih namun semua orang dapat mendengar dengan jelas.
Sontak orang-orang yang menghadiri pertemuan tersebut saling sahut menyahut karena terkejut dengan pernyataan Althare, ia seperti baru saja menyatakan perang.
"Yang Mulia, di suasanya yang tidak kondusif seperti ini, apa yang ingin Anda lakukan ?" itu adalah Gaston Ruzellaim yang sedari tadi terlihat menahan dirinya untuk tidak menatap Althare.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Winter
Fantasy15 tahun adalah waktu yang Ayrece habiskan tanpa mengetahui siapa dirinya sebenarnya, ia hanya terus berkelana dengan seorang gipsi yang ia panggil bibi. Namun secara tiba-tiba, saat ia datang ke sebuah tempat dimana salju tidak pernah meleleh, ia m...