Bagian 45. 'Rencana Rahasia'

80 9 0
                                    

Musim semi di pertengahan tahun seharusnya menjadi musim dimana pergaulan kelas atas disibukkan dengan berbagai pesta.

Apalagi para sosialita di Ibukota Kerajaan adalah penggila pesta-pesta musim semi yang mewah dan meriah.

Namun tahun ini terasa sangat berbeda, bahkan para tamu undangan dari luar Kerajaan yang biasanya akan menetap sampai musim semi berakhir kali ini sudah kembali ke Kerajaan mereka.

Raja terpaksa membatalkan seluruh runtutan acara royal di musim semi ini karena konflik yang menurutnya akan semakin memanas.

Satu hari yang lalu terdengar kabar bahwa Vatillian tidak dapat menggunakan salah satu tambang batu sihirnya.

Semua orang tentu saja sudah menduga-duga siapa dibalik semua itu.

Sementara itu, di Istana pun segalanya menjadi sangat rumit. Raja mulai memmbersihkan isi Istana dari penyihir-penyihir Vatillian.

Sebelum mulai mengeluarkan mereka, Raja menyelidiki satu persatu keterkaitan mereka dengan insiden meninggalnya seorang pelayan di menara sihir Istana.

Masalah tersebut sangat wajib dituntaskan, karena Raja adalah orang yang sangat sensitif jika berkaitan dengan korban tak bersalah, apalagi hal itu terjadi di Istananya.

Karena hal tersebut, dengan terpaksa semua penyihir Vatillian dipindahkan ke mansion Vatillian di Ibukota.

Demelza, sebagai Ibu Suri sekaligus penanggung jawab penyihir Istana terpaksa harus menerima perintah Raja tersebut.

Di sisi lain, Ibu Suri terus membujuk sang Raja untuk menarik Putri Earlene dan seluruh pasukannya dari Dantevale.

Callister, sebagai seorang anak dan seorang kakak laki-laki sangat mengerti apa yang diinginkan Ibunya itu adalah untuk keamanan Earlene, putrinya.

Namun, saat ini Callister merasa tidak memiliki hak menyuruh adiknya untuk kembali.

Selain itu, menurutnya, Ibukota akan menjadi tempat yang lebih berbahaya bagi sang Putri karena ia sudah banyak melakukan kontak dengan Dantevale.

Jadi keputusan untuk membiarkan Earlene berada di Dantevale menurutnya sudah benar.

Di saat seperti ini, adiknya yang merupakan putri Kerajaan yang tidak bisa lepas dari politik bebas memilih dan mendukung pihak manapun.

Yang membuat suasana semakin memanas adalah, rumor bahwa orang yang membunuh pelayan itu akan dihukum mati.

Itu adalah hal yang cukup berisiko karena bisa saja orang akan berpikir kalau Raja memihak Dantevale.

Apalagi setelah meninggalnya pelayan itu, Vatillian harus kehilangan salah satu tambangnya.

Hari itu, di bawah sinar bulan yang terang, Georgia berjalan menuju rumah kaca bagian timur di Istana.

Itu adalah tempat dimana para penyihir Istana mengembangkan tanaman-tanaman dengan sihir dan melakukan banyak penelitian.

Akhir-akhir ini, Georgia banyak menghabiskan waktu di tempat itu karena suatu alasan.

Dari kejauhan Georgia menyadari pencahayaan sudah menerangi rumah kaca itu.

Padahal biasanya jika sudah selarut ini, tidak akan ada orang di dalam sana.

Dengan dahi berkerut, Georgia melangkah diantara rak-rak tinggi di dalam rumah kaca itu seraya bertanya-tanya siapa yang memasuki rumah kaca semalam ini.

Semakin mendekati ujung rumah kaca itu, Georgia menyadari siapa yang berada disana.

Namun bukannya menjadi lebih tenang karena tahu siapa yang memasuki rumah kaca, Georgia malah menjadi semakin tegang.

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang