Ujung Lembah Putih,
Bagian paling utara Kerajaan Brechordon
"Kalian gigih sekali ya," ujar seorang gadis dengan jubah dan tudung menutupi kepalanya. Disamping gadis itu berdiri seekor serigala bermata kecoklatan yang besarnya setara dengan seekor singa jantan dewasa.
Serigala itu menyeringai menatap tiga orang yang menodongkan pedang kearah pemiliknya.
"Tidak Whisky ! Jika kau memakan energi sihir lagi kau akan bertambah lebih besar nanti," ucap gadis itu merentangkan tangan menghalangi serigala bernama Whisky di sampingnya.
Gadis itu menoleh menatap saudaranya yang mengayunkan pedang melawan tujuh orang sekaligus yang ketujuhnya terlihat kewalahan.
"Lihat teman-teman kalian disana ? Bahkan bocah itu tidak menggunakan sihirnya tapi teman-teman kalian kewalahan," ujar gadis tersebut meskipun ia yakin ketiga orang dihadapannya tidak aka bisa mengerti ucapannya.
Tiga pria dengan baju serba hitam dan kain yang menutupi sebagian wajah mereka itu saling tatap saat kemudian dua diantara mereka berlari brutal kedepan, namun gadis itu hanya diam saat kedua pria itu menghampirinya.
Itu adalah serangan tipuan, saat dua orang menyerang dari depan satu orang lain akan berteleport jarak pendek dan pindah ke belakang gadis itu lalu menyerangnya.
Namun si gadis sudah sangat hafal dengan serangan itu, oleh karena itu ia berbalik. Satu dari pria tadi benar-benar dihadapannya saat ini.
Sementara Whisky mengurus dua pria lain, gadis itu melayangkan tendangan ke arah kepala pria itu membuatnya jatuh tersungkur karena tidak bersiap akan kemungkinan mendapat serangan dengan tiba-tiba.
Bunyi kretek terdengar sangat jelas saat pria itu terjatuh.
Gadis itu berbalik menatap serigalanya yang sudah sibuk menghisap energi sihir dua pria yang sudah tak sadarkan diri.
"Keras kepala sekali," gumam gadis tersebut lalu berbalik lagi menatap satu pria yang masih sadar namun tidak kuat bangkit berdiri itu.
"Lihat ? aku tadi juga tidak menggunakan sihir loh," ucapnya mengejek.
"Kau harus bersyukur aku dan bocah itu dilarang menggunakan sihir disini," ucap gadis itu seraya melangkah maju mendekati pria dihadapannya.
Ayden dan Ayrece saat ini berada di lembah putih dimana Vatillian menanam batu sihir yang dapat menangkap elemen sihir mereka.
Itulah alasan keduanya tidak menggunakan elemen sihir di tempat itu meskipun sedang diserang oleh para pembunuh seperti saat ini.
Ayrece memukul keras wajah pria dihadapannya lalu ia berjongkok, dibukanya kain yang menutupi wajah pria itu setelah ia tidak sadarkan diri, wajahnya sangat pucat bahkan seperti kebiruan seolah sudah tidak ada darah yang mengalir disana.
Di sana sini Ayrece melihat lubang di wajah pria itu, mulai membusuk.
Ayrece sudah pernah melihat yang lebih buruk dari itu, beberapa orang dengan satu tangan yang membusuk hampir putus atau bahkan tidak ada lengan sama sekali.
Orang dengan tulang wajah yang mencuat keluar karena daging wajahnya membusuk. Bahkan ada yang kepalanya tinggal separuh.
Ayrece bangkit berdiri meraih tangan pria itu yang terasa sangat dingin dan berenergi aneh, ditariknya tubuh pria itu sampai ke ujung jurang dan dilemparnya tubuh itu.
Dibawah sana, Ayrece dapat melihat ombak yang bergelombang dahsyat.
Batuan es di pinggiran terhempas oleh ombak terlihat mencair perlahan, itu artinya diluar wilayah Dantevale saat ini akan memasuki musim semi yang hangat.
![](https://img.wattpad.com/cover/344151594-144-k213072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Winter
Fantasy15 tahun adalah waktu yang Ayrece habiskan tanpa mengetahui siapa dirinya sebenarnya, ia hanya terus berkelana dengan seorang gipsi yang ia panggil bibi. Namun secara tiba-tiba, saat ia datang ke sebuah tempat dimana salju tidak pernah meleleh, ia m...