"A anu, kami diperintahkan itu anu untuk memeriksa tamu ha hari ini," ucap seorang prajurit gelagapan.
Jelas saja ia bersikap demikian dihadapan Althare yang ditakuti banyak orang itu, belum lagi disampingnya adalah Theodore Nevaeh yang merupakan seorang Ksatria yang sangat disegani oleh Ksatria manapun, yang kini juga menatapnya tajam.
"Apa mereka sedang mencurigai Yang Mulia Grand Duke saat ini ?" tanya Theodore.
"B bukan itu m maksudnya, ampuni kami, ka kami hanya menjalankan pe perintah." Si prajurit masih berucap terbata, teman-teman nya yang lain pun tak berani membantunya meskipun menyadari situasinya.
"Tak apa Theo, mereka memiliki alasan mereka sendiri" ucap Althare yang kemudian merentangkan kedua tangannya bersedia untuk diperiksa.
Prajurit itu mengeluarkan batu sihir yang merupakan pendeteksi sihir gelap, Althare tersenyum miring menatapnya lalu melirik Theodore, sepertinya ada orang yang sudah mengetahui tujuan aslinya datang ke pertemuan hari ini.
"Semua aman Yang Mulia, silahkan masuk," ucap prajurit itu membungkuk hormat. Althare merapikan baju nya dengan sedikit mendengus kesal.
"Kita masuk, Theo," ucap Althare melangkah mendahului Theodore.
Mereka memasuki area taman utama Istana yang luas, Althare melirik Theodore yang berjalan dibelakangnya "Ada di saku mu, Theo," ucap Althare yang dibalas anggukan oleh Theodore.
"Saya tahu," balas Theodore yang merasakan batu ruby tempat Georgia menyimpan residu sihir gelap dari busur sudah ada di sakunya sejak mereka melangkah memasuki taman.
"Periksa saat semua sudah berkumpul saja," ucap Althare yang dibalas anggukan paham oleh Theodore.
Setelah berjalan beberapa saat Althare mendapati dua wanita tengah duduk berbincang di kursi yang ditata lengkap dengan meja nya dibawah pohon yang ada di taman itu, ia berjalan mendekat diikuti Theodore.
"Oho ! Lihat siapa yang datang, Grand Duke kita yang sulit sekali untuk ditemui." Seorang Wanita dengan gaun merah mencolok berucap seraya menepukkan tangannya dan tersenyum menyindir.
Orang berambut hitam legam dan mata merah menyala itu adalah Ratu dari Kerajaan Brechordon saat ini Demelza Vatillian.
Sedangkan wanita berambut hitam kecoklatan dengan mata amber yang indah disebelahnya berdiri lalu membungkuk dengan anggun "Selamat siang, Yang Mulia Grand Duke," sapanya.
Althare tersenyum merasakan perbedaan yang amat kontras dari Ratu dan Pemimpin keluarga Tortarent itu.
Countess Letticia Tortarent, ia adalah satu-satunya wanita diantara keempat pemimpin Keluarga Bangsawan terkuat di Brechordon.
"Selamat siang Countess, dan terimakasih atas sambutan ramahnya Yang Mulia Ratu," ucap Althare tersenyum kearah Ratu yang menatapnya memicingkan mata,
semua orang di Brechordon pasti tahu hubungan buruk antara Keluarga Kerajaan dan Dantevale jadi hal seperti itu sudah biasa terjadi diantara kedua belah pihak.
"Ternyata benar, Tuan Grand Duke datang ya," ucap seorang pria membuat Althare yang masih berdiri menoleh menatap orang dengan rambut merah, mata hijau dan postur tubuh tinggi besar yang mengulurkan tangan hendak menjabat tangannya.
"Lama tidak bertemu, Marquess Ruzellaim" ucap Althare menjabat tangan Gaston Ruzellaim yang merupakan kepala keluarga Ruzellaim itu.
Sedangkan itu Ratu yang tidak disapa terlebih dulu terlihat mengibas-ngibaskan kipasnya dengan marah dan tentunya tidak disadari oleh Marquess Gaston karena sibuk berbincang dengan Althare.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Winter
Fantasía15 tahun adalah waktu yang Ayrece habiskan tanpa mengetahui siapa dirinya sebenarnya, ia hanya terus berkelana dengan seorang gipsi yang ia panggil bibi. Namun secara tiba-tiba, saat ia datang ke sebuah tempat dimana salju tidak pernah meleleh, ia m...