Bagian 28. 'Kelemahan Atau Kekuatan ?'

115 9 1
                                    

Limapuluh Tujuh tahun wanita itu hidup, dan ini adalah kali keempatnya menjejakkan kaki di aula pertemuan keluarga tempatnya lahir itu. 

Dia aula pertemuan ini, hanya anggota keluarga utama yang boleh memasukinya, sedangkan mereka yang hanya sepupu ataupun kerabat hanya diperbolehkan masuk di hari tertentu.

Wanita itu sangat ingat terakhir kali ia menjejakkan kaki di aula pertemuan itu adalah saat dimana ia merasa sangat dipermalukan oleh mereka yang memiliki marga sama dengan dirinya.

Namun kali ini ia datang sebagai orang yang dihormati dan diterima kembali oleh keluarga itu. 

Hal ini karena ia berhasil menyusup kedalam internal musuh keluarganya itu selama bertahun-tahun dan menggali banyak informasi dari mereka.

Georgia Martinez, wanita yang pernah menyandang nama Vatillian itu kembali ke kediaman Vatillian dengan kepala terangkat. 

Saat ini ia sedang berjalan di lorong menuju aula pertemuan di kastil Vatillian.

Ia mendorong pintu besar aula pertemuan dengan keras membuat beberapa orang didalamnya sedikit terkejut. 

Mereka yang sedang duduk melingkari meja oval semakin terkejut disaat menyadari siapa yang membuka pintu dengan keras itu. 

Jefford, kepala keluarga Vatillian segera berdiri saat menyadari orang itu adalah Georgia Martinez.

Faramond, Elrick, dan Bellanca yang berkumpul di aula Vatillian untuk membahas rencana mereka yang akan dilakukan di hari perburuan mengernyit menatap bibinya yang pernah berkhianat itu. 

"Khe khe khe khe" Hellena Vatilian terkekeh dengan suaranya yang parau "Keponakanku yang tercinta" serunya merentangkan tangan. 

Georgia tersenyum kemudian melangkah menghampiri Hellena sebelum kemudian memeluknya.

"Ibu ! wanita ini sudah mengkhianati keluarga kita setelah Ibu meninggal" ucap Jefford marah.

 Georgia berbalik lalu tersenyum menatap sepupunya itu "Saya memang berkhianat kakak sepupu, tapi bukan keluarga ini yang saya khianati" ucap Georgia lalu mengangkat tangannya, sesaat kemudian sebuah kalung dengan permata biru cerah yang indah muncul ditangannya.

"Ini hadiah untuk bibi" ucap Georgia menyerahkan kalung itu kepada Hellena yang mulai membelalak kagum seraya meraih kalung itu.

"Hadiah lain akan saya berikan nanti" ucap Georgia menatap puas. 

"Hadiah lain ? Apa maksudmu gadis utara itu ? Kau bercanda ?Eternal Tear ini akan sangat berharga untuk kemudaan dan kekuatanku daripada jantungnya" ucap Hellena menggenggam erat permata itu sampai kemudian cahaya kebiruan dari permata itu melebur berganti dengan asap merah pekat.

"Ini luarbiasa" ucapnya menghirup asap merah itu. 

Georgia tersenyum menatap orang yang pernah mengusirnya dan merendahkan keluarganya itu.

Ia bukan lagi bibi Helena nya yang dulu, badan yang pernah mati itu memang kembali dapat bergerak.

Namun roh di dalam tubuhnya telah tercemari sihir jahat yang memaksa kesadarannya melekat di tubuh itu.

Aura kegelapan yang sangat keruh dan memuakkan dari wanita itu membuat semua orang yang mendekatinya akan merasa tidak nyaman.

Bagaimanapun juga, wanita itulah yang telah membawa Georgia kembali kemari.

Ia membutuhkan banyak hal dari wanita tersebut, salah satunya adalah pengetahuannya tentang elemen tergelap di dunia ini.

Jefford yang sedari tadi memperhatikan mengernyitkan dahi tidak suka. 

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang