Suara gemericik air yang menetes mengenai lantai batu menggema mengisi pendengaran memberikan sebuah kesan horor yang menggugah mimpi buruk.
Tak peduli siang ataupun malam, yang ia rasakan ditempat itu sama. Gelap, sepi, lembab, dan suara-suara asing yang menggema dikepalanya.
Satu-satunya yang dapat ia lihat dari tempatnya adalah lorong gelap dan basah yang selalu terlihat mencekam.
Itu sudah dua minggu lebih semenjak Osmond menempati sel bawah tanah. Tanpa kesalahan apapun yang diperbuatnya ia diseret oleh pamannya sendiri ke sel tersebut.
Ia masih sangat ingat hari dimana Richard Zachary mengungkapkan kebenaran tentang dirinya.
Hari dimana ia menatap seoarang laki-laki yang sangat mirip dengannya dan mengatakan bahwa dirinya adalah yang asli dan Osmond yang palsu.
Selama ini ia tidak pernah membenci siapapun, atau tepatnya ia selalu menahan diri untuk tidak membenci siapapun.
Bahkan, ejekan Hazelton yang mengatakan bahwa Osmond adalah putra dari seorang p*lac*r selalu Osmond hiraukan.
Ibu tirinya yang selalu mengatakan bahwa Osmond adalah anak terkutuk, selalu ia hiraukan.
Ia tidak ingin kemudian membenci mereka.
Sebagai seorang pangeran ia hidup dengan tenang, tidak meminta apapun bahkan di hari ulangtahunnya.
Ia juga tidak pernah meributkan tentang pendidikan pewaris takhta yang tidak ia terima padahal ia adalah seorang pangeran.
Sama sekali, dalam hidupnya ia sama sekali tidak pernah merasakan rasa benci.
Hingga tempat gelap ini menyambutnya, menghantuinya dan membisikkan kekejaman yang melahirkan dendam dihatinya.
Osmond menoleh menatap bayangan hitam yang meringkuk di samping kakinya.
Sekejap ingatan tentang wajah laki-laki yang mirip dengannya melewati pikirannya.
Osmond yakin hal yang paling mungkin adalah orang itu memiliki hubungan darah dengannya. Karena sihir apapun tidak mungkin bisa mengubah wajah seseorang menjadi orang lain seperti itu.
Belum lagi, yang membawanya adalah Richard, pamannya sendiri.
Osmond menyandarkan badannya di tembok batu yang dingin, ia sudah mulai terbiasa dengan hal itu.
Obor yang Georgia nyalakan beberapa hari yang lalu masih menyala dengan terang, namun tidak cukup terang untuk menerangi lorong gelap itu.
Osmond tengah memikirkan kalimat Georgia tentang seseorang yang akan datang menemuinya saat tiba-tiba asap kemerahan muncul didepan matanya.
Tepat didalam sel nya, Osmond mengerutkan dahi kaget.
Tangannya mengepal karena waspada saat kemudian dari asap kemerahan itu membentuk tubuh manusia.
Begitu melihat asap kemerahan, itu Osmond yakin akan satu hal "Vatillian," gumamnya.
Saat orang itu berbalik dan asap kemerahan mulai menghilang, Osmond dapat melihat wajahnya meskipun tidak cukup jelas karena suasana yang gelap.
"Saya mohon maaf jika membuat Anda kaget, Pangeran," ucapnya.
Ia adalah Faramond Vatillian, putra tertua Duke Jefford, penyihir genius yang banyak menciptakan terobosan baru di dunia sihir, serta sepupunya.
Osmond masih terdiam, meskipun mereka adalah sepupu, Osmond hanya berberapa kali berbincang dengan Faramond.
Karena hubungan mereka tercipta dari Demelza yang posisinya adalah ibu tiri Osmond, jadi mereka tidak cukup dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Winter
Fantasía15 tahun adalah waktu yang Ayrece habiskan tanpa mengetahui siapa dirinya sebenarnya, ia hanya terus berkelana dengan seorang gipsi yang ia panggil bibi. Namun secara tiba-tiba, saat ia datang ke sebuah tempat dimana salju tidak pernah meleleh, ia m...