Bagian 40. 'Berita Dari Ibukota'

98 10 0
                                    

Selama satu minggu terakhir ini di kastil Dantevale terasa cukup ramai, pasalnya beberapa saat yang lalu para pengikut Putri Earlene datang atas panggilannya.

Satu batalion pasukan yang sebagian besar dari pasukan Kerajaan dibawah Sang Putri datang ke Dantevale, kini halaman belakang kastil yang luas sudah menjadi kamp militer para Prajurit itu.

Padahal Althare sudah meminta pada Earlene untuk mengundur kedatangan para pengikutnya karena hal itu bisa memancing kecurigaan lawan.

Bisa saja mereka berpikir bahwa Dantevale bersiap untuk perang, belum lagi akhir-akhir ini Althare terus menerima surat dari guild informasi milik Tortarent yang mengatakan mereka siap membantu.

Di sisi lain Countess terus menekan Althare untuk menolak bantuan dari guild informasinya sendiri.

Kelihatannya ada sedikit perselisihan antara kakak beradik Tortarent itu.

Sedangkan Althare sedang berusaha mencegah pertempuran pecah sekarang, karena mereka belum tahu seberapa kuat lawan mereka saat ini.

Tapi sepertinya Althare harus lebih berusaha jika ia ingin mencegah perang ini, karena siang itu ada sebuah kabar yang sampai ke kastil.

Kabar diangkatnya Georgia Martinez dan Faramond Vatillian menjadi penyihir Istana untuk menggantikan Ceruleon dan Thistle yang saat ini masih berada di Dantevale.

Yang membuat hal ini semakin parah adalah, perkumpulan penyihir Istana menyatakan bahwa Ceruleon dan Thistle telah melakukan pengkhianatan jadi mereka terpaksa mengeluarkan keduanya.

Itu benar-benar pernyataan perang yang cukup terbuka, terutama kepada Earlene, orang yang membawa Ceruleon dan Thistle ke utara.

Di malam yang benar-benar jauh dari kata sunyi itu, Althare duduk di ujung meja panjang. Ia tengah memimpin pertemuan bangsawan utara saat ini.

Para bangsawan yang berada di utara memaksa untuk mengadakan pertemuan ini untuk membahas masalah yang menurut mereka sangat mendesak.

"Yang Mulia Grand Duke, ini sudah sangat keterlaluan, mereka telah melakukan penghinaan !" seru Baron Raveela memulai protesnya.

"Anda seharusnya menjadi salah satu yang mengetahui tentang pelantikan penyihir Istana sebelum mereka benar-benar dilantik."

"Dan juga dengan Yang Mulia Putri tetap disini, itu akan membuat suasana mengeruh Yang Mulia."

"Itu benar, tapi beliau juga dapat menjadi bantuan besar bila ada apa-apa di masa depan."

"Saya berpendapat bahwa perang seharusnya tidak terjadi, tolong pikirkan lagi, Yang Mulia."

"Saya setuju, bisa saja rakyat utara ikut merasakan dampak dari perang yang akan datang."

"Benar Yang Mulia, Anda harus segera mengatakan keberatan Anda kepada Raja."

Para bangsawan itu saling sahut-menyahut membuat ruangan semakin ramai, Althare yang sedari tadi duduk bersandar seraya menyangga kepalanya dengan tangan menoleh kearah kanannya dimana Theodore berdiri.

Theodore yang mengerti maksud Althare mengangguk, kemudian mengangkat pedangnya dan mengetuk satu kali pedang yang masih dalam sarungnya itu ke atas meja pertemuan membuat para bangsawan terdiam tak bersuara.

Althare memperbaiki posisi duduknya "Baiklah para Tuan, tolong dengarkan baik-baik karena Saya tidak akan mengulangi kalimat Saya,

"Raja berada diluar masalah ini, karena seperti yang kita tahu yang memegang tangungjawab atas para penyihir Istana adalah Ibu Suri, jadi tidak akan ada gunanya jika mengadu pada Raja," ucap Althare, kedua tangannya tertaut didepan menandakan bahwa ia sedang sangat serius saat ini.

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang