Bagian 82. 'Gejolak Perang: Makhluk Penjara Bayangan'

53 11 0
                                    

Lorong panjang nan gelap, suara geraman rendah dan lolongan panjang tiada henti, monster berbentuk aneh dengan kemampuan luarbiasa yang terus menerus mendatangi.

Itu yang dihadapi Althare sejak dua jam terakhir, ia seperti terjebak di dalam labirin gelap tanpa ujung.

Monster-monster dengan bentuk aneh yang tidak pernah ia temui menghampiri dari berbagai arah, membuka mulut lebar seolah ingin menelannya mentah-mentah.

Althare melempar kepala monster yang limakali lipat lebih besar daripada kepala orc dewasa kearah monster berbentuk gurita dihadapannya.

Ia mundur dengan cepat saat mendapati monster gurita bermata satu itu marah dan menggerakkan delapan lengannya dengan brutal, ia tidak ingin tersentuh kulit berlendir yang tampaknya beracun itu.

Dengan segera ia mengangkat tangannya, sebuah tombak cahaya yang menerangi lorong panjang itu muncul kemudian melesat dengan cepat mengenai mata si monster.

Monster itu tumbang dengan bunyi khiikk yang menggema. Hitungan Althare sudah berhenti diangka tigapuluh, ia mengira-ngira itu adalah monster ke limapuluh sekian yang telah dihabisinya.

Awalnya, ia sangat yakin bisa bertahan lebih lama di tempat yang gelap itu. Namun, begitu menyadari bahwa tempat itu adalah penjara bayangan, ia menjadi cukup skeptis.

Berkah Ethel yang dimilikinya tidak akan bekerja disana. Itu artinya ia bisa saja kehabisan energi, dan di skenario paling buruk ia bisa mati di tempat itu.

"Dua jam tidak buruk juga," gumam Althare menatap kepala gurita dihadapannya yang mulai melebur.

Begitu satu monster melebur, satu yang lain akan datang. Mereka benar-benar tidak membiarkan Althare bernapas.

Bahkan terkadang mereka datang tanpa mengantre, dua atau tiga akan mengeroyok Althare sembari saling melawan satu sama lain.

Namun, kali ini ada jeda sedikit lebih lama setelah monster terakhir mati. Tidak ada monster lain yang tiba-tiba muncul untuk beberapa saat.

Althare terdiam sembari mengatur napasnya, ini adalah kesempatan bagus untuknya beristirahat karena ia tidak yakin monster gurita itu adalah yang terakhir.

Kratatatatatak

Althare menoleh ke kanan dan kirinya, gelap. Ia mendengar derapan langkah kaki dari kegelapan itu, monster lain.

Langkah kaki yang kemudian terdengar cepat dan ramai itu semakin mendekat. Menyudahi istirahat singkatnya, Althare memasang kuda-kuda siap menyerang.

Namun, suara itu melewatinya begitu saja. Althare menatap lurus kedepan, ia menghela napas dengan kasar.

Dari langkah kakinya, Althare memperkirakan itu adalah makhluk berkaki banyak yang amat sangat besar dan cepat.

Entah kenapa rasanya monster yang dilawannya semakin kuat dan semakin cerdik. Sekarang bahkan monster yang bisa mengelabui.

Althare yakin, ini semua bukanlah makhluk-makkhluk dari dunia yang ia kenal. Semua makhluk itu terlihat asing.

Hei pria suci..

Buka mata indahmu dan ayo cari aku..

Aku berada disini, atau mungkin disana..

Cari aku, ayo bermain bersamaku..

Althare mengernyit, itu adalah suara nyanyian dari seorang wanita. Dengan demikian ia menjadi cukup yakin, yang akan dihadapinya kali ini bukanlah monster.

"Pria suci ya," gumam Althare.

Hanya Demelza lah satu-satunya orang yang menjulukinya demikian. 

Benar, ia satu-satunya orang. Karena sisanya, adalah para iblis.

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang