Bagian 61. 'Prediksi Gelap Si Maha Tahu'

59 9 0
                                    

Bagian Timur Brechordon,

Wilayah Kekuasaan Tortarent.

Sama hal nya di keempat wilayah lain, wilayah kekuasaan Count Tortarent juga dikelilingi dengan pembicaraan mengenai konflik kerajaan.

Meskipun konflik yang berlangsung tidak menghalangi perdagangan dan distribusi dari pelabuhan Tortarent, semua warga sipil mengkhawatirkan akan meletusnya perang.

Semua warga di setiap sudut kerajaan mengkhawatirkan tentang hal tersebut.

Sama sekali tidak ada yang mengunjungi Ibukota saat ini, semua orang mendengar kabar bahwa suasana di Ibukota sangat tidak kondusif.

Banyak prajurit Ruzellaim yang berpatroli di sekitar rumah-rumah penduduk. Bahkan para penghuni Ibukota tidak begitu mengerti tujuan dari patroli tersebut.

Kuil Arthemia di Tortarent, yang merupakan satu-satunya kuil suci di Brechordon menjadi sangat ramai.

Banyak sekali penduduk yang datang dan berdoa untuk keselamatan mereka maupun negeri ini.

Utusan dewi yang tidak begitu banyak pun menjadi lebih kerepotan karenanya.

"Mohon maaf karena terlambat Tuan, banyak sekali jemaat yang hadir siang ini,"

Hagan Tortarent, adik dari Letticia Tortarent itu mengangkat wajahnya menatap kepala utusan dewi yang sudah satu jam ditunggunya itu.

Ia sudah mengira-ngira akan menunggu lama begitu meminta untuk bertemu dengan sang utusan.

"Lucius Roen, Tuan, kita sudah beberapa kali bertemu," ucap utusan itu masih berdiri.

Hagan mengangguk kecil seraya memberikan gestur agar Lucius segera duduk.

"Tentang orang yang Saya titipkan," Hagan memulai topiknya, namun belum usai kalimatnya Lucius melempar tersenyum dan mengangguk.

"Beberapa utusan sempat menolak, namun Saya sudah meyakinkan mereka,"

Hagan mengangguk mengerti, sebenarnya ia merasa tidak enak karena harus menyusahkan pihak kuil.

Bukan melebih-lebihkan, tetapi orang yang dititipkannya kepada kuil adalah orang yang seharusnya tidak berada di kuil.

Satu hari yang lalu, Hagan dikejutkan dengan datangnya dua orang yang benar-benar tidak terduga.

Ia adalah Faramond Vatillian dan Pangeran Osmond.

Satu orang penyihir gelap dan satu orang dengan elemen bayangan yang belum dapat dikendalikan.

Keduanya adalah mereka yang bisa dibilang tidak seharusnya berada di kuil suci.

Hagan sendiri sudah sangat tahu posisi Faramond dan Osmond saat ini, lebih dari diri mereka sendiri.

Ia sangat mengerti situasi Ibukota saat ini, keadaan ketiga keluarga bangsawan besar lain, dan apa yang terjadi di dalam Istana.

Ia menjadi salah satu orang yang mengetahui banyak hal, sebagai ketua dari guild informasi besar.

Namun di tengah panasnya konflik di negeri ini, Hagan tetap diam memperhatikan.

Itu adalah perintah dari kakaknya sendiri, Letticia meminta agar Hagan tidak ikut campur kedalam perang ini.

Ia harus menolak permintaan informasi dari pihak Vatillian dan dengan adil juga menolak perminataan informasi dari Dantevale.

Bahkan, Letticia harus menggerakkan pasukan pengintainya sendiri untuk Dantevale meskipun ia memiliki guild informasi dibawah serikat dagangnya.

"Saya masih ingat Anda mengambil sumpah di kuil bersama Countess."

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang