Bagian 23. 'Berita Besar Yang Mengguncang Brechordon'

164 12 0
                                    

Bagian Timur Barden,

Mansion Vatillian

Pagi itu setelah pesta pembukaan festival pendirian Kerajaan selesai, berita tentang berakhirnya invasi monster di Utara menyebar luas dan kemudian merembet keluar ibukota memenuhi seluruh Kerajaan. 

Seluruh sudut Kerajaan tengah membahas tentang berakhirnya invasi monster saat ini, topik itu menjadi berita hangat mulai dari rakyat kecil sampai para bangsawan Brechordon. 

Begitu pula di Mansion Vatillian yang terletak di bagian timur ibukota, mereka mendapat berita lebih dulu karena seorang mata-mata.

Duke Jefford berdiri didepan sebuah pintu besar berwarna hitam, disampingnya putra pertamanya Faramond Vatillian berdiri terlihat gugup. 

"Beliau tidak akan suka jika kau gugup seperti itu, tundukkan saja kepalamu dan minta maaf untuk kesalahan ini lalu katakan kau akan melakukannya dengan lebih baik kedepannya" ucap Jefford menyadari Faramond yang meremas-remas tangannya karena gugup. 

Mendengar tuturan Ayahnya itu Faramond hanya mengangguk.

Beberapa saat lalu setelah pesta pembukaan festival pembentukan Kerajaan, berita tentang berakhirnya invasi monster menyebar luas dengan sekejap di seluruh Ibukota. 

Faramond yang sedari petang sibuk melakukan pesta miras dengan beberapa teman di rumah hiburan mendengar berita itu di pagi hari dengan keadaan mabuk. 

Jika saja penyihir yang memimpin rencana besar itu bukan dirinya ia tidak akan berdiri di depan pintu kamar orang itu seperti menunggu kematiannya datang begini.

Padahal semua hal itu bukan kehendaknya, ia hanya melaksanakan perintah yang seperti paksaan untuknya itu.

Faramond menegapkan badannya saat pintu dihadapannya dibuka dan beberapa pelayan keluar dari dalam ruangan itu mendorong kereta makan super besar dengan bau amis dimana-mana. 

Jefford dan Faramond melangkah memasuki ruangan minim cahaya itu, bau bunga mawar bercampur amis menyeruak ke hidung keduanya saat mereka sudah berada di dalam ruangan itu.

Mereka berdiri menatap seorang wanita yang duduk di kursi goyangnya menatap lukisan besar dihadapannya, hanya suara kursi goyang yang terdengar di setiap sisi ruangan. 

Lukisan seorang wanita dengan rambut perak dan warna mata kehijauan yang indah itu terlihat lusuh disana-sini terciprat cairan merah yang masih basah. 

Faramond melirik seorang disebelah wanita itu, ia memakai jubah bertudung sehingga ia tidak mengetahui siapa orang itu yang bisa ia lihat adalah dua buah cincin dari gading hewan mistis bernama Rumwoth yang hanya hidup di tanah suci milik Ethel, kedua cincin itu dipakainya di kedua jari telunjuknya di masing-masing tangan.

Energi suci dari gading itu bercampur dengan sihir gelap cukup kuat yang entah datang darimana.

"Percuma ya" ucap wanita di kursi goyang dengan suara seraknya. Perhatian Faramond teralihkan, dengan susah payah wanita itu berdiri dibantu oleh pria berjubah. 

Mata merahnya menatap tajam kearah Jefford dan Faramond terasa begitu menusuk. 

"Padahal sudah kubantu, ternyata percuma saja" ucapnya, ia melangkah mendekati Faramond yang menundukkan wajahnya sesuai perintah Ayahnya. 

Wanita itu menyentuh pipi Faramond lalu menepuknya pelan dengan telapak tangannya, Faramond memejamkan matanya membuat wanita itu menepuk pipinya lebih keras berkali-kali.

"Ini bukan hanya kesalahannya ibu, kami tidak mengira kalau Dantevale memiliki kekuatan sebesar itu" ucap Jefford membuat wanita itu menghentikan tangannya dan mengalihkan pandangannya ke Jefford. 

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang