Chapter 3

1.1K 82 3
                                    

Keesokan harinya, sepagi mungkin Nino mempersiapkan dirinya untuk memberikan kejutan untuk kekasihnya.  Ia berencana untuk menjemputnya ke kampus, bahkan kalo bisa di depan kelasnya lalu mengajaknya ke suatu tempat yang sudah ia reservasi sehari sebelumnya.

Tepat pada pukul 09.00 WIB, ia langsung berangkat menuju kampus kekasihnya itu dan tak lupa pula ia mampir ke sebuah florist dan membelikan sebucket mawar merah untuk Nay, kekasihnya.

Sesampainya di pelataran parkir, Nino mematut dirinya terlebih dahulu di kaca spionnya. Lalu baru beranjak keluar setelah ia rasa bahwa tak ada yang salah dengan penampilannya. Ia pun berjalan menyusuri pelataran parkir hingga menemukan sebuah lift di sebelah ruangan yang entah untuk apa fungsinya tepat di sebelahnya.

Sementara menunggu lift terbuka, derap langkah dua pasang sepatu mengganggu indera pendengarannya samar samar ia pun mendengar percakapan diantara dua manusia yang sedang berjalan ke arahnya di belakangnya.

"Ya besok kan Sabtu, gimana kalo kita nonton aja ?" Tanya seorang perempuan dengan suara agak sedikit cempreng bertanya pada sosok perempuan satunya yang sedang berjalan bersamanya

"Nanti deh aku izin dulu sama papa mama, kamu tau kan gimana kolotnya mereka ? Tapi emang kita mau nonton sama siapa aja ?" Tanya seorang perempuan dengan suara agak sedikit berat namun terdengar manja dan amat sangat sopan masuk dalam indera pendengaran Nino dan cukup mengusiknya hingga ia merasa ingin menengok untuk melihat siapa pemilik suara itu

"Kita aja berdua" jawab si pemilik suara cempreng berusaha meyakinkan

Tak lama pintu lift sukses terbuka, Nino pun segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift dan berusaha untuk segera memencet tombolnya. Ia tak sabar untuk segera bertemu dengan kekasihnya.

"Tunggu !" Ujar perempuan bersuara sedikit berat ke arah Nino yang sedang terpaku melihat kedua wanita yang berada di hadapannya.

Nino pun langsung menahan pintu lift agar tidak langsung tertutup dan mempersilahkan keduanya masuk.

"Makasih" ujar perempuan bersuara sedikit berat itu sambil tersenyum kepada Nino membuat ia sedikit gugup dan hanya membalas senyuman ala kadarnya

Kedua wanita itu nampak sedikit canggung dengan keberadaan Nino yang menempatkan diri di belakang tubuh mereka berdua. Namun, jari jemari mereka sebenarnya saling bertautan dan cara mereka saling memandang pun cukup membuat Nino bingung meskipun ia bersikap dingin dan biasa saja.

"Gila sih di kampus elite begini juga ada aja lesbian yang terang terangan" batin Nino dalam hati

Setelah sampai di lantai 2, Nino dan wanita bersuara sedikit berat itu segera keluar dari lift sedangkan wanita satunya yang bersuara cempreng sudah lebih dulu keluar dari lift di lantai 1 dengan cara perpisahan yang cukup menggelikan menurut Nino. Namun sekali lagi, ia berusaha tetap bersikap dingin dan cuek cuek saja.

"Misi, mau nanya boleh ?" tanya Nino kemudian kepada si perempuan bersuara sedikit berat yang sedang berjalan pelan di hadapannya

Perempuan itu pun menoleh dan membetulkan sedikit letak kacamatanya.

"Iya, kenapa ?" Tanya perempuan bersuara sedikit berat itu balik

Deg
Tiba tiba Nino merasa jantungnya berdegup lebih kencang pada saat tatapannya beradu dengan perempuan yang bersuara sedikit berat itu.

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang