Chapter 29 (18++)

1.6K 87 8
                                    

Warning !

Chapter ini mengandung adegan 18++
Jika pembaca merasa tak nyaman, bisa langsung di skip saja.
Dan jika merasa belum cukup umur untuk membaca chapter ini, silahkan di skip.

Terima kasih.

***

Keesokan paginya, Nino terbangun lebih awal dari biasanya. Ia menggeliat malas lalu melirik ke arah Tarra yang masih terlelap disebelahnya.

Nino tersenyum melihat Tarra yang masih mendengkur halus dengan mata terpejam. Ia bersyukur memiliki sahabat seperti Tarra yang selalu menemaninya dalam keadaan apapun.

Bahkan selain dengan Tere, Tarra lah yang membuat dirinya menjadi dirinya sendiri ketika bersamanya. Bukan Nino yang selalu jaga image dan bersikap dingin ketika berada di kantor.

Ia pun mengambil ponselnya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk menuntaskan hajat paginya sembari mendengarkan lagu berjudul I'm only me when i'm with you milik Taylor Swift yang menggambarkan tentang persahabatannya dengan Tarra.

Ia merenung di dalam kamar mandi sembari menyesap sebatang rokok yang diapit di jarinya. Asap dari rokok yang dibakarnya mengepul lalu keluar melalui jendela kecil yang berada diatas kepalanya.

Tak lama kemudian, pintu kamar mandi diketuk dengan tergesa gesa membuat Nino terganggu dengan aktifitasnya.

"No, buruan dong !" Seru Tarra dengan suara tertahan sembari mengetuk ngetuk pintu kamar mandi dengan tidak sabar

"Bentar, lagi boker" jawab Nino sembari mem-pause lagu yang sedang di dengarkannya dengan menggunakan airpods  di kedua telinganya

"Buruan anjir jangan pake bengong dulu, gue ga tahan ini" ucap Tarra dengan suara yang bergetar

"Sabar sih bentar" jawab Nino sekenanya

"No, sumpah gue kebelet banget ini udah diujung tanduk.. ntar gue cepirit kalo lu ga buru buru buka pintunya !" Seru Tarra lagi dengan panik

Mendengar itu, Nino pun buru buru menuntaskan urusannya dan langsung membuka pintu dengan tergesa gesa. Begitu pula Tarra yang langsung menerobos masuk saat mendengar pintu kamar mandi dibuka oleh Nino.

Setelah beberapa saat, tawa Nino pun meledak mendengar rentetan bunyi yang keluar dari saluran pembuangan Tarra. Ia terkentut kentut sekencang kencangnya membuat Nino benar benar tertawa geli mendengarnya.

"Tarr, lu lagi buang hajat atau lagi buang bom Hiroshima dan Nagasaki sih ?" Tanya Nino sembari tertawa

"Diem lu ah, gue lagi mules banget ini ! Makanya gue boker dengan kecepatan cahaya" jawab Tarra ngasal malah semakin membuat Nino tertawa

"Ya udah lu lanjut dulu deh, habis itu lu mandi ya.. tolong jemput kak Tasya" ujar Nino sembari mengotak atik ponselnya

"Ya" jawab Tarra singkat

Tarra pun kembali melanjutkan aktifitasnya sedangkan Nino berjalan menuju sofa dan langsung merebahkan diri disana. Ia baru teringat dengan vespa yang dibelinya, lalu ia pun menelfon Jaka sang pemilik dealer tempatnya membeli vespa yang dinamainya Vepi.

"Halo, selamat pagi nona.. ada yang bisa saya bantu ?" Sapa Jaka dengan ramah di ujung telfon sana

"Pagi, gimana surat surat Vepi ? Maksud saya, vespa saya ?" Tanya Nino langsung tanpa banyak berbasa basi lagi

"Sudah selesai, nona.. nanti siang saya antar ke apartemen anda" jawab Jaka membuat senyum Nino merekah karena mendapatkan kabar baik sepagi ini

"Saya tunggu jam 10 ya, soalnya saya mau pake" perintah Nino

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang