Chapter 49 (18++)

1.3K 59 0
                                    

Warning !

Chapter ini mengandung adegan 18++
Jika pembaca merasa tak nyaman, bisa langsung di skip saja.
Dan jika merasa belum cukup umur untuk membaca chapter ini, silahkan di skip.

Terima kasih.

***

Tere mengusap rambut pendek Nino, lalu mencium pipinya sementara Nino tengah menenggelamkan wajahnya di pinggul Tere dengan tangannya melingkar di perutnya.

"Sayang.." panggil Tere dengan mesra

Nino pun menoleh lalu mendongakkan wajahnya. Tere pun menunduk untuk meraih bibir tipis milik kekasihnya itu. Ia pun menciumnya dan menghisap bibir bawah milik Nino dan lidahnya mulai bergerilya mengabsen di dalam mulut Nino. Sementara itu Nino menekan leher belakang Tere untuk memberikan akses pada Tere supaya memperdalam lagi ciumannya.

Tere melepaskan ciumannya untuk menghirup oksigen sejenak. Lalu menepuk perutnya, memberi isyarat agar Nino bangun dari rebahannya dan pindah ke perutnya. Tere pun jadi lebih leluasa menciumi kekasihnya itu.

Nino pun mengikuti perintah Tere, dengan pindah ke perut Tere namun bertumpu pada kedua lututnya. Ia sadar diri meskipun badannya kecil, namun tulang tulangnya sangatlah berat. Ia tak mau membuat sang kekasih sesak nafas karena perutnya ditindih olehnya.

Tere dan Nino kini saling menatap dalam diam, Tere menyentuh pipi Nino sembari matanya terus menatap Nino yang telah balik menatapnya.

"Paha kamu lagi sakit, ayang" ujar Nino sembari menatap Tere dengan mata sayunya

"Take it or leave it ?" Tantang Tere sembari mengigit kecil bibir bawahnya

Tak perlu pikir panjang lagi, Nino pun langsung menarik tengkuk Tere dan mencium bibirnya. Ia melumat dan memperdalam ciumannya dengan ganas.

Sementara itu, tangannya sudah menelisik ke dalam kaos yang dikenakan oleh Tere dan menyentuh kulit Tere membuat tubuhnya meremang.

"Mmpphhh" desahan tertahan dari mulut Tere karena bibirnya sedang berciuman dengan Nino

Ciuman panas mereka pun terjeda sesaat setelah Nino melepaskan kaos yang Tere kenakan. Lalu ia melumat lagi bibir kekasihnya dan kali ini ia menyusuri rahang dan kemudian turun ke leher.

Tere mendongakkan kepalanya agar memberi akses pada Nino untuk menciumi lehernya.

"Emmhhh.. a-yaang" desahan kecil lolos dari mulut Tere dengan mata yang terpejam menikmati setiap sentuhan dari kekasihnya

Nino pun memundurkan tubuhnya, lalu ia mencium payudara sintal milik Tere secara bergantian. Sesekali ia menghisapnya sehingga Tere menggelinjang geli karena perlakuannya. Tere pun menekan kepala Nino agar tetap disana, menghisap payudaranya secara bergilir sembari sesekali meremasnya pelan.

"A-yaang aaah" desah Tere lagi

Area sensitifnya semakin basah dan gatal karena rangsangan rangsangan yang diberikan oleh Nino ditubuh bagian atasnya. Nino pun meraba area sensitif Tere yang masih tertutup oleh celana pendek dan juga benda berbentuk segitiga yang menghalanginya. Pelan pelan Nino menarik celana pendek milik Tere hingga Tere harus mengangkat sedikit pinggulnya supaya celana itu bisa terlepas dan Nino pun membuangnya asal.

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang