"Iya Ter ?" Tanya Nino dengan sangat antusias menerima panggilan telfon dari Tere
"Kok Ter ?" Tanya Tere kemudian
"Hah ? Ini Tere kan ?" Tanya Nino gelagapan sembari sesekali melihat layar ponselnya karena ia takut salah sambung
Tere terkekeh mendengar Nino yang gelagapan karena ulahnya.
"Iya sayang, ini aku Tere.. ya biasanya juga kamu manggil aku ayang, kok sekarang Tar Ter Tar Ter aja" jawab Tere sembari memencet tombol kamera di layar ponselnya
Nino pun langsung menerima permintaan video call dari Tere, lalu ia tak bisa lagi menahan senyumannya saat melihat Tere yang tengah menatapnya dari layar ponselnya.
"Aku takut ada yang marah Ter, kalo manggil kamu ayang ayang lagi.. lagi pula kan kita udah selesai, kamu sendiri yang minta kan ?" Tanya Nino langsung pada intinya
"Kan kamu tau masalahnya apa ? Kamu kan tau papaku kayak gimana responnya waktu tau kamu itu sebenernya pacar aku ? Kamu tau sekolot apa keluarga aku ? Dan mereka itu ga mungkin bisa nerima kita" ujar Tere sembari menatap lekat Nino yang wajahnya tertera pada layar ponselnya
"Tapi Cornell ? Kayaknya dia gampang banget dapet restu dari kedua orangtua kamu Ter, bahkan mungkin wajahnya ga akan sanggup mereka sentuh sekalipun Cornell melakukan kesalahan sebesar apapun" balas Nino sembari sesekali mengedarkan pandangannya
"Yang papa dan mama tau kan aku sama Cornell cuma sahabatan semenjak aku ngajar di kampus, papa dan mamaku juga ga tau kalo Cornell sebenernya lagi gencar gencarnya deketin aku saat ini.. kalo mereka tahu, aku juga yakin responnya akan tetap sama" ujar Tere dengan tenang sementara Nino sudah menatapnya dengan dingin
Nino pun diam, ia seolah kehabisan kata untuk mendebat Tere karena apa yang diucapkan Tere memang benar. Kedua orangtua Tere tak pernah tahu jika Cornell mendekati Tere bukan sekedar sebagai seorang sahabat, bahkan keduanya mungkin saja akan berpacaran jika saat itu Tere tidak bertemu dengannya.
"Kok diem ?" Tanya Tere kemudian membuyarkan lamunan Nino
"Ga, gapapa Ter.. gapapa, jadi hubungan kamu sama si Cornell itu gimana sekarang ?" Tanya Nino lagi untuk mengalihkan pembicaraan yang memicu perdebatan seperti tadi
"Aku sama Cornell ga ada hubungan lebih dari sekedar temen dan rekan kerja, dan itu ga pernah berubah dari dulu.. aku cuma sayangnya sama kamu no" lirih Tere sembari menundukkan wajahnya
Nino pun hanya bisa diam, ia bingung menghadapi situasi seperti ini. Disatu sisi, ia menginginkan Tere nya tapi disisi lain sudah pasti ia memikirkan bagaimana Tasya dan Nuno tahu jika ia kembali bersama dengan seseorang yang papanya hampir membuatnya mati.
"Aku juga cuma sayang sama kamu Ter, tapi dengan teganya kamu buang aku gitu aja di depan kedua orangtua kamu sedangkan aku lagi perjuangin kamu.. perjuangin hubungan kita" ucap Nino sembari menundukkan kepalanya
"Aku kan udah jelasin ke kamu, posisi aku juga terjepit saat itu.. harusnya kamu ga memaksa untuk papa bisa langsung nerima kamu.. tapi kamu malah maksain diri, aku juga bisa apa saat itu ? Aku bisa apa kalo papa bilang bakalan nyakitin Arunika sedangkan aku tahu gimana sayangnya kamu sama Arunika ?" Ujar Tere sembari berusaha menyunggingkan senyumnya
Keduanya pun sempat hening beberapa saat, sampai akhirnya Tere menyudahi panggilan telfonnya karena sang mama yang bolak balik ke dalam kamarnya dengan berbagai macam alasan.
"Besok ketemu di Gano's ya pas makan siang ? Aku ga bisa lama lama telfonan sama kamu, daritadi mama bolak balik aja entah mau cek aku atau emang dia ada yang mau diomongin" ujar Tere menyudahi percakapan
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Sunshine?
FanfictionNino adalah seorang putri konglomerat yang akhirnya jatuh cinta kepada Tere, sang dosen yang mengajar di kampus Nay kekasihnya