Keesokan harinya, Sabtu pagi yang sudah tentu menjadi hari libur untuk Tere dan juga Nino. Rencananya Tere akan bangun lebih siang dari biasanya sebelum ia pulang ke rumah. Karena jika sudah di rumah, ia tak bisa beristirahat sama sekali karena kedua orangtuanya biasanya mengajaknya keluar untuk sekedar ngopi atau makan siang atau makan malam bersama.
Namun, pagi itu pintu kamar Tere diketuk. Entah siapa yang bertamu padanya sepagi ini. Tere pun bangun dan melangkahkan kakinya dengan malas menuju pintu untuk membukanya.
"Good morning" sapa Cornell kemudian saat Tere membuka pintu kamar kostnya
"Morning, kamu ngapain disini ?" Tanya Tere kemudian yang langsung mengerjap ngerjapkan matanya melihat Cornell yang tiba tiba ada di depan pintu kamar kostnya
"Aku sengaja, mau ngajakin kamu jalan sih sebenernya" jawab Cornell kemudian sembari menundukkan kepalanya
"Ini kan Sabtu Nell, aku juga bakalan pulang ke rumah" ujar Tere sembari mengikat rambutnya tanpa sadar, sehingga Cornell pun dapat melihat dua tanda kemerahan di leher Tere
"Aku udah telfon mama kamu, aku minta izin buat ajakin kamu jalan padahal.. jadi nanti papa kamu ga jemput" jawab Cornell lagi sembari memicingkan mata memastikan dua buah tanda di leher Tere itu
"Kamu ngapain telfon mamaku ?" Tanya Tere yang mulai tak nyaman dengan apa yang Cornell lakukan, bahkan itu terkesan lancang dimata Tere sekarang
"Ya aku mau ngajak kamu jalan, makanya aku minta izin sama mama kamu biar papa kamu ga jemput kamu kesini" jawab Cornell
Nino yang terusik dengan perdebatan di depan pintu kamarnya, langsung menggeliat malas dan beranjak menuju pintu kamar.
"Ayang, ada apa sih pagi pagi udah ribut aja ? Ini kan Sabtu" seloroh Nino dengan mata yang setengah terpejam, ia tak tahu bahwa yang berdebat dengan kekasihnya sepagi itu adalah Cornell, musuh bebuyutannya
Tere dan Cornell serempak menoleh ke arah Nino. Cornell pun paham akhirnya tentang dia tanda kemerahan yang ada di leher Tere.
"Kamu masuk gih, masih pagi.. tidur aja lagi" ucap Tere
Ia tak mau Nino sadar bahwa dihadapannya adalah Cornell. Ia tak mau ada keributan ditempat kostnya terlebih karena Cornell merasa tak terima dengan adanya Nino di dalam kamarnya yang sudah pasti ia akan berpikir macam macam.
Tapi Nino sadar dengan ucapan Tere seolah menyuruhnya masuk untuk menghindari sesuatu. Karena sebelumnya matanya masih setengah terpejam, ia tak sadar bahwa dihadapannya itu Cornell. Ia pun dengan sengaja mencium pipi Tere, lalu masuk kembali ke dalam kamar.
"Oh jadi kamu nolak aku antar pulang karena dia ? Udah ngapain aja kamu sama dia ? Did you do it ?" Cecar Cornell kemudian
"Apaan sih ? Udah sana kamu pergi, udah jelas kan Nell.. aku punya dia yang bisa lebih menghargai keberadaanku bahkan lebih mencintaiku dari dirinya sendiri" ucap Tere sambil menatap tajam Cornell yang sedang berdiri dihadapannya
"Aku ga nyangka sih kamu jadi semurahan itu" ucap Cornell sembari mengepalkan tangannya
Plaaak
Sebuah tamparan pun mendarat sempurna di pipi kanan kiri Cornell membuatnya sedikit shock sekarang.
"Lebih baik sekarang kamu pergi sebelum aku panggil satpam" ancam Tere
"Dasar pelacur !" Hardik Cornell kemudian, ia pun membalikkan tubuhnya dengan marah dan langsung pergi begitu saja
Tere pun langsung menutup pintu dan menguncinya. Ia langsung mendekati Nino yang sedang duduk diatas tempat tidur sambil bersandar pada headboard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Sunshine?
FanfictionNino adalah seorang putri konglomerat yang akhirnya jatuh cinta kepada Tere, sang dosen yang mengajar di kampus Nay kekasihnya