Chapter 31

714 67 11
                                    

"Ayang, kamu pulang ke kost atau ke rumah ?" Tanya Nino dengan raut wajah serius sembari memberikan helm pada Tere yang sudah siap akan menaiki motornya

"Kost lah, aku capek.. kenapa sayang ?" jawab Tere sembari memakaikan helm dikepalanya

"Kamu capek banget emang ?" Tanya Nino kemudian yang kemudian dijawab anggukan kepala oleh Tere

"Aku tadinya mau minta tolong, ada masalah soal kak Tasya sama Tarra.. maksud aku tolong kamu ajak ngobrol kak Tasya gitu.. siapa tau kalo sama kamu dia mau terbuka" ujar Nino sembari mengetuk ngetuk pelan speedometer yang ada di hadapannya

"Loh mereka padahal keliatan adem ayem aja selama ini, aku pikir mereka ga akan ada masalah apa apa" ucap Tere sembari mengerenyitkan dahinya

"Tarra tuh sifatnya kayak aku tapi lebih banyak diemnya dia sih, jadi kalo ga terdesak banget dia ga akan ngomong apa yang dia rasain.. sekarang Tarra ngilang, seharian tadi aku coba telfon tapi nomornya ga aktif" jelas Nino

"Ya udah mending kita ke tempat kak Tasya aja, dia pasti butuh temen buat cerita.. kamu juga jadi adiknya gimana sih, bukannya nemenin kakaknya malah pacaran aja" seloroh Tere sembari memukul pelan bahu Nino

"Kan pacarannya juga sama kamu" ucap Nino sembari terkekeh

Tere pun segera naik ke motor sehingga Nino pun menyegerakan diri untuk membawa Tere menemui sang kakak.

Nino melesat kilat menuju apartemen sang kakak, dalam hatinya ia pun khawatir dengan keadaan sang kakak yang sedang kalut saat ini. Sepanjang perjalanan, Tere hanya memeluk Nino sebagai bentuk perhatiannya terhadap sang kekasih yang nampak kalut dengan masalah yang menimpa kakaknya.

Sesampainya di unit apartemen Tasya, Nino langsung membawa Tere masuk ke dalam kamar Tasya. Tasya terlihat tengah duduk di dalam kamarnya. Ia nampak lebih senang menyendiri sekarang.

"Kak, nih ada Tere datang" ujar Nino sembari membuka pintu kamar sang kakak

Tere pun melangkah masuk ke dalam kamar Tasya sementara Nino lebih memilih untuk pergi ke balkon dan menghisap sebatang rokok disana.

"Kak Tasya, halooo" sapa Tere sambil duduk dihadapan Tasya

Tasya hanya tersenyum, matanya sembab bukan kepalang. Sudah tentu ia habis menangis terus terusan karena sedaritadi meninggalkan apartemennya, Tarra menghilang. Nomor ponselnya tak lagi aktif, bahkan semua sosmednya tiba tiba menghilang.

"Kak Tasya, udah makan ?" Tanya Tere dengan lembut

Tasya hanya menggeleng lemah, sekarang suhu badannya pun meningkat. Ia demam.

"Aku sudah pesan makanan pas tadi di jalan, aku pikir kakak belum makan.. nanti makan dulu ya ? Sedikit aja biar perutnya terisi" ujar Tere sembari mengelus lengan Tasya, mencoba memberikan semangat dan dukungan disana

Tasya tersenyum, dia menggerakkan bibirnya mengucapkan terima kasih namun suaranya nyaris tak terdengar sama sekali. Tere pun membalasnya dengan senyum dan menganggukkan kepalanya.

"Bentar ya kak, aku suruh Nino ambilin makanannya dulu dibawah" ujar Tere

Lalu ia pun keluar dari kamar Tasya dan mendapati kekasihnya sedang duduk di balkon ditemani dengan sebatang rokok yang sedang dinikmatinya.

Tere pun memeluk tubuh kekasihnya dari belakang dan mengambil rokok yang sedang dihisapnya. Lalu ia pun mematikan rokok itu dan langsung mencium pipi Nino dengan lembut.

"Ayang, tolong banget kamu tinggalin kebiasaan buruk kamu ya ? Aku ga mau nanti kamu sakit.. udah pola makan kamu salah, cara makan kamu juga salah, gula sekarang rokok.. kalo kamu sayang sama aku, kamu harus bisa juga sayang sama diri kamu sendiri" tegur Tere pelan

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang