1 Minggu telah berlalu, kini waktunya Nino bangkit dari keterpurukannya. Selama seminggu penuh, ia hanya mengurung diri di kamarnya tanpa melakukan apapun.
Pekerjaan di kantor pun kian menumpuk karena ditinggal oleh sang pemilik tahta begitu saja.
Pagi itu, ia langsung mempersiapkan dirinya untuk kembali ke kantor. Kembali ke kehidupan nyata bahwa kini ia tak lagi bersama Nay. Ia mematut dirinya di cermin lalu memejamkan matanya sejenak dan menghela nafas.
Setelah menemukan potret sempurna dari dirinya melalui cermin, ia pun segera membuka pintu kamar yang disambut dengan wajah melongo Tasya, sang kakak.
"Kenapa kak ?" Tanya Nino heran
"Hah ? Gapapa" ujar Tasya gelagapan
"Lu ngapain disini ? Ga sarapan ?" Tanya Nino kemudian
"Iya ini mau kok, gue pikir lu belum bangun" ujar Tasya gelagapan
"Ya udah ayo bareng" ajak Nino seolah tak terjadi apa apa dalam hidupnya selama seminggu kemarin
Nino pun menggamit lengan Tasya dan membawanya ke meja makan. Wajahnya nampak datar saat bertatap wajah dengan Nuno, ayahnya.
"Sudah membaik ?" Tanya Nuno kemudian mengenyahkan keheningan yang tercipta pada saat itu
"Ya" jawab Nino singkat
"Kabar kamu sama Nay gimana ?" Pancing Nuno yang kemudian membuat Nino kehilangan selera makannya tiba tiba
Nino hanya diam dan berusaha tetap fokus untuk menghabiskan semangkuk sereal dengan susu coklat favoritnya. Tasya hanya melirik takut takut kepada Nino karena jujur saja tatapan dingin sang adik terlalu menyeramkan baginya.
"Dua hari yang lalu, Nay kesini tapi saya pikir kamu sedang tak mau diganggu.. jadi dia juga hanya ngobrol aja sama saya" ujar Nuno tanpa dosa
Tasya pun membelalakkan matanya, ia tak tahu menahu soal kedatangan Anaya Sahulteru ke kediaman keluarganya saat itu. Bahkan ayahnya baru menceritakannya pagi ini tentu saja ia terkejut. Sedangkan Nino sudah mulai melirik padanya seakan meminta konfirmasi berita itu.
"Kok ayah ga kasih tau aku ?" Tanya Tasya kemudian
"Nay kesini juga cuma mau kasih tau, dia mau pamit kalo hari ini dia bakalan pergi.. dia akan ke Houston" ujar Nuno membuat kedua putrinya terkejut bukan kepalang
Nino pun segera menyudahi sarapannya, lalu ia mengajak sang kakak untuk ikut bersamanya.
"Ayo kak" ujar Nino sambil menarik lengan Tasya
"Kemana ?" Tanya Tasya kebingungan
"Ayo ikut, kita ke rumah Nay.. mumpung masih pagi" ujar Nino tak sabar
Tasya pun langsung mengerti maksud dari ajakan adiknya, ia langsung menyudahi sarapannya dan mengekor sang adik untuk pergi ke garasi.
Tanpa basa basi lagi, ia mengeluarkan mini cabrio kesayangannya dan langsung tancap gas menuju kediaman Nay.
*
Sesampainya Nino dan Tasya, ia hanya berdiam diri di halaman rumah sang mantan kekasih. Ia tak mau merusak momen yang berada di hadapannya. Namun sepertinya Nay tak menyadari keberadaan Nino dengan mini cabrio-nya.
Nay berpamitan dengan kedua orangtuanya, memeluk erat mereka berdua dan ditemani oleh seorang laki laki bertubuh tinggi dan lumayan atletis di sampingnya. Mereka nampak serasi. Setidaknya itulah yang ada di benak seorang Nina Bastara Tjahjono melihat mantan kekasihnya bersama laki laki lain dan mereka nampak begitu serasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Sunshine?
FanfictionNino adalah seorang putri konglomerat yang akhirnya jatuh cinta kepada Tere, sang dosen yang mengajar di kampus Nay kekasihnya