Jihane saat ini dihadapkan dengan situasi yang sulit. Ia tengah berdiri di hadapan Aghni yang lagi lagi tertangkap basah menggunakan narkotika jenis sabu, ia tak sendiri. Kali ini ia bersama teman satu agencynya, Taskya.
"Jihane ?" Panggil Aghni tak percaya, kini ia dipergoki lagi oleh Jihane, kekasihnya
Namun Jihane tak mau banyak berbicara, ia sudah dititik lelahnya sehingga ia memilih untuk diam saja. Tak ada lagi tatapan tajam, tak ada lagi rentetan ocehan yang keluar dari mulut seorang Jihane Almira. Ia hanya diam memandang Aghni dengan wajah yang datar.
Aghni langsung menghampiri Jihane yang tengah diam saja memandanginya. Kali ini tak ada emosi darinya justru membuat Aghni menjadi ciut. Jihane biasanya bawel dan selalu menuntut, tapi Jihane dihadapannya ini sungguh sangat berbeda.
"Ji, maafin aku" ucap Aghni dengan pelan sembari menggenggam tangan Jihane
Jihane hanya tersenyum lalu menoleh ke arah Aghni, Jihane lalu menyentuh pipi Aghni dengan lembut.
"Kita udahan aja ya ni ? Aku ga bisa sama kamu lagi, maaf kalo selama ini aku terlalu banyak nuntut kamu" ucap Jihane dengan pelan
"Ji, maafin aku dong.. aku ga mau kita putus.. kamu ga banyak nuntut aku kok, kamu bener.. apa yang selalu kamu larang itu bener.. buat kebaikan aku, akunya yang bodoh akunya yang nakal.. maafin aku dong ji, maaf" rengek Aghni yang tiba tiba saja berderai airmata
Jihane hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan sembari tersenyum, rasanya sudah sangat lelah. Bukan lelah mencintai, tapi Jihane sendiri tak bisa mendeskripsikan seperti apa perasaan lelahnya.
"Jaga diri kamu baik baik ya, kamu tau kan aku selalu sayaaaang banget sama kamu.. tapi mungkin akunya terlalu keras saking sayangnya aku sama kamu" ucap Jihane yang tak mempedulikan lagi rengekan Aghni
"Aku pamit ya Aghni ? Semoga dengan perginya aku, kamu bisa sadar sama janji yang udah kamu ingkari sendiri.. kamu bisa sadar kalo selama ini aku sayang sama kamu makanya aku selalu nuntut kamu untuk berubah dan ga nakal lagi" lanjutnya sembari menyudahi usapannya di pipi Aghni
Taskya langsung termenung melihat sikap Jihane yang tak seperti biasanya. Biasanya Jihane akan marah atau mengamuk saat melihat Aghni melakukan sesuatu yang tidak disukainya, bahkan Jihane pernah mengamuk di acara agencynya dengan memecahkan botol bir dan mengancam pada siapa saja yang masih berani mencekoki Aghni yang waktu itu sudah hampir hilang kesadarannya. Kali ini tidak, Jihane justru lebih tenang. Sikap seperti inilah yang menurut Taskya sangat berbahaya.
Karena Jihane sudah dititik lelahnya dan sudah saatnya Jihane meninggalkan Aghni.
Jihane langsung membalikkan badannya, sementara Aghni menggelengkan kepala dan dengan spontan langsung berjongkok dan memeluk kaki Jihane untuk menahan Jihane agar tak pergi dari sisinya. Ia merengek sejadi jadinya seperti anak kecil yang minta dibelikan mainan yang menurutnya lucu dan menarik dipasar malam.
"Aghni, udah ya ? Aku mau balik ke apartemen aku" ucap Jihane sembari berusaha melepaskan pelukan Aghni di kakinya
"Jangan gini dong ji, aku minta maaf.. aku khilaf, aku capek.. tapi kerjaanku banyak, aku pengen stamina aku tetep on.. aku pengen bisa bahagiain kamu, bahagiain ibu bahagiain mbahkung dengan semua pencapaian aku" rengek Aghni sembari menangis berumbel umbel
"Lepas dulu" titah Jihane dengan tegas
Aghni langsung melepas kaki Jihane dan tetap duduk di lantai. Tingkahnya ini benar benar persis anak kecil yang ingin minta dibelikan mainan baru. Jihane pun langsung menghela nafasnya, lalu berjongkok dihadapan Aghni.
"Apapun alasannya, kamu udah ingkarin kan janji kamu ke aku ? Kita pernah buat kesepakatan kan kalo sampe kamu make lagi, kamu inget kan konsekuensinya apa ?" Tanya Jihane sembari menatap wajah Aghni yang sudah dipenuhi airmata dan ingus yang meleber kemana mana
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Sunshine?
FanfictionNino adalah seorang putri konglomerat yang akhirnya jatuh cinta kepada Tere, sang dosen yang mengajar di kampus Nay kekasihnya