Setelah marathon series yang dilakukan bersama, Jihane dan Nino pun menyenderkan punggungnya ke sofa lalu menghela nafasnya dengan kasar.
"Gila sih, ini series terbaik yang pernah aku tonton" puji Nino sembari menoleh ke arah Jihane yang sedang tersenyum ke arahnya
"Makasih lho ya buat pujiannya" ucap Jihane dengan tulus
"Udah waktunya makan siang nih, mau ke Gano's atau nyari tempat lain ji ?" Tanya Nino kemudian
"Aku pulang deh no, ga enak juga sama Aghni daritadi spam chat nanyain aku dimana terus.. kalo dia tau aku terus terusan sama kamu, takutnya dia malah jadi mikir yang macem macem" tolak Jihane dengan halus
"Oh, ya udah aku anter deh ke apartemen kamu kalo gitu" ujar Nino kemudian
Jihane pun langsung bangkit dari duduknya dan membereskan beberapa sampah yang tergeletak di lantai karena keseruannya bersama Nino marathon seriesnya.
"Udah sih ji, biar aja nanti ada yang bersihin kok" ujar Nino sembari berdiri di dekat pintu dan menunggu Jihane bersiap siap
"Ya walaupun ada yang bersihin kan seenggaknya kita ga nambahin beban dia dong" ujar Jihane dengan lembut yang tanpa sadar membuat Nino tersenyum
Setelah selesai membersihkan sampah yang berserakan, Jihane langsung menghampiri Nino dan langsung menggandeng tangannya. Jihane dan Nino pun berjalan beriringan menuju basecamp tempat mobil Nino terparkir. Setelah keduanya masuk dan memasang seatbeltnya, Nino pun menyegerakan diri mengantar Jihane menuju apartemennya.
Hampir 30 menit, Nino berkutat dengan macetnya jalanan ibukota sembari sesekali ia ikut menyanyikan lagu yang tengah diputar melalui ponselnya.
Lagu berjudul i'm not the only one milik Sam Smith berhasil mencuri perhatian Nino sehingga tanpa sadar ia pun ikut mendendangkannya.
"Suara kamu lumayan juga" puji Jihane kemudian
Yang dipuji bukannya lanjut bernyanyi malah terkekeh lalu menoleh ke arah Jihane.
"Lumayan memekakkan telinga maksudnya ?" Tanya Nino sembari terkekeh geli
"Serius, suara kamu tuh lumayan enak didengerin.. sering nyanyi di gereja ya ?" Tanya Jihane kemudian sembari menoleh dan tersenyum ke arah Nino
"Aku malah jarang ke gereja, kalo ayah sama mama nah baru anak gereja banget" ujar Nino sembari sesekali menoleh ke depan dan fokus pada kendaraan yang ada di depannya
"Enak ya jadi keluarga kamu, udah cakep cakep.. badan bagus, suara juga oke" puji Jihane lagi
"Jadi ceritanya aku dipuji lagi nih ?" Tanya Nino sembari tersenyum dan menoleh ke arah Jihane
"Ya kan emang kenyataannya gitu no, kak sya gitu gitu suaranya bagus juga.. aku denger tadi pas pinjem alat make-up nya dia" ujar Jihane
"Pernah denger Ci Ondet nyanyi ?" Tanya Nino kemudian
Jihane pun menggeleng sembari mengigit kecil bibir bawahnya lalu menoleh ke arah Nino.
"Ci Ondet lebih bagus suaranya dari kita meskipun akhlaknya kurang bagus, Tasya bagus tapi ya dia lebih suka teriak teriak dibandingkan ngasah bakat nyanyinya dan aku ya nyanyi ala kadarnya aja kalo lagi pengen nyanyi ya nyanyi" ujar Nino menjelaskan sementara Jihane melongo mendengarnya
"Serius Ci Ondet bisa nyanyi ?" Tanya Jihane kemudian
Nino pun mengangguk sembari sesekali menundukkan kepalanya lalu tersenyum.
"Coba deh kapan kapan minta Ci Ondet nyanyi, dia suaranya lebih merdu.. kayaknya kamu bakalan tidur pules sih kalo sampe Ci Ondet nyanyiin" ujar Nino dengan bersungguh-sungguh
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Sunshine?
FanfictionNino adalah seorang putri konglomerat yang akhirnya jatuh cinta kepada Tere, sang dosen yang mengajar di kampus Nay kekasihnya