Tere baru saja terbangun dari tidurnya pada pukul 12.30 WIB, itupun karena handphonenya tak berhenti berdering. Dengan malas, ia pun segera mengangkat telfonnya.
"Iya ma" sapa Tere pada seseorang diseberang telfon sana
"Ya ampun, daritadi ditelfonin baru ngangkat.. kamu baru bangun ?" Tanya Anna Sulistia Soedibjo pada putri semata wayang kesayangannya
"Iya ma, aku sama Nadine semalam tidur kemaleman karena ada beberapa pekerjaan yang harus aku kerjain tapi aku kurang ngerti.. jadi semalam Nadine bantuin aku" ujar Tere menjelaskan
"Oh ya sudah kalo gitu, kamu mau mama jemput atau gimana ? Mama sih mau ke kelapa gading dulu ini" ujar Anna lagi
"Iya nanti aku nyusul aja ma ke gading" jawab Tere kemudian yang kemudian telfon pun dimatikan secara sepihak olehnya
Tere pun segera menggoncang tubuh Nadine yang masih tertidur pulas disebelahnya.
"Nad, Nadine.. bangun nad, udah siang" ujar Tere sambil tetap mengguncang guncang tubuh Nadine
Nadine pun segera terbangun sambil mengerjap ngerjapkan matanya dan menatap Tere dengan bingung.
"Ini dimana Ter ?" Tanya Nadine kemudian
Tere yang tak menyadari kondisi sekitar pun langsung tertegun, ia terkejut bahwasanya mereka tidak tidur di kamar Nadine. Tapi sekarang ia tak tau dimana ia berada bersama sahabatnya ini.
"Nad, kita di hotel ?" Tanya Tere kemudian karena setelah mengamati beberapa saat, ia baru sadar bahwa ia dan Nadine berada di dalam kamar hotel karena ada beberapa benda yang sudah umum menjadi fasilitas sebuah kamar hotel
"Lu ngapain bawa kita kesini bego ? Padahal tinggal pulang ke kost gue, malah nyasar kesini" gerutu Nadine sambil mengacak rambutnya
"Heh, lu yang ngajak minum ya semalem.. mana gue sadar apa yang udah terjadi semalam" jawab Tere sambil menoyor kepala Nadine, sahabatnya
Ia sungguh kesal padanya kali ini, karena menurutnya Nadine lah penyebab ia sekarang berada di kamar hotel dan tak mengingat kejadian apapun yang terjadi semalam. Begitu juga sebaliknya.
"Udah deh berantemnya nanti dulu, mending lu mandi dulu deh.. gantian, gue udah ditungguin mama soalnya" ujar Tere dengan panik
Nadine menyegerakan diri untuk membasuh dirinya terlebih dahulu menghilangkan sakit kepala yang mendera karena semalam terlalu banyak asupan alkohol yang masuk ke dalam tubuhnya. Setelah selesai, gantian Terelah yang kini harus membasuh tubuhnya. Bagaimana pun, ia tak boleh nampak seperti orang habis mabuk oleh mamanya. Akan fatal akibatnya.
Setelah keduanya selesai, mereka memutuskan untuk berpisah di lobby hotel karena Tere akan pergi ke kelapa gading untuk menyusul mamanya. Sedangkan Nadine, akan kembali ke kostnya. Tere pun akhirnya kepikiran untuk bertanya kepada resepsionis tentang siapa yang mereservasi kamar bernomor 1034 itu sedangkan tabungannya pun masih utuh dan ia pikir, Nadine takkan melakukannya. Ia lebih baik pulang ke kost daripada harus menginap di hotel.
"Permisi mbak, saya yang barusan check out dari kamar 1034" ujar Tere dengan ramah
"Iya, ada yang bisa saya bantu Bu ?" Tanya resepsionis itu kemudian
"Saya dan teman saya semalem kan dalam keadaan mabuk, tau tau saya dibawa ke hotel ini.. saya ga tau sih siapa yang bawa, maksud saya apakah saya kenal dengan orang tersebut ? Jadi saya bisa menggantikan biaya menginap di hotel ini ke dia, gitu mbak" jelas Tere sambil mengetuk ngetuk jemarinya ke meja resepsionis, ia jelas nampak gugup saat bertanya dengan resepsionis tadi
"Sebentar ya Bu, saya cek dulu" ujar resepsionis itu
Tere hanya mengangguk mengkonfirmasi keinginan resepsionis itu untuk mengecek terlebih dahulu. Setelah 5 menit kemudian, resepsionis itu kembali mendongak ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Sunshine?
FanfictionNino adalah seorang putri konglomerat yang akhirnya jatuh cinta kepada Tere, sang dosen yang mengajar di kampus Nay kekasihnya