Chapter 43

657 63 13
                                    

Sepulangnya dari rumah sakit, Tere dan Tasya saling menghindar. Namun jika harus terpaksa mereka satu meja karena ada Nino dan Tarra, maka mereka akan bersikap seolah tak ada yang terjadi diantara mereka. Tasya bukan tak merestui jika adiknya masih menjalin hubungan dengan wanita bernama Theresia Soedibjo itu, namun ia masih merasa bahwa Tere tidak benar benar mencintai adiknya.

Tarra yang memperhatikan keduanya yang terkesan saling menghindar, mau tak mau mengambil jalan tengah untuk mengajaknya saling berbicara supaya jika memang ada perselisihan diantara keduanya bisa kembali damai seperti semula.

"Sayang, boleh kita ngobrol sebentar ?" Tanya Tarra sembari menggenggam tangan Tasya dan menciumnya sekilas

"Mau ngobrol soal apa ?" Tanya Tasya balik

"Soal Tere sama kamu, tapi ga disini.. ga enak kalo Nino nanti denger, di kamar aja ya ?" Pinta Tarra dengan lembut

"Aku sama Tere ? Kenapa emang ?" Tanya Tasya yang pura pura tak mengerti

"Ayo ke kamar, kita ngobrolnya di kamar aja" ujar Tarra sembari bangun dari duduknya dan langsung menarik tangan Tasya pelan

Tasya pun bangun dan langsung mengekori Tarra yang langsung masuk ke dalam kamarnya. Tasya menutup pintu kemudian menguncinya. Sementara Tarra sudah duduk ditepian tempat tidur, menunggu Tasya duduk dihadapannya.

Setelah Tasya duduk di hadapannya, barulah Tarra memulai pembicaraan itu.

"Sya, kamu ada masalah apa sama Tere ?" Tanya Tarra kemudian

"Aku ? Aku ada masalah apa emangnya ? Aku ga ada masalah apa apa sama Tere" jawab Tasya sembari memutar bola matanya malas

"Sya, aku kenal kamu tuh bukan sebulan dua bulan.. aku tau kamu lagi saling menghindar sama Tere.. yang aku ga ngerti, ada masalah apa diantara kalian ?" Tanya Tarra lagi

Tasya mendengus sebal, padahal ia sudah berusaha se hati hati mungkin agar tak ada yang curiga bahwa ia menghindari Tere. Tapi ternyata, Tarra malah mengetahuinya.

"Gapapa Tarr, mood aku aja kali yang ga bagus.. jadi agak kurang sreg sama Tere" ucap Tasya berbohong

"Sya, ayolah jujur sama aku.. ada apa sih diantara kalian ? Saling ngehindar gitu ?" Desak Tarra lagi

Tasya pun menghela nafasnya, lalu menyenderkan tubuhnya ke headboard.

"Aku liat Tere ciuman sama ex-crushnya, pas di rumah sakit.. aku bingung mau bilang sama Nino, takut nyakitin hatinya jadi aku lebih memilih diam dan menghindari Tere" ujar Tasya pelan

"Kamu yakin ga salah liat ?" Tanya Tarra kemudian

"Ga, aku yakin ga salah liat.. orang pas banget aku masuk ruangan kok kejadiannya.. disitu ada Nadine, temennya yang ketemu kita di beer hall itu" jawab Tasya sembari memainkan kuku kuku tangannya yang sudah mulai panjang itu

"Ya udah, gini.. aku ngerti perasaan kamu sebagai kakaknya Nino.. kamu takut kalo Nino disakitin sama Tere, aku juga sama.. aku juga udah pernah warning Tere kok soal dia sama Cornell.. cuma sebaiknya kamu jangan menghindari Tere juga, kalo Nino tau kalian saling menghindar yang ada dia bingung.. nanti kita kasih tau pelan pelan soal Tere sama si Cornell itu ya.. jangan sekarang" ujar Tarra menasihati

Tarra bukan tak mencium soal perselingkuhan Tere yang dilakukannya secara tak langsung dengan Cornellia Theodore, ia tahu karena Tarra pun pernah memergokinya saat Nino menghilang selama 3 hari. Namun ia memilih diam bukan berarti tak peduli dengan sahabatnya, tapi ia lebih suka andai sahabatnya yang mengetahuinya dengan mata kepalanya sendiri bukan dari mulut oranglain. Tinggal menunggu waktunya saja, hal itu akan terjadi.

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang