Chapter 7

970 84 0
                                    

Tasya terbangun tepat pukul 09.00 WIB dimana matahari sedang terik teriknya. Kepalanya terasa berat setelah kejadian semalam yang membuatnya sulit mengingat apa yang terjadi. Ia mengerjap ngerjapkan matanya lalu memandang sekitar.

"Kok gue ada disini ? Ini kan kamar apartemen gue ?" Batinnya gundah

Ia pun melihat bahwa dirinya sudah tidak menggunakan pakaian yang sama dengan pakaian yang semalam ia gunakan. Ia semakin bingung dengan apa yang terjadi semalam karena begitu sulit ia untuk mengingatnya. Dengan sedikit sempoyongan, ia pun berjalan pelan menuju pintu kamar dan membukanya. Ia tersenyum ketika mendapati Tarra masih terlelap diatas sofa.

Lalu ia membuka kamar yang berada disebelah kamarnya, ternyata kosong. Nino tak ada disitu, lalu bagaimana caranya Tarra berada disini ? Di dalam apartemennya ? Tasya kebingungan.

Ia pun langsung mendekati Tarra, kekasihnya dan pelan pelan membangunkannya.

"Tar, tarra.. bangun, udah siang" ujarnya pelan

Tarra yang terusik dari lelapnya hanya menggeliat malas lalu membalikkan tubuhnya kearah lain untuk menghindari Tasya.

"Sayang, bangun" ujar Tasya lagi

"Hmm" gumam Tarra malas, matanya terasa lengket sekali hingga ia tetap saja memejamkan matanya dan berbalik arah pada Tasya yang sedang menatap gemas kepadanya

Tasya pun berinisiatif untuk naik ke atas tubuh Tarra yang kini sedang berbaring telentang dan duduk diperutnya. Ia menyisipkan rambut Tarra yang sedikit menutupi wajahnya.

"Sayang, mau bangun ga ?" Tanya Tasya lagi

Tarra pun akhirnya mengalah, ia membuka matanya dan mendapati Tasya sedang duduk diatas tubuhnya. Ia pun tersenyum.

"Kamu udah bangun aja" goda Tarra kemudian

"Kamu kenapa tidur disini ? Kenapa ga didalem ? Tega banget biarin aku tidur sendirian" celoteh Tasya sambil mengerucutkan bibirnya

Tarra pun menyentuh bibir mungil itu dan mengusapnya. Ia hanya tersenyum memandangi Tasya yang ternyata lebih cantik lagi saat baru bangun tidur dengan muka bantalnya.

"Kan aku ga dipersilahkan, jadi aku lebih milih buat tidur disini.. meskipun aku pacar kamu, aku butuh konfirmasi boleh atau ga nya aku berada di dekat kamu" jawab Tarra sambil mengelus pipi Tasya

Tasya yang terkagum dengan jawaban Tarra hanya bisa menatap mata kekasihnya itu. Tak ada kebohongan atau rayuan gombal disana, Tarra hanya berusaha bersikap apa adanya saat ada dihadapannya dan itu yang selalu membuatnya jatuh cinta.

Tasya pun menggenggam erat kedua jemari Tarra, ia mulai mendekatkan wajahnya pada wajah sang kekasih yang sedang menatapnya. Bibir mereka pun berpagutan, menyalurkan cinta yang selalu bersemi diantara mereka. Tanpa nafsu, hanya ada cinta di dalamnya. Lalu Tasya pun mengalihkan ciumannya ke leher Tarra yang membuat bulu kuduknya merinding seketika.

"Sya.." rengek Tarra

Tasya menciumi leher Tarra dan memberikan sebuah kissmark disana seolah itu adalah sebuah stempel paten bahwa Tarra Pradipta sudah ada yang punya dan itu adalah dirinya.

Tasya tersenyum setelah menyudahi ciuman yang begitu intim antara dirinya dan kekasihnya itu. Lalu ia pergi begitu saja ke dapur untuk mengambilkan segelas air putih untuk Tarra.

"Nih, minum dulu.. kamu masih bau alkohol" ujar Tasya kemudian

"Biar gitu juga kamu doyan hahaha" ledek Tarra sambil tertawa terbahak bahak

Tasya tak mengelak, bibir dan perlakuan Tarra kepadanya sangat menjadi candu untuknya. Ia akan selalu merindukan kekasihnya, padahal baru saja tidak bertemu atau tidak bertukar kabar selama 5 menit. Tapi cintanya yang menggebu membuat itu terasa seperti 10 tahun lamanya.

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang