Karena tak mendapat balasan dari Nino, Jihane menjadi tak tenang. Meskipun tubuhnya lelah sehabis bercinta dengan Aghni, namun matanya sulit sekali terpejam. Sementara itu, Aghni yang memang dalam pengaruh narkoba yang dipakainya bersama Pevita tentu saja masih membelalakkan matanya.
"Kamu ga tidur, sayang ?" Tanya Aghni kemudian
"Aku belum bisa tidur, gapapa kan kalo aku minta di peluk gini ?" Tanya Jihane balik sembari mengeratkan pelukannya di tubuh Aghni
"Gapapa ji, kamu berusaha deh buat merem.. nanti kamu sakit kalo begadang, kamu juga kurang istirahat kan seharian ini" ujar Aghni sembari mengusap pelan pucuk kepala Jihane
"Iya ini juga lagi aku coba nin" ucap Jihane dengan manja
"Nanti pagi aku mau lari pagi lagi sama Nino boleh ?" Tanya jihane kemudian
"Tapi kan aku berangkat pagi ke Semarang, sekalian syuting disana 3 hari sekalian jengukin Mbah Kung" ujar Aghni
"Ya gapapa, kamu mau berangkat ya berangkat aja ni.." ucap Jihane dengan manja
"Aku kan berangkat ke Semarangnya pagi ini, sayang.. aku ga bisa nemenin kamu dong ? Aku kan udah bilang mau ke Semarang, mau jengukin Mbah Kung dan sekalian ada syuting disana" ujar Aghni sembari mengerenyitkan dahinya karena ia merasa sudah menceritakan bahwa ia akan pergi ke Semarang meskipun tak bercerita bahwa akan melaksanakan syuting di tempat kelahirannya juga
"Gapapa ni, kan ada Nay kalo kamu khawatir kita lari paginya cuma berdua aja" ujar Jihane sembari menggeser posisinya agar kepalanya bisa bersender di bahu Aghni
Aghni menghela nafas sejenak, karena sebenarnya tak perlu ada yang ia khawatirkan. Ia sudah mengenal sosok Nino yang pernah diceritakan oleh kekasihnya dan Nino pun memvalidasi bahwa perasaannya hanya untuk wanita yang bernama Tere.
"Ya udah, iya sayang.. tapi kalo ada apa apa nanti langsung kabarin aku ya ?" Pinta Aghni kemudian
"Ada apa apa gimana maksudnya ?" Tanya Jihane tak mengerti
"Okky, dia kan senengnya nguntit kamu kemana mana" ujar Aghni sembari mengerucutkan bibirnya
"Ih gemes deh kalo pacar lagi cemburu gini" ujar Jihane sembari mencomot bibir Aghni
"Tenang sayang, aku bakalan baik baik aja.. Okky juga ga bakalan macem macem, apalagi kamu tau sendiri gimana Nino kemaren ke Okky" ujar Jihane berusaha menenangkan Aghni dan menyakinkannya bahwa semua akan baik baik saja
"Hih, main comot aja ! Ya udah gih tidur, biar ga lemes nanti kamunya" gerutu Aghni sembari menggeserkan tubuhnya agar kepala Jihane merosot ke bantalnya
"Ya kamu juga tidur dong, aku pengen dipeluk kayak biasa tidurnya" ujar Jihane dengan manja
"Aku ga bisa tidur ji, tenggorokanku sakit banget ini" jawab Aghni sembari menoleh ke arah Jihane dan mengisyaratkan bahwa tenggorokannya bermasalah dengan gerakan tangannya ke leher
"Makanya jangan bandel !" Hardik Jihane sembari mencubit lengan Aghni, ia benar benar gemas sekarang
*
Tepat pukul 05.00 wib, sesudah Aghni berpamitan menuju bandara Soekarno Hatta bersama crew dan asistennya. Jihane langsung melaju menggunakan mobilnya menuju komplek kediaman keluarga Tjahjono untuk mengajak Nino lari pagi bersamanya.
Sesampainya di halaman depan, Jihane langsung bergegas masuk ke dalam rumah dan mendapati Tasya yang baru saja bangun dari tidurnya dan berjalan menuju dapur lalu ia menggeliat malas.
"Pagi kak sya" sapa Jihane dengan ceria sembari melewati Tasya dan langsung masuk ke dalam kamar Nino
"Pagi" sapa Tasya balik sembari memejamkan matanya, namun sedetik kemudian ia langsung melotot "tadi kayak gue denger suara Jihane" gumam Tasya kemudian
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Sunshine?
FanfictionNino adalah seorang putri konglomerat yang akhirnya jatuh cinta kepada Tere, sang dosen yang mengajar di kampus Nay kekasihnya