Chapter 33

710 71 17
                                    

Sesampainya di kampus, Tere langsung bergegas masuk ke dalam ruang staff. Ia menaruh tasnya di kursi kosong yang berada di sebelahnya lalu langsung menyalakan layar komputer yang berada dihadapannya.

Sesekali ia melirik ke belakang, ada Cornell disana yang sedang menatap layar komputernya dengan seksama. Ia tak tahu kapan Tere datang dan melewatinya sehingga ia tak sama sekali menyapanya.

Tere pun kembali menatap layarnya, memeriksa agendanya. Lalu mengambil setumpuk berkas dan pergi meninggalkan ruang staff menuju kelasnya.

Tiba tiba seseorang memanggilnya, ia pun menghentikan langkahnya dan langsung menoleh ke sumber suara itu. Ia terkejut dengan kehadiran Nay di hadapannya sekarang. Tubuhnya jauh lebih kurus dari terakhir yang ia lihat. Ia pun tersenyum canggung pada Nay.

"Hai, apa kabar Nay ?" Sapa Tere kemudian berbasa basi

Nay tak menjawab, ia hanya diam namun tetap memandang Tere. Tere pun terdiam, ia gelisah. Ia tak tahu maksud kedatangan Nay dihadapannya sekarang. Dan bentar lagi kelasnya akan dimulai. Tere tak terbiasa datang terlambat, namun Nay sekarang malah menghambatnya.

"Ada yang mau kamu bicarakan Nay ? Kalo ga ada, saya mau masuk.. ada kelas pagi ini" ujar Tere sembari membetulkan letak kacamatanya

"Ga Bu, saya permisi dulu" ujar Nay dan langsung berlalu begitu saja meninggalkan Tere yang masih terpaku ditempatnya berdiri

Tere yang masih dalam kebingungannya tiba tiba dikejutkan oleh Cornell yang datang dan mencolek bahunya.

"Hai, kok ngelamun ?" Tanya Cornell kemudian

"A-ah ga, kamu ngapain disini ?" Tanya Tere balik

"Ga, tadi aku lihat tas kamu ada di kursi tapi kamunya ga ada.. aku tanya sama yang lain katanya kamu udah ke kelas.. ya udah aku susul, ini.. aku cuma mau ngasih ini" ujar Cornell sembari menyodorkan sebuah selembaran tentang pameran kopi yang kini jaraknya tak jauh dari kampus

"Kamu bisa pergi sama aku ?" Tanya Cornell kemudian

"Siang ini ?" Tanya Tere balik

"Iya, habis makan siang" jawab Cornell sembari menunjukkan raut wajah dan sikap bahwa ia berharap Tere takkan menolaknya kali ini

"Aku pergi sama Nino, Nell.. sorry" ujar Tere sambil tersenyum canggung

Cornell pun mengatupkan bibirnya lalu melangkah mundur. Tanpa banyak bicara, ia membalikkan badannya dan pergi berlalu meninggalkan Tere.

"Orang orang hari ini pada kenapa sih ?" Gumam Tere

Ia pun langsung bergegas menuju kelasnya dan memulai mengajar disana. Selama jam belajar berlangsung pikirannya sering menerawang hingga tak sadar beberapa kali ia melamun dan disadarkan oleh mahasiswa atau mahasiswi yang ingin bertanya padanya.

Ia gundah, karena Nay sudah tidak terdaftar lagi sebagai mahasiswi di kampusnya namun mengapa tiba tiba ia muncul dihadapannya ?

Ia pun segera mengambil ponselnya dan langsung keluar ruangan setelah pamit kepada mahasiswa mahasiswi didiknya.

"Saya keluar dulu, silahkan diskusikan pertanyaan yang saya ajukan tadi" pamitnya

Tere pun menghubungi Nino setelah berada diluar ruangan. Namun Nino tak meresponnya. Biasanya ketika ia sedang berada dalam perjalanan, ia akan menepi untuk sekedar mengangkat telfonnya.

Tere berusaha berulang ulang menelfon sang kekasih, namun tetap tidak ada jawaban. Ia pun menjadi kesal lalu mematikan ponselnya. Ia kembali ke dalam kelas dengan raut wajah yang murung.

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang