Chapter 39

553 58 19
                                    

Nino pun terbangun dari tidurnya, waktu telah menunjukkan pukul 17.00 wib. Sudah waktunya ia menjemput Tere dari kampusnya. Ia pun bergegas mandi dan bersiap siap menuju kampus tempat sang kekasih mengajar.

Di sepanjang perjalanan meskipun jaraknya dekat, namun ada perasaan gelisah yang menghantuinya tak seperti biasanya. Ia pun sesekali menepi untuk menenangkan perasaannya sendiri.

"All is well, all is well" gumamnya pelan

Nino memacu motor vespa kesayangannya untuk segera sampai di kampus tempat Tere mengajar.

Sementara itu, Tere masih berada di dalam ruangan staff bersama Cornell. Ia masih mengerjakan lembar tugas milik para mahasiswa- mahasiswinya  sedangkan Cornell sebenarnya sudah tidak memiliki pekerjaan apapun hanya saja ia senang menunggui Tere yang masih sibuk. 

"Masih banyak Ter ?" Tanya Cornell kemudian

Tere pun menoleh sembari menyunggingkan senyumnya.

"Tinggal dikit lagi sih" jawab Tere

Cornell pun menghampiri Tere dan membantunya, sesekali ia bisa memandangi wajah Tere dari dekat dan membuatnya baru menyadari bahwa wanita yang dulu mengejar ngejarnya secantik itu jika dilihat dari jarak sedekat sekarang.

"Ter.." panggil Cornell kemudian

"Hmm ?" Jawab Tere sembari sedikit mendongakkan wajahnya

"Kamu cantik" puji Cornell membuat Tere sedikit tersipu malu karena pujiannya

"Aku bego banget ya, dulu selama tiga tahun ga pernah nganggep kamu sekalipun" ujarnya lagi

Tere hanya tersenyum menanggapi ucapan Cornell lalu ia kembali menundukkan kepalanya sembari menggelengkan kepalanya pelan. Baginya itu hanya sebuah basa basi saja.

"Ter.." panggil Cornell lagi

"Iya, kenapa Nell ?" Tanya Tere sembari kembali mendongakkan wajahnya menatap Cornell

"I love you" ujar Cornell

Tere hanya menatap wajah Cornell, ia membayangkan jika ucapan itu diucapkan oleh seorang Cornellia Theodore 3 tahun yang lalu mungkin keadaannya akan berbeda.

Wajah Cornell mendekati Tere yang tengah menatapnya dengan tatapannya yang sedikit sayu. Ia pun meraih bibir Tere dan sedikit melumatnya. Ia menunggu Tere merespon ciumannya. Hingga di detik ke delapan, ia mulai merasa bahwa Tere telah merespon ciumannya. Cornell memberanikan diri menaruh kedua tangannya di bahu Tere sehingga ia bisa menahan kepala bagian belakang untuk menahan Tere agar tetap berciuman dengannya.

"Emhhhppp" desah Tere tertahan karena satu tangan Cornell dengan sigap meremas payudaranya sedangkan yang satunya menahan kepalanya

Mata sayu keduanya saling menghipnotis satu sama lain membawa mereka pada suasana yang tak seharusnya tercipta saat itu.

Tere pun melepaskan ciumannya dan mendorong tubuh Cornell pelan, ia tersentak pada kenyataan bahwa ia menikmati ciuman itu dan telah secara tak langsung mengkhianati kekasihnya.

"Why ?" Tanya Cornell kemudian dengan wajah bingung menatap Tere yang tiba tiba saja menyudahi ciuman yang begitu panas dan liar diantara mereka

"Ga Nell, ga seharusnya kita kayak tadi" ucap Tere pelan

"Kenapa ? Kamu juga nikmatin kok, apa yang salah ?" Tanya Cornell lagi

"Iya aku salah karena kebawa suasana buat nikmatinnya, tapi ga seharusnya Nell.. kamu punya Sheila dan aku punya Nino.. kita ga bisa kayak gini" ujar Tere sembari memundurkan langkahnya

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang