Chapter 10

891 74 0
                                    

Sebelum waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB, Nino sudah meluncur ke kampus tempat wanita bernama Theresia itu bekerja sebagai dosen disana.  Nino pun langsung memarkirkan mobilnya di basement parkir yang berhadapan langsung dengan ruangan tempat pertama kalinya ia dan Tere bertemu.

Dengan sabar Nino menanti Tere yang rencananya akan ia ajak makan siang sekaligus berkenalan lebih intens siang ini. Ia yakin, bahwa radarnya tak salah menangkap. Theresia sama dengannya hanya saja ia dibalut dengan penampilannya yang feminim berbeda dengannya.

Ketika waktu menunjukkan pukul 12.25 WIB, Tere baru saja keluar dari lift dan menuju ruangan yang berada tak jauh dari Nino memarkirkan mobilnya. Wajahnya dipenuhi amarah dan kekesalan, Nino sempat mengurungkan niatnya untuk mengajak Tere makan siang bersama sampai akhirnya seorang wanita yang pertama kali Nino lihat bermesraan dengan Tere,  menahan tangannya dan mendorongnya hingga tubuh Tere membentur tembok.

Nino pun segera keluar dari mobil dan berjalan perlahan mendekati kedua wanita yang nampak sedang bertengkar itu.

"Mau kamu apa sih nel ?" Tanya Tere dengan suara bergetar berusaha sekuat tenaga menahan amarah dan juga tangisannya

"Kamu yang maunya apa ? Kan aku bilang aku sibuk, kok kamu malah ngehindar gini dari aku ?" Tanya seseorang di hadapan Tere yang dipanggil nel itu

"Sibuk ? Kita satu kantor, aku tau apa kesibukanmu.. cuma satu, melayani si jalang itu !" Hardik Tere sambil sedikit mendorong tubuh wanita dihadapannya

Plaakkk

Cornell lepas kontrol dan langsung menampar pipi Tere. Hal itu mengejutkan Nino juga yang berada tepat dibelakang tubuh Cornell.

"Hei" ucap Nino tanpa sadar setelah melihat Tere ditampar oleh wanita yang berdiri dihadapannya

Cornell dan Tere pun menoleh, menatap bingung pada seseorang dihadapannya ini.

"Nino ?" Panggil Tere sambil memegangi pipinya yang memerah karena tamparan Cornell tadi

"Who is she ?" Tanya Cornell kemudian, matanya pun mulai memerah dan ia nampak tak suka dengan kehadiran Nino disana

Tere hanya diam sambil memegangi pipinya, sedangkan Nino perlahan jalan mendekati Cornell yang tubuh kurusnya membelakangi Tere.

"Lu siapa ?" Tanya Cornell kemudian

"You don't need to know who i am" jawab Nino sambil terus melangkahkan kakinya mendekati Cornell

Tatapannya semakin dingin dan tajam seolah raganya kini telah dirasuki iblis yang siap kapan saja membunuh orang yang telah mengusiknya.

BUKKKK

"and never touch her again" lanjut Nino sambil melayangkan sebuah pukulan tepat mengenai rahang bawah Cornell hingga Cornell pun jatuh terjerembab ke lantai

Nino pun menggapai tangan Tere dan menariknya, sementara Tere hanya bisa mengikuti langkah Nino tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Disatu sisi ia kagum dengan seseorang yang berada dihadapannya ini, tapi disisi lain ia tak senang jika ada yang menyakiti Cornell apapun alasannya.

Nino pun segera membawa pergi Tere dari sana menuju tempat yang sudah ia persiapkan sebelumnya. Setelah sampai, ia pun tanpa sepatah kata menemani Tere berjalan disampingnya.

"Permisi mas, saya sudah reservasi tadi pagi atas nama Nina Bastara Tjahjono" ujar Nino ketika sang pelayan mendekatinya

"Baik silahkan bu" ujar pelayan itu mempersilahkan Nino untuk menduduki kursi dengan meja yang sudah di reservasinya

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang