Chapter 45 (18++)

1.4K 69 4
                                    

Warning !

Chapter ini mengandung adegan 18++
Jika pembaca merasa tak nyaman, bisa langsung di skip saja.
Dan jika merasa belum cukup umur untuk membaca chapter ini, silahkan di skip.

Terima kasih.

***

Sesampainya didalam kamar, Nino membaringkan Tere diatas tempat tidurnya. Ia langsung mencium bibir Tere, melumat dan menghisap bibir bawah Tere. Lidahnya pun kemudian bergerilya mengabsen gigi, lidah hingga gusinya membuat Tere meremang dan meremas pelan ujung kaos yang masih dikenakan oleh Nino.

Tere mencoba mengimbangi ciuman dan lumatan Nino, namun beberapa kali ia harus sedikit mendorong tubuh Nino dan melepaskan ciumannya demi mendapatkan oksigen.

"Eemhh.. a-yaang" desahan kecil lolos dari bibir Tere

Nino mulai meremas payudara Tere yang tak terbungkus oleh bra dengan pelan sembari ciumannya bergeser turun kebawah membuat Tere mendongakkan kepalanya, memberikan akses pada Nino yang menciumi lehernya.

Nino pun melepaskan satu persatu kancing piyama miliknya yang dikenakan oleh Tere. Ia terus menciumi leher Tere, lalu turun ke payudara sintal milik kekasihnya itu. Tere sedikit mengangkat badannya agar Nino bisa melepaskan piyama yang dikenakannya lalu membuangnya dengan asal.

Nino kemudian mencium dan menghisap kedua payudara Tere bergantian sembari sesekali meremasnya pelan sementara tangannya mulai turun meraba paha bagian dalam Tere. Tere pun kembali mendesah dengan mata terpejam menikmati sentuhan sentuhan Nino yang mendetail memberikannya rangsangan yang luar biasa nikmatnya.

"Aahhh, sayang.." desahan pun tak henti keluar dari mulutnya, sementara tangannya sibuk meremas rambut Nino yang tengah menciumi dan menghisap payudaranya

Nino pun tak tinggal diam, tangannya sibuk meraba paha bagian dalam hingga ke selangkangan Tere, mengusap area sensitifnya yang masih terbungkus celana dan kain berwarna maroon berbentuk segitiga.

Ia pun menarik celana Tere dengan pelan sehingga Tere bisa mengangkat pinggulnya dan memberikan akses pada Nino untuk melepaskan celana pendek yang dikenakannya dan juga kain berbentuk segitiga berwarna maroon yang menghalanginya. Sementara mulutnya tak berhenti mengulum payudara Tere yang sintal dan kenyal itu.

"Eemhhh" erang Tere sembari menarik sprei, ia tak kuat menahan rangsangan demi rangsangan yang diberikan oleh kekasihnya hingga tubuhnya kini menggeliat seperti cacing kepanasan

Nino kembali menggesekkan jarinya di area sensitif milik Tere, sehingga Tere terus menggelinjang merasakan kegelian yang sudah tak sanggup ia tahan di area sensitifnya itu. Nino menyadari gerakan pinggul Tere yang menuntutnya untuk tak sekedar menggesekkan jarinya saja, tapi Tere menginginkan lebih dari itu. Nino pun langsung memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang kenikmatan milik Tere membuat Tere langsung membusungkan badannya merasakan nikmat yang tiada tandingannya.

"Aaah, a-yang" desah Tere terbata bata

Nino memaju mundurkan jarinya membuat Tere menggerakkan pinggulnya untuk mengimbangi gerakan jari Nino yang kini memberikannya kenikmatan yang sudah lama diinginkannya.

Tere pun langsung menarik kepala Nino dan menuntunnya untuk menghisap payudaranya sembari jarinya aktif di lubang kenikmatan Tere, Nino pun melakukan apa yang diinginkan oleh wanitanya.

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang