Tere mengusap kepala Nino dengan lembut, sementara Nino sedang merebahkan kepalanya diatas bangsal tempat kekasihnya berbaring.
"Ayang, bobo.. istirahat, biar kamu bisa cepet pulih" ujar Nino menasihati kekasihnya yang tengah asik mengusap usap kepalanya
"Iya nanti juga aku bobo, aku masih pengen gini aja.. aku takut kamu pergi lagi pas aku lagi tidur" ujar Tere sembari memijit kepala Nino pelan
Nino pun menggapai tangan Tere yang berada di kepalanya, lalu ia menggenggamnya.
"Ga, sayang.. aku janji, begitu kamu bangun tidur aku masih tetap ada disini.. kan aku mau jagain kamu" ujar Nino sembari mencium punggung tangan Tere
"Kamu kurusan" ujar Tere sembari mengusap pipi Nino dengan pelan
"Kamu juga kurusan" ujar Nino sembari tersenyum menatap Tere
"Maafin aku ya, aku terlalu egois.. aku sering banget ga mood terus marah marahin kamu, maaf ya sayang" ujar Tere pelan
"Udah, sekarang kamu harus istirahat.. udah jamnya kamu bobo" ujar Nino kemudian
"Kiss dulu, ayang" rengek Tere dengan manja
Nino pun beranjak dari tempat duduknya, ia mencium kening dan kedua pipi Tere lalu berakhir mencium bibir kekasihnya dengan lembut dan penuh cinta disana. Lalu tersenyum memandangi sang wanita yang terbaring lemah dihadapannya.
"Cepet sembuh ya, sayang" ujar Nino lagi
Tere pun memejamkan matanya sementara Nino yang malam ini harus menjaga kekasihnya itu langsung kembali merebahkan kepalanya di bangsal tempat kekasihnya terbaring. Ia pun berusaha memejamkan matanya dengan tidur sambil duduk sembari tangannya mengelus tangan Tere pelan.
*
"Sya, kamu kenapa ?" Tanya Tarra yang bingung akan perubahan mood Tasya tiba tiba setelah sepulang dari mall untuk makan malam
"Aku kesel, aku gemes liat mukanya Evan.. pengen nyakar" ujar Tasya dengan ketus, ia benar benar gemas melihat wajah Evan yang terlihat sok tanpa dosa ketika berhadapan dengannya
"Sayang, udah ya.. jangan kesel kesel lagi, nanti sakit perutnya kalo kamu kebanyakan kesel gitu.. udah yuk istirahat" ajak Tarra dengan lembut
"Ya aku kesel, ga ada gitu niatan dia buat sekedar nanya what about your pregnancy, sya ? Gitu.. aku bukannya pengen diperhatiin sama dia, cuma kayak bajingan banget lu udah bikin gue bunting sok sokan cuek gitu" ujar Tasya dengan gemas
Tarra pun terkekeh mendengar Tasya yang berceloteh karena kegemasannya terhadap sikap Evan yang sok cuek padanya, padahal Evan sempat melihat bentuk perut Tasya dan memperhatikannya.
"Kamu kok ketawa ?" Tanya Tasya sembari membalikkan tubuhnya dan langsung melotot melihat Tarra yang sedang terkekeh pelan
Tarra pun mengatupkan mulutnya, ia terkadang suka lupa jika Tasya memang agak sedikit sensitif sejak hamil.
"Habis aku gemas liat kamu ngoceh ngoceh gitu.. tadi aja sok cool pas ketemu orangnya" ujar Tarra kemudian
"Kamu ga cemburu ?" Tanya Tasya kemudian sembari menaikkan sebelah alisnya
"Ngapain aku harus cemburu ? Toh dia juga ga bisa ngapa ngapain, semua investor udah pada hengkang dari perusahaan dia dan ayahnya.. dia udah jatuh miskin dan dia cuma punya keluarga kecilnya.. apa yang harus aku cemburuin ?" Tanya Tarra balik sembari mengelus pipi Tasya yang kini duduk dipangkuannya
Tasya menundukkan wajahnya memberikan isyarat tentang makhluk kecil yang berada di dalam rahimnya.
"Dia anak aku !" Ujar Tarra dengan posesif
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Sunshine?
FanfictionNino adalah seorang putri konglomerat yang akhirnya jatuh cinta kepada Tere, sang dosen yang mengajar di kampus Nay kekasihnya