Chapter 36

658 63 10
                                    

Usia kehamilan Tasya kini menginjak bulan ke empat. Perutnya sudah nampak lebih menonjol dari sebelumnya. Ia belum berani memberitahukan pada Tarra bahwa dirinya sedang mengandung dan Tarra pun tetap pada pendiriannya untuk berpura pura tak tahu tentang kehamilan Tasya. Tasya pun lebih memilih menghindar dari kedua orangtuanya dengan menetap di apartemen pribadinya dan ditemani oleh sang kekasih, Tarra Pradipta.

Pagi itu Tasya menelfon Nino untuk mengajaknya jalan jalan. Ia ingin sekali jalan jalan ditemani oleh Nino, Tere dan Tarra.

"No, temenin jalan yuk.. ajak Tere juga" ujar Tasya lewat sambungan telfon sembari mematut dirinya di cermin

"Kak, ini hari Sabtu.. gue pengen rebahan aja sama Tere di kamar sebelum dia balik ke rumahnya" tolak Nino dengan sedikit merengek pada sang kakak

"Ayolah, gue pengen ngerasain double date.. kapan lagi kan kakak sama adik ngedate bareng pasangan nya masing masing ?" Ucap Tasya yang membuat Nino menjadi tak tega untuk menolaknya karena memang akhir akhir ini Nino disibukkan dengan pembangunan coffeeshopnya sehingga ia tak punya banyak waktu untuk sekedar quality time dengan sang kakak

"Iya deh iya, nanti gue bangunin Tere dulu biar dia izin sama papa mamanya dulu kalo ga bisa pulang weekend ini" ujar Nino kemudian

"Oke deh, kabarin ya" ucap Tasya

"Iya kak, see you ya" jawab Nino

"See you"

Klik

Sambungan telfon itu terputus, Nino pun langsung membaringkan kembali tubuhnya dan memeluk Tere yang masih tertidur pulas. Ia menciumi bahu Tere yang tertidur membelakanginya. Aroma tubuh Tere membuatnya benar benar kecanduan, sehingga jika sedang akur seperti sekarang ini sudah pasti ia akan terus menciumi Tere.

"Sayang, bangun yuk kita diajakin jalan sama kak Tasya" ujar Tere sembari mengusap pipi Tere dengan lembut

"Eemh" erang Tere kemudian yang merasa terusik sembari mengeratkan pelukannya ke guling

"Ayang, ayo.. kamu ga mau kita ngedate ?" Tanya Nino kemudian

Tere pun akhirnya mengalah dan bangun dari tempat tidurnya. Dengan mata yang masih terpejam, ia mencoba mengumpulkan kesadarannya dengan duduk di tepian tempat tidur.

Nino tersenyum melihat kekasihnya yang baru saja bangun tidur, Tere terlihat jauh lebih cantik saat ini karena memang bagi Nino tak ada yang lebih cantik dibandingkan dengan seorang Theresia Soedibjo.

*

Kini Tere, Nino, Tasya dan Tarra berjalan beriringan memasuki Mall Grand Indonesia. Tasya berencana mengajak Tere untuk pergi ke salon lalu dilanjutkan dengan berbelanja dress dan kaos untuk sehari hari, sedangkan Nino dan Tarra lebih tertarik mengekori kekasihnya saja.

"Ter" panggi Tasya sembari memejamkan matanya karena rambutnya sedang di creambath

"Ya kak ?" Jawab Tere sembari menoleh ke arah Tasya yang berada di sebelahnya

"Kamu baik baik aja kan sama Nino ?" Tanya Tasya kemudian

"Hmm baik baik aja kok kita kak, paling ada sih ribut ribut kecil tapi ya ga parah banget.. ga sampe dia kabur kayak waktu itu menghilang selama 3 hari" jelas Tere sembari menikmati pijitan di kepalanya

"Dia manja banget ya ?" Tanya Tasya lagi

"Iya dia manja banget kak, lebih manja dari anak kecil.. kadang aku suka kesel kalo dia lagi manja gitu tapi gemes juga.. ah pokoknya nanonano jadi pacar dia tuh rasanya" ucap Tere sembari sedikit menggaruk wajahnya yang agak terasa gatal

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang