Chapter 21

702 71 0
                                    

Sesampainya di rumah kost yang disewa Tere, tak biasa biasanya Nino menolak ajakan Tere untuk mampir terlebih dahulu. Ia beralasan ada pekerjaan yang harus ia selesaikan jadi ia harus segera kembali ke kantor, Tere pun tak menahannya lagi setelah itu.

"Sayang, kamu ga mampir dulu ?" Tawar Tere yang melihat Nino tak melepaskan seatbelt dan juga tak mematikan mesin mobilnya

"Aku langsung balik ke kantor ya ? Ada kerjaan yang aku harus kerjain dulu, nanti kalo aku ga kesorean aku bisa antar kamu ke tempatnya Nadine" jawab Nino dengan menatap lurus ke depan tanpa menengok ke arah Tere, namun ada sedikit senyum tersungging dari bibirnya

"Ya udah kalo kamu sibuk, ga usah maksain.. kamu juga sebenernya kan masih harus banyak istirahat" ujar Tere kemudian

Nino hanya diam, ia sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri dan ia rasanya ingin segera pergi dari hadapan Tere. Namun Tere masih saja menahannya.

"Kamu beneran ga kenapa kenapa ?" Tanya Tere kemudian

Nino pun melirik ke arahnya sekilas, lalu tersenyum.

"Iya aku gapapa, aku baik baik aja.. aku cuma lagi mikirin kerjaan aja.. ya udah ya aku harus balik lagi ke kantor" pamit Nino

Tere pun mengangguk lalu melambaikan tangannya pelan. Ia merasa ada yang berubah dari kekasihnya tapi ia tak tahu penyebabnya. Apakah hanya karena sebuah foto ? Apakah Nino benar benar cemburu padanya sehingga ia bersikap sebegitu dingin dan menghindarinya ?

Selepas kepergian Nino, ia pun menyegerakan diri untuk menghapus make up lalu membilas dirinya. Ia pun langsung menghubungi Nadine untuk sekedar sedikit bercerita sebelum keduanya nanti bertemu.

"Nad, lu lagi ngapain ?" Tanya Tere tanpa basa basi lagi

"Lagi ngerjain tugas kantor sih mumpung lu belum datang juga, kenapa Ter ?" Tanya Nadine sambil sesekali suara keyboard terdengar begitu beradu satu sama lain

"Gapapa, gue lagi pusing aja nad.. salah ga sih gue kalo gue tetep berhubungan baik dengan ex-crush sedangkan gue udah punya pacar ?" Tanya Tere sembari sesekali ia menghela nafas dengan kasar

"Lu kenapa sih demen banget dari perkara ? Cornell yang udah nyianyiain lu gitu kok masih aja lu mau berhubungan sama dia, meskipun sekedar temen ? Gue, kalo jadi lu sih dia beneran gue block dari kehidupan gue sih" ujar Nadine dengan sedikit berapi api, pasalnya ia pun tak menyukai perangai Cornell yang seolah menggantung perasaan Tere begitu saja selama 3 tahun

Tere diam, seolah ia sadar dengan apa yang terjadi saat ini. Ia terbuai oleh sikap Cornell yang mungkin saja dilihat oleh Nino, kekasihnya. Ia pun meminta sedikit pendapat dari Nadine sebelum ia bertolak ke rumah kost tempat Nadine tinggal. Setelah telfon dimatikannya, ia mencoba menelfon Nino berkali kali namun tak ada respon dari kekasihnya itu.

Tere pun gusar, lalu ia tiba tiba teringat dengan Tarra. Selain dari sahabat karib kekasihnya, Tarra juga adalah karyawannya. Ia pun mencari kontak Tarra di ponselnya yang untungnya ia dan Tarra pernah bertukar nomor ponsel saat Nino sedang dirawat di rumah sakit karena kecelakaan yang dialaminya.

Setelah beberapa kali gagal menghubungi Tarra karena tak mendapat respon, akhirnya ia pun mencoba chat kepada Tarra hingga akhirnya Tarra pun menelfon balik ke nomor ponsel Tere yang tertera pada layar ponselnya.

"Halo tar, sorry ganggu.. lagi sibuk ?" Tanya Tere sesaat setelah mendengar sapaan halo dari Tarra

"Iya ter, ada apa ?" Tanya Tarra kemudian

"Nino udah sampe kantor ?" Tanya Tere lagi

"Lah, bukannya Nino sama lu ? Lagian ini jam berapa ? Kantor udah bubar jam segini Ter, dia juga belum ada ke kantor sejak pulang dari rumah sakit" ujar Tarra menjelaskan

Are You My Sunshine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang