Lima Puluh

939 83 80
                                    

"Indira."

Baik Gita, Bu Melody, dan Bu Tarissa langsung terdiam mendengar nama Indira keluar dari mulut Bu Tissa. Satu hal yang pasti yang mereka berempat pikirkan, Indira adalah sosok yang sulit untuk di bujuk.

"Apakah seseorang itu bisa mendonorkan darahnya untuk Freya sekarang juga? Karena saat ini Freya benar benar membutuhkan transfusi darah." Ucap dokter.

"Biar saya konfirmasi dulu ke anaknya dok." Ucap Bu Tissa lalu menyibukkan diri dengan ponsel.

Drrrrrrt!

"Di tolak." Ucap Bu Tissa.

"Biar saya coba." Ucap Bu Tarissa lalu mencoba menelpon Indira.

Drrrrrrt!

"Bagaimana Bu? Tanya Gita.

"Di tolak." Ucap Bu Tarissa.

"Mohon maaf Bu sebelumnya, apakah saya boleh meminta nomor Indira?" Tanya Gita.

"Silahkan, ini nomornya." Ucap Bu Tarissa memberikan ponselnya kepada Gita.

"Maaf Bu." Ucap Gita lalu menyalin kontak Indira yang berada di layar ponsel Bu Tarissa.

Gita tanpa basa basi langsung mencoba menghubungi Indira, namun langsung di tolak oleh Indira.
Gita langsung memberi pesan kepada Indira, namun Gita merasakan hal aneh saat dirinya memberi pesan kepada Indira. Gita kembali menghubungi seorang Indira, namun tidak di balas oleh Indira.

"Gimana Git?" Tanya Bu Melody. Gita hanya menggelengkan kepalanya.

"Berikan nomor Indira kepada saya." Ucap Bu Melody.

"Sudah saya berikan." Ucap Bu Tarissa.

Bu Melody langsung membuka ponselnya, dan memberikan pesan kepada Indira. Tidak ada balasan dari Indira sampai Bu Melody harus menghubungi langsung Indira, namun juga di tolak oleh Indira.

"Biar saya hubungi lagi." Ucap Bu Tarissa lalu kembali menghubungi Indira.

Drrrrrrt!

"Ck."

Drrrrrrt!

Bu Tarissa terus menghubungi Indira sampai tujuh kali banyaknya namun semua panggilan Bu Tarissa langsung di tolak oleh Indira. Bu Tarissa akhirnya memberi pesan kepada Indira, dan menyuruh Indira untuk datang ke rumah sakit mentransfusikan darahnya kepada Freya. Hanya selang beberapa detik, wajah Bu Tarissa tiba tiba memerah.

Prank!

"Bu ini rumah sakit, mohon jangan membuat keributan. Kita tau kondisi Freya memang sedang genting, namun kita juga harus tenang untuk bisa berpikir jernih." Ucap Bu Tissa setelah melihat Bu Tarissa membanting ponselnya.

"Kamu liat sendiri apa balasan anak itu." Ucap Bu Tarissa lalu pergi meninggalkan ruang IGD.

Bu Tissa mengambil ponsel Bu Tarissa dengan layar ponselnya yang sudah pecah, lalu membaca pesan yang di berikan oleh Indira. Bu Tissa membaca pesan tersebut, dan tiba tiba saja mata Bu Tissa melotot, dengan raut wajah yang terlihat sangat marah.

"Ada apa bu?" Tanya Bu Melody.

Bu Tissa ingin menunjukkan isi pesan Indira, namun Bu Tissa ingat ada sosok Gita. Walaupun Bu Tissa tidak tau pasti apa yang di lakukan Gita kepada pembaca acara, namun satu hal yang pasti. Indira bisa saja mati terbunuh di tangan Gita ketika melihat pesan yang di berikan Indira kepada Bu Tarissa.

"Bu Melody bisa ikut saya sebentar?" Ucap Bu Tissa yang di balas anggukan oleh Bu Melody.

Bu Tissa bersama Bu Melody berjalan keluar ruang IGD, lalu saat di halaman rumah sakit Bu Tissa langsung memberikan ponsel milik Bu Tarissa. Bu Melody mengambil ponsel Bu Tarissa, "Mau anak itu mati juga saya ga peduli! Terserah mau dia mati kehabisan darah juga, saya ga akan donorin darah saya ke anak itu." Ucap Bu Melody membaca pesan yang di berikan oleh Indira.

Ingin Bertemu (Tamat)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang