Tujuh Belas

776 68 9
                                    

"huft." Helaan nafas seorang gadis yang tengah menopang dagu, fokus menatap pemandangan di luar jendela. Gadis itu hanya menatap cerahnya langit biru dan berharap kelas hari ini selesai dengan cepat. Zee tidak ingin berlama lama di kelas, karena mau bagaimana dia berusaha untuk fokus memperhatikan guru tetap saja setiap kata nan kalimat yang di lontarkan oleh guru langsung di tolak mentah mentah oleh pikirannya.

"Mungkin ibu pikir cukup untuk hari ini, kita lanjutkan di pertemuan selanjutnya. Selamat pagi" Ucap Bu Veranda lalu berjalan meninggalkan kelas.

"Pagi Bu, Terimakasih Bu." Ucap semua murid.

Setelah di rasa bu Veranda sudah tak terlihat lagi, semua murid yang ada di kelas mulai berhamburan keluar. Ashel mendatangi Zee serta Adel dan mengajaknya untuk tidak masuk jam jam pelajaran berikutnya sampai pulang. Zee memang yang hari ini tidak semangat untuk sekolah langsung mengangguk kecil menandakan dia setuju dengan Ashel, begitupun Adel yang tanpa basa basi langsung membawa tasnya. Mereka bertiga pergi meninggalkan kelas dan berjalan santai menenteng tas mereka.

Baru saja mereka sampai di ujung lorong gedung kelas XI, tiba tiba Ashel menarik kerah kedua teman yang berjalan di depannya. Zee dan Adel yang kerah nya di tarik reflek menoleh dan membuat tatapan bingung namun sinis.

"Jangan lewat sini." Ucap Ashel menarik dua temannya dan berbisik di telinga Zee dan Adel.

"Kenapa sih Shel ." Ucap Adel.

"Putar balik aja yok, kita lewat belakang lab bahasa aja." Ucap Ashel melirik ke arah pinggir lapangan.

"Apasih lo nih, jauh kalau lewat belakang lab bahasa." Ucap Adel.

"Kalian ga liat tah." Ucap Ashel masih melirik ke pinggir lapangan.

"Lo nih ngeliatin apa sih." Ucap Adel lalu memperhatikan arah sorot mata ashel dan mengikutinya. Tidak lama setelah itu Adel tidak mengucapkan sepatah kata pun membalikkan badannya dan berjalan berlawanan arah.

"Ayok Zee, ayok." Ucap Ashel dan di setujui oleh Zee tanpa tau apa sebenarnya yang di lihat Adel dan Ashel.

Zee yang dari tadi bingung apa yang di lihat dua temannya sehingga mereka berdua memutuskan untuk berjalan berlawanan arah. Zee menoleh ke samping kanan ingin melihat apa yang sebenarnya membuat dua teman nya ini berjalan berlawanan arah. Zee melihat sosok Gita sedang berjalan menuju ke gedung kelas XI membawa beberapa berkas, mata mereka saling bertemu tepat sebelum Zee memalingkan tatapannya dan ikut berjalan mengikuti Ashel dan Adel. Zee akhirnya mengerti kenapa dua temannya memilih untuk memutar jalan melewati belakang lab bahasa.

Zee, Ashel, maupun Adel sangat menghindari berususan dengan entitas yang bernama Gita. Bagi mereka bertiga lebih baik berususan dengan Bu Haruka jika di bandingkan berurusan dengan Gita, walaupun jika bisa tidak berususan dengan keduanya. Bukan berarti Zee takut dengan Gita, namun Zee lebih memilih untuk tidak membuat masalah dengan Gita. Berbeda dengan Zee yang sebenarnya biasa saja terhadap Gita, Ashel dan Adel sangat takut jika sudah melihat sosok Gita, terutama Adel yang pernah berurusan dengan Gita. Gita adalah trauma bagi Adel oleh karena itu baru saja melihat Gita dari kejauhan Adel langsung pergi menghindari Gita.

"Huft untung aku ngeliat." Ucap Ashel.

Adel hanya diam saja, wajahnya terlihat sedikit pucat dengan keringat mengalir di wajah nya. Sedangkan Zee? Ya layaknya Zee seperti hari biasanya dia hanya berjalan santai seperti tidak ada apa apa.

"Lo ngapa Del? Cuaca ga panas, badan Lo juga ga demam, tadi di kelas perasaan sehat sehat aja." Ucap Ashel. Zee mendengar itu melirik dan melihat Adel menggunakan ujung matanya, dan benar saja wajah Adel sedikit terlihat pucat.

"Ga papa." Ucap Adel.

Mereka berjalan melewati gerbang dan menuju ke parkiran mobil yang di sediakan khusus untuk siswa yang bersekolah dengan membawa mobil sendiri. Zee menekan remote mobilnya untuk mengetahui letak mobil nya di parkirkan tadi. Saat mereka sudah berada di depan mobil Zee, Adel menadahkan tangannya kepada Zee untuk meminta kunci mobilnya. Zee hanya menatap dan langsung masuk ke dalam mobil tanpa memperdulikan Adel. Adel merasa aneh, biasanya Zee memberikan kunci mobilnya supaya Adel lah yang menyetir namun kali ini apakah mood Zee sedang naik sehingga dia yang menyetir? Pikir Adel.

Ingin Bertemu (Tamat)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang