Delapan Puluh Empat

1K 97 173
                                    

Bersenang-senang. Siapa manusia di dunia ini yang benci dengan apa itu bersenang-senang. Semua manusia pasti ingin merasakan nya bukan? Bahkan mungkin semua manusia di dunia ini ingin selalu bersenang-senang di setiap detiknya. Namun kali ini sungguh sangat di sayangkan, perasaan senang mereka kini berganti dengan perasaan cemas.

Christy. Satu sosok sahabat yang menghilang tidak ada kabar. Menghilang layaknya di telan oleh bumi. Keberadaan Christy benar-benar tidak dapat di deteksi oleh mereka semua. Tidak ada satupun jejak yang Christy berikan sebelum dirinya menghilang. Namun walaupun begitu Freya tetap berusaha tenang. Karena setelah bertanya kepada Shani, ternyata ini bukan kali pertama Christy melakukan hal seperti ini.

Ingatlah, Christy benci dengan apa yang di sebut dengan "rumah". Bangunan megah nan sombong, dengan dinding mencuat menantang apapun yang ada di sekitarnya, adalah sebuah tempat yang paling Christy benci. Di luar suasana keluarga nya yang ruyam, Christy sendiri juga bukan seseorang yang dapat bertahan lama di suatu tempat saja. Christy memiliki jiwa berpetualang yang sangat tinggi, mungkin. Maka dari itu, dirinya menjadi seseorang dengan keinginan hidup bebas melebihi siapapun.

Christy selalu hidup dikekang oleh orang tuanya—spesifik Arna. Sosok ayah yang selalu mencoba mengendalikan Christy, dengan sosok ibu yang bersikap acuh tak acuh terhadap anaknya, lengkap dengan sosok kakak yang tampil sempurna di atas panggung keluarga membuat Christy akhirnya hanya menjadi debu di tengah kesempurnaan sang kakak.

"Yaudah kak, nanti kalau Freya dapat kabar dari Christy, Freya kabarin lagi."

"Tolong ya Freya. Walaupun memang Christy sering kaya gini, tapi kakak tetap khawatir."

"Iya kak, ga papa."

"Makasih ya Freya."

Nit!

...

03:33 WIB/ 03:33 A.M

Freya masih terjaga dari tidurnya. Kedua bola matanya kini tidak dapat beristirahat, dengan otaknya yang selalu memikirkan sosok sang sahabat.

Selama ini ternyata Freya tidak mengetahui kalau Christy jarang pulang ke rumah. Walaupun memang Freya tahu kalau Christy sering menginap di apartemen, tapi Freya selalu menganggap Christy sudah izin terhadap keluarganya. Dan, ini adalah kali pertamanya Shani menelepon Freya untuk menanyakan kabar Christy, karena biasanya Shani hanya mengabari Fiony saja. Namun entah kenapa saat itu Fiony tidak bisa di hubungi, sehingga Freya lah yang menjadi opsi terakhir Shani.

"Nak? Kamu ga tidur?" Tanya Tefa membuka sedikit pintu kamar Freya dengan keadaan lampu yang menyala.

"Freya udah tidur kok mah, tapi kebangun." Jawab Freya.

"Oh, jadi susah tidur lagi ya nak?" Freya mengusap pelan kaki Freya.

"Iya. Mamah sendiri kenapa ga tidur?"

Tefa terdiam. Tefa tidak menyangka kalau sang anak sedang terjaga. Tefa hanya mempunyai niat untuk melihat kondisi anak-anaknya, karena memang itulah yang di lakukan Tefa sebagai ibu yang sangat sayang kepada anak-anaknya.

"Mamah ngeliat lampu kamar kamu nyala, makanya mamah mau periksa aja."

Alasan yang bagus, dengan bukti yang kuat! Seandainya saja posisi lampu kamar Freya tadi tidak menyala, maka Tefa harus kembali memutar otaknya untuk mencari alasan yang relevan yang dapat di terima oleh Freya.

Ingin Bertemu (Tamat)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang