Nit-nit-nit... Nit-nit-nit... Nit-nit-nit...
Hujan? ...
"Dok, kapan kita bisa mulai operasi? Organ-organ ini tak bisa bertahan terlalu lama!"
"TUNGGU ... "
...
"Sekarang!"
Harapan dan kecemasan saat ini tengah hadir bergabung bersama dengan semua insan yang terjalin hubungan dekat dengan Freya. Mereka menari. Namun, bukan mereka yang dekat dengan Freya. Melainkan, Harapan dan kecemasan itulah yang berdansa di atas rasa sesal di dalam hati yang terus membelenggu mereka. Mereka semua saat ini tengah menunggu kabar dari sosok teman, sahabat, anak, kakak, dan ponakan mereka, Freya yang sedang melakukan operasi Transplantasi organ. Dan saat ini pula.
Drrrrrt... Drrrrrt... Drrrrrt...
Suara ponsel Tefa berdering. Tefa ingin marah. Di saat keadaan genting dan penuh tekanan seperti ini, bisa-bisanya ada yang menelepon!
Dengan gusar, Tefa langsung membuka tasnya dan mengambil ponselnya hanya untuk melihat bahwa nama sang suami telah tertera di layar ponsel. Dialah Adya, yang entah kenapa, "kenapa Adya? Freya belum ada kabar. Kenapa?" Tanya Tefa yang kesal karena sang suami telah mengganggu kekhusyukkannya
"Yasudah. Saya minta tolong, jaga Freya. Kabarin apapun yang kamu bisa kabarin tentang dia." Jawab Adya dibawah terpaan hujan yang begitu derasnya di bawah gelapnya malam.
"Aku pasti kabarin! Tapi, tunggu. Kamu udah sampai apa masih di jalan? Kok kayaknya suara anginnya lumayan kencang ya?" Tanya Tefa karena mendengar suara hujan, dan angin yang begitu kencang.
"Saya sudah sampai sama pak Arslan. Sama tolong bilang ke Elen, suruh Zee makan sama teman-temannya Freya sekalian. Mereka belum makan, atau engga beliin mereka makanan apa aja. Pakai aja dulu duit itu, nanti saya ganti." Jawab Adya dengan pak arslan di sampingnya, serta beberapa anak buah mereka di kantor. Baik yang langsung berada di bawa naungan Arslan maupun Adya.
"Iyaaa. Makamkan mereka dengan layak. Jasa mereka besar untuk kita."
Nit!
"Sudah pak?" Tanya salah satu anak buah yang menggendong keranda jenazah Sherin, yang di balas anggukan kecil oleh Adya.
Mereka saat ini tengah berada di pemakaman umum. Tanah pemakaman telah di gali oleh mereka hanya sesaat setelah operasi dilaksanakan, dengan Adya memerintah orang-orangnya untuk menggali tanah pemakaman bersama sang juru kunci makam.
Ditengah terpaan hujan di saat langit masih gelap gulita, mereka akhirnya mulai untuk melakukan proses pemakaman dengan layak. Dibuka oleh mereka keranda tersebut, dan jenazah yang akan mereka makamkan pertama adalah...
"Gabriella Olivia. Lahir 9 September 2009-Wafat 19 Mei 2024... Angka lahirnya cantik banget. Ga heran anak ini cantik..." Gumam Adya menggenggam kedua tangan Gaby yang telah di satukan di dalam kain kafan.
"Adya, ayok." Ajak Arslan yang sudah turun ke dalam tanah pemakaman untuk bersiap menerima jenazah Gaby untuk di posisikan dengan baik di dalamnya.
"Iya." Ucap Adya melompat masuk ke dalam, bersama direktur kedua perusahaan Levronka untuk membopong jenazah Gaby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingin Bertemu (Tamat)✅
De TodoApakah di setiap pertemuan akan ada perpisahan? Apakah akan ada sebuah penyesalan dalam pertemuan itu? Yang pasti aku Ingin Bertemu lagi dengan mu. . . . . . Oh Ya ini Pemeran Utama nya aku ngambil dari member JKT48,dan ga semua member aku masukin. ...