Satu hari, dua puluh empat jam berlalu, setelah pembullyan terparah yang bahkan sampai membuat mata bagian kirinya buta permanen.
Setelah Freya bertemu dengan dokter Chika, dokter Chika langsung menyatakan bahwa memang mata bagian kiri Freya mengalami buta permanen. Dan permintaan maaf dari dokter Chika, karena memang mata kiri Freya sudah tidak bisa di selamatkan dengan cara apapun, kecuali tranplantasi mata.
Setelah kejadian tersebut, kini Freya sudah berada di rumahnya, tengah tertidur pulas di kasur kamarnya, "kayaknya Freya jangan sekolah dulu deh Git. Badannya belum sehat banget." Ucap Tefa mengusap lembut kepala Freya.
"Iya mah, Freya biarin tidur aja. Oh iya, tadi muthe udah kesini kan mah?" Balas Gita.
"Oh iya, tadi muthe udah nganterin baju pesanan mamah kok." Ucap Tefa.
"Oh yaudah mah. Freya biarin aja istirahat dulu, kasihan dia." Ucap Gita, lalu mengusap lembut kepala Freya, sebelum akhirnya berjalan keluar kamar Freya.
"Ayok tin." Ajak Gita kepada Kathrina yang sedari tadi mengintip dari ambang pintu.
"Ayok." Balas Kathrina lalu berjalan di belakang Gita.
Mereka akhirnya berangkat ke sekolah tanpa kehadiran sosok Freya. Ada hal yang aneh yang mereka rasakan ketika melihat Freya yang pertama kali datang. Setelah minap di rumah Ella, Freya menjadi sangat suka dengan sesuatu yang di namakan tidur. Bahkan Freya pun mengganti warna kacamata, yang biasanya Freya menggunakan lensa bening, kini Freya menggunakan kacamata dengan lensa yang sedikit berwarna gelap.
"Kamu tumben ga bareng Marsha?" Ucap Gita.
"Marsha malas ke sekolah." Balas Kathrina.
"Oh." Balas Gita lalu mereka benar-benar melanjutkan perjalanannya menuju ke sekolah.
"Turun tin." Perintah Gita lalu Kathrina turun dari mobil Gita.
Mereka berdua kini berjalan bersama menuju ke kelas masing-masing, sebelum akhirnya berpisah di tengah lapangan, karena Gita yang ingin pergi ke ruang OSIS.
"Freya kemana Git? Dia ga masuk?" Tanya Gracia.
"Engga Gre. Dia masih sakit." Jawab Gita.
"Iyalah. Freya biarin istirahat aja dulu di rumah, kasian juga." Tambah Shani.
"Iya, kelihatan banget muka Freya kemarin masih ga enak." Balas Fiony.
"Iya. Bagus lah kalau Freya istira-"
Teng! Teng! Teng! Teng! Teng!
"Panggilan kepada, seluruh murid kelas XI IPA 1 di tunggu Bu Yuvia di kelas XI IPA 1 sekarang juga!"
"Sekali lagi. Panggilan kepada, seluruh murid kelas XI IPA 1 di tunggu Bu Yuvia di kelas XI IPA 1 sekarang juga! Terima kasih."
Teng! Teng! Teng! Teng! Teng!
Christy, Fiony, Zee, Ashel, dan Adel yang mendengar itupun merasa bingung. Bukan hanya mereka, tapi seluruh murid yang ada di seluruh penjuru SMA 48 Jakarta juga bingung mengapa bu Yuvia memanggil seluruh anak muridnya ke kelas?
"Kalian temuin dulu aja. Masih ada satu jam setengah sebelum acara di mulai." Ucap Shani.
"Iya, mungkin itu urusan penting." Tambah Gracia, yang di balas anggukan oleh Christy dan Fiony, lalu mereka berdua berjalan meninggalkan ruang OSIS, barulah di susul oleh Zee, Ashel, dan Adel setelahnya.
Mereka berlima berjalan masuk ke kelas, yang ternyata Bu yuvia sudah duduk rapih di mejanya, dengan proyektor yang sudah tersambung ke laptop milik Bu Yuvia, serta seluruh anak murid yang sudah hadir di dalam kelas, kecuali Freya yang memang tidak hadir di sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/349081081-288-k531003.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingin Bertemu (Tamat)✅
RandomApakah di setiap pertemuan akan ada perpisahan? Apakah akan ada sebuah penyesalan dalam pertemuan itu? Yang pasti aku Ingin Bertemu lagi dengan mu. . . . . . Oh Ya ini Pemeran Utama nya aku ngambil dari member JKT48,dan ga semua member aku masukin. ...