Bab 82

3.5K 340 115
                                    

Jantung rakha seketika lemas saat mendengar nya, ternyata dugaan nya benar sedari tadi hal yang membuat mala menjadi sering melamun adalah memikirkan masalah ini. Tapi, dari mana gadis ini tau? Bukan nya ia membicarakan soal taruhan ini saat mala tak berada di tempat yang sama? Dalam Pikiran rakha, apa mungkin mala mengetahui nya dari para mahasiswa-mahasiswi yang tak sengaja menyaksikan dirinya dengan aksa yang tengah bersitegang di tengah lapangan kampus? Ah! Entah lah! Yang terpenting sekarang rakha harus memikirkan bagaimana cara menjawab pertanyaan mala. Diri nya sudah berjanji untuk mengatakan hal yang sejujurnya, tapi rakha juga tak mau mala mengetahui kebenarannya.

" Kenapa bertanya seperti itu? Tau dari siapa? Apa yang membuat kamu menanyakan hal ini? " Ucap rakha membalikkan pertanyaan, ia berusaha setenang mungkin agar mala tidak curiga.

" Aku butuh jawaban kha! Bukan malah mendapat pertanyaan balik dari kamu." Ujar mala sewot.

" Bukan maksud aku untuk membalikkan pertanyaan, aku hanya terkejut kala kamu secara tiba-tiba menanyakan hal ini." Jawab rakha mencari alasan.

" Bukan ini jawaban yang mau aku denger kha? Aku butuh jawaban, apa benar kamu menjadikan ku sebagai bahan taruhan? " Tanya mala dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

" Hei? Dengar aku baik-baik? Aku tak mungkin menjadikan kamu sebagai bahan taruhan sayang. Lagian kamu tau dari siapa? " Jawab rakha lembut dengan menangkup kedua pipi mala.

" Aulia dan teman-temannya yang memberitahu kan nya kepadaku. Mereka menyaksikan secara langsung kamu membuat perjanjian dengan kak aksa saat kalian ribut di lapangan. Malam ini juga kalian akan bertanding balapan kan? Dan aku sebagai taruhan nya? " Ujar mala yang membuat tubuh rakha menjadi dingin karena menahan rasa gugup.

" Kamu mempercayai ucapan mereka la? " Tanya rakha.

" Awal nya aku tidak mau percaya, tapi setelah mendengar bukan hanya dari aulia dan teman-temannya bahkan dari mahasiswa-mahasiswi yang ikut menyaksikan, membuat kepercayaan ku hilang setengah." Jawab mala jujur.

" Dengar aku la? " Titah rakha dengan memegangi kedua pipi mala.

" Aku tak mungkin menjadikan kamu sebagai bahan taruhan. Jangan mendengar kan ucapan mereka ya? Cukup percaya pada ku? Mereka hanya melihat dan menangkap dari luar tanpa tau kejadian yang sebenarnya." Ucap rakha berusaha mati-matian membuat mala percaya.

" Sungguh? Kamu tidak sedang membohongi ku kha? " Tanya mala memastikan.

" Tidak, aku tidak membohongi mu. Tolong percaya aku." Jawab rakha menenangkan.

" Jika omongan aulia dan yang lain nya terbukti benar bagaimana? Aku gak tau kha harus bagaimana menanggapi nya, kala mendengar gosip nya saja membuat hati ku terasa sakit dan sesak." Tanya mala dengan menatap melas hingga membuat rakha semakin dibuat tak tenang.

" Aku tak mungkin melakukan hal itu. Sudah ya? Jangan dengarkan mereka? Lupakan masalah ini? " Jawab rakha dengan menghela nafas berat.

Mala menggangguk pertanda mengiyakan yang membuat hati rakha seketika sedikit terasa lega. Setidaknya mala bisa mempercayai ucapan nya, meskipun rakha tau pasti di dalam lubuk hati yang paling dalam mala masih sedikit menyimpan rasa ketidakpercayaan pada nya.

" Aku percaya kamu tak mungkin setega itu untuk menjadi kan ku sebagai bahan taruhan. Aku harap kepercayaan ku bisa kamu jaga kha." Cicit mala sembari memeluk tubuh rakha erat.

" Maaf! Maafin aku ala. Aku terpaksa menyembunyikan kebenaran nya dari kamu. Sungguh aku tak ada maksud untuk menjadikan mu sebagai bahan taruhan. Aku menerima tantangan aksa hanya untuk berharap agar dia tidak berusaha merebut dan mendekati mu setelah aku memenangkan balapan malam ini." Monolog rakha dalam hati. Pria tampan ini memejamkan mata berusaha menetralkan amarah nya.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang