Bab 86

3.1K 336 109
                                    

Brughhh!

Sayang nya nasib sial menghampiri mala, saat gadis itu ingin berdiri untuk menghampiri kucing malang itu, kaki nya tak sengaja terpeleset oleh lumpur licin akibat guyuran hujan semalam. Mala tak bisa menjaga keseimbangan tubuh nya hingga membuat nya jatuh ke dalam kubangan lumpur tersebut dengan posisi tengkurap.

" Aduh! " Pekik mala kaget.

Mendengar suara teriakan mala membuat maid yang di tugaskan membersihkan rumput di taman tersebut menjadi panik seketika. Ia berlari menghampiri tubuh mala dan membantu gadis itu untuk beranjak. Mala akhirnya menepi ke tempat yang lebih aman dan mendudukkan diri nya di salah satu kursi yang berada di taman tersebut.

" Ya ampun nona! Apa anda baik-baik saja? " Tanya maid dengan memegang kedua bahu mala.

" Aku baik-baik saja." Jawab mala yang masih terlihat sangat syok. Ia mengusap-ngusap wajah nya yang amat di penuhi oleh lumpur.

" Apes banget nasib gua pagi ini! Ternyata lebih malang dari anak kucing yang gua tolong tadi! " Gerutu mala sebal dengan ekspresi wajah masam.

Sementara rakha sedari tadi kalang kabut mencari keberadaan mala yang tak tau pergi dan menghilang entah kemana. Setelah membersihkan diri nya, rakha keluar dari kamar sembari terus memanggil-manggil nama mala.

" Ala? Kamu dimana sayang? " Tanya rakha dengan pandangan yang terus setia mengedar ke segala penjuru ruangan.

Pria tampan itu berjalan dengan langkah tergesa menuruni anak tangga satu persatu untuk menghampiri teman-teman nya yang kebetulan sudah berkumpul di ruang makan untuk menyantap sarapan bersama-sama.

" Eh? Bos? Lu udah bangun? Ayo sarapan bareng? " Ajak farel.

" Kalian ada yang liat mala gak? " Ucap rakha yang malah melemparkan pertanyaan membuat semua nya saling bersitatap bingung.

" Lah? Kok nanya ke kita? Bukan nya mala istri lu ya? Kita mana tau dia dimana, kan biasa nya juga sama lu terus? " Jawab arsya dengan kening menyerngit heran.

" Ck! Maka nya gua tanya karena pas gua bangun dia udah gak ada di kamar, gak tau tu bocil pergi kemana." Cicit rakha.

" Gak biasanya mala pagi-pagi gini pergi tanpa sepengetahuan lu bos? Kalian lagi berantem ya? " Tanya nio.

" Pasti karena masalah taruhan semalam ya? Kayak nya bocil lu masih marah deh bos! " Timpal zaki menerka-nerka.

" Gimana gak marah? Orang kali ini emang salah nya si rakha kan? Suruh siapa main terima-terima aja tantangan kating obses itu." Cibir afan dengan alis yang sengaja terangkat satu.

" Bener! Tau nya tetep aja meskipun si bos menang, tu kating bakal terus ngejar bini nya." Sambung zayyan sembari terkekeh pelan.

" Ck! Berisik lu pada! Bantu gua cari mala! " Sahut rakha dengan ekspresi datar nya.

" Mungkin mala ada urusan kuliah mendadak kali rak? Maka nya dia berangkat duluan? " Ucap ebi berusaha berpikir positif.

" Gak mungkin! Orang tas sama ponsel nya aja masih ada di kamar." Jawab rakha yang tetap bersikukuh.

" Ya siapa tau saking buru-buru nya sampai lupa buat bawa? Kadang kan kalau kita lagi buru-buru pasti ada aja barang yang ketinggalan? " Sahut nio.

" Gua tau mala gak mungkin sampai seteledor itu, dia kalau mau berangkat ke kampus pasti sudah menyiapkan segala nya dengan lengkap." Balas rakha.

Saat mereka tengah beradu argumen, tiba-tiba seorang maid datang menghampiri semua nya dengan menunjukkan ekspresi wajah panik nya.

" Permisi tuan." Sapa nya dengan nafas yang terdengar masih ngos-ngosan.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang