Bab 72

4.1K 352 80
                                    

Di sepanjang perjalanan mala terus meringis sembari meremas perut nya yang terasa sakit. Keringat dingin tampak terus mengucur dari kening dan membasahi rambut nya. Rakha melihat ke arah spion, ia tampak panik kala menyaksikan mala yang terus meringis kesakitan. Hati nya sungguh merasa tak tenang, ia se berusaha mungkin untuk melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi agar dapat dengan segera sampai di mansion.

" La? Perut nya sakit banget? " Tanya rakha panik sembari terus fokus memegang stang motor.

Gadis itu tak menjawab, ia hanya diam dengan menyenderkan kepala nya di punggung rakha dan menggunakan satu tangan nya untuk berpegangan dan memeluk pinggang rakha agar diri nya tidak terjatuh kala rakha menancapkan gas dan melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi.

" Tahan la, sebentar lagi kita sampai." Ucap rakha sembari mengelus tangan mala yang melingkar di pinggang nya.

Tak memerlukan waktu lama, rakha sampai di mansion dan memarkirkan motor nya sembarangan. Pria itu bergegas turun dan membuka helm yang menutupi wajah nya. Ia berbalik melihat mala yang wajah nya sudah sangat pucat dengan bulir keringat yang tampak bercucuran membasahi rambut nya.

" La? " Tanya rakha dengan menghapus buliran keringat di kening mala.

Mala menatap rakha dengan tatapan lemah nya, tubuh gadis itu terlihat sedikit bergetar karena sedari tadi mungkin menahan nyeri yang bersumber dari perut nya.

" Sshhh sakit banget kha." Adu mala sembari meringis.

Tak mau membuang waktu rakha dengan segera menggendong tubuh mala ala bridal style, pria itu dengan langkah tergesa dan panik nya berjalan memasuki mansion. Anggota The Black Vagos dan Black Angel menatap penuh kebingungan, sebenarnya apa yang terjadi pada mala? Hingga rakha bisa sepanik itu? Semua nya saling bersitatap dengan menunjukkan rawut wajah penuh penasaran.

" Itu si bos kenapa keliatan panik gitu? " Tanya afan penasaran.

" Gak tau. Yaudah lah nanti kita tanya ke orang nya." Jawab ebi.

" Kalian duluan masuk aja, kita mau simpen motor dulu." Titah arsya.

" Oke deh, kita duluan." Balas Black Angel seraya melenggang pergi dari sana.

Saat masuk ke dalam mansion, para maid dan bodyguard yang berjaga tampak bingung kala melihat ekspresi panik yang tercetak jelas di wajah rakha. Semua nya menunduk memberi hormat.

" Bawakan kompres dan air hangat ke kamar saya! " Titah rakha tegas tanpa menoleh ke arah siapapun.

" Baik tuan." Jawab maid serempak.

Pria itu berlari kecil menaiki satu persatu anak tangga, pikir nya ia ingin segera sampai di kamar agar mala dapat beristirahat.

Sesampainya di kamar rakha dengan hati-hati meletakkan tubuh mala di atas kasur. Wajah gadis itu tampak pucat dengan peluh keringat yang bercucuran di kening nya.

" Aku bantu kompres ya la? Biar sakit nya bisa sedikit mereda." Ucap rakha menawarkan yang hanya di balas anggukan kepala oleh mala.

Tak lama bi ani datang dengan membawa semua kebutuhan yang di perintahkan rakha.

Tok Tok Tok

" Masuk." Titah rakha.

" Permisi tuan, ini barang-barang yang tuan butuhkan." Ucap bi ani seraya melangkah mendekati rakha.

" Baik, simpan saja di sana bi." Jawab rakha.

" Siap." Ucap bi ani seraya meletakkan nampan tersebut di atas buffet.

" Terimakasih bi ani, maaf merepotkan." Ucap rakha.

" Sama-sama tuan, tidak masalah, ini memang sudah tugas saya." Balas bi ani.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang