Chapter 3 - 2

3 3 0
                                    

Tiba di penjara. Pengawal menepuk belakang leher Dares sekuat tenaga, seakan hendak mematahkannya, Teringat ia dipukuli dengan cara yang sama sebelum ini.

"Tidak perlu khawatir hukumanmu terlalu berat. Cukup sapu area Utara dan Barat Laut yang sering dilewati Putri saja. Sisanya tidak perlu diperhatikan. Tidak ada pula tuan rumah yang akan bersantai di halaman penjara kecuali untuk dipenggal," gurau si Pengawal.

Dares mengabaikan peringatannya dan mengambil batu sihir, membacakan mantra yang kekuatan sihirnya meluas lebih cepat dari tindakan sebelum itu, lantas menghilang ke arah pepohonan.

Pengawal itu mencibir, "Lihatlah anak baru ini. Hanya menyapu pun harus memakai sihir. Apa kau tidak tahu tanah penjara ini sangat dekat dengan tempat terlarang? Bahkan sihir tingkat empat pun tidak akan berfungsi di sini. Cepat ambil sapu dan bersihkan. Senior ini akan menunggu sampai junior selesai."

Walau tidak tahu dari mana si pengawal muncul, Dares menyimpan kembali batu sihir dan mulai menyapu dedaunan di halaman.

"Cukup kedua tempat itu saja." Pengawal yang sejak tadi duduk dengan malas, menoleh sekilas dan memberi arahan. "Tuan Putri tidak berjalan sejauh itu," tambahnya. Dia menutup mulut seraya melihat sekitar untuk menarik rasa ingin tahu Dares.

Portal teleportasi dalam istana ada di mana-mana. Tak terkecuali di penjara. Bagaimana si pengawal cukup yakin bahwa Putri tidak akan berpindah sejauh itu seolah alasan khusus di baliknya diketahui semua orang istana.

Dares tidak bertanya. Tetapi tatapan matanya telah memberi pengawal itu sebersit rasa ingin tahu yang jelas. Pengawal itu mengalihkan pandangan dengan was-was, menunjuk ke arah istana putri yang berseberangan, menyunggingkan senyum janggal. Secepat mungkin menoleh kembali dan wajahnya telah memucat.

"Aku akan mengatakan satu rahasia. Tapi berjanjilah bahwa kau tidak akan memberitahukan kepada siapapun saat kau berada di luar istana atau kita berdua bisa mati." Pengawal itu menekankan setiap ucapannya.

Setelah menerima anggukan dari Dares, ia melanjutkan dengan wajah berseri bak anak kecil mendapatkan mainan baru.

"Apa kau ingat teh manis yang kita minum saat penerimaan pengawal dan dayang baru? Itu adalah racun bagi penyihir yang dibuat dengan biji bunga Nasturtium. Racun itu sangat menggerogoti dan hanya akan bekerja saat seorang penyihir ketahuan memberitahu orang luar bahwa Tuan Putri tidak bisa sihir. Jadi tidak mungkin Putri akan berjalan terlalu jauh."

Sapu yang digenggam Dares jatuh begitu ia tertegun. Dia teringat putri yang memiliki sihir nan indah juga seringkali bermain di dekat halaman penjara.

"Itu mungkin tidak nyata. Bukankah keturunan Raja yang akan mewarisi takhta?" Dares tidak bisa berkata bahwa ia mengenal sang Putri yang memiliki gelombang sihir nan indah. Tidak akan ada yang percaya padanya.

"Aku mempertaruhkan nyawaku untuk memberitahumu dan kau tidak percaya. Kalau kau begitu yakin, pergilah sendiri ke istana putri dan tanyakan pada dayang-dayang di sana. Kabarnya ada dayang yang mati keracunan karena berani melanggar aturan."

Pengawal itu meninggalkan Dares, meletakkan bebatuan pada lantai penjara seperti menyusun papan catur untuk setiap langkah yang akan diambil.

Dares mengikuti petunjuk yang diberikan, berjalan lurus ke istana putri yang dibangun dekat dengan area terlarang.

Istana raja terletak pada tempat dimana kekuatan sihir paling melimpah. Sementara istana putri tidak lebih baik dibanding daerah perbatasan. Dares merasakan kekuatannya menurun begitu menginjak halaman istana putri. Identitasnya sebagai pengawal membuat ia tak perlu bersembunyi dari dayang-datang istana putri yang melihatnya aneh. Dares memberikan senyum paling ramah dan bertanya pada dayang yang hanya melirik malu padanya, enggan mengatakan sepatah kata pun. Beberapa yang lain terlalu sibuk walau hanya untuk menjawab. Dia menunggu cukup lama di sana hingga seorang pengawal muncul dari arah istana raja.

"Hei, anak baru. Kepala Pengawal mencarimu dari tadi. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Pengawal itu.

Dares memberitahu bahwa ia diminta bertugas jaga di istana putri dan ditertawakan sebagai balasannya.

"Putri sedang tidak berada di istana. Tidak ada yang perlu dijaga. Ayo cepat kembali ke lapangan latihan. Jangan sampai terlambat lagi." Pengawal itu mengeluarkan dua lembar jimat teleportasi yang terbaik.

Dares dapat melihat luapan sihir yang digunakan si pengawal hingga mereka berhasil tiba di tujuan, cukup untuk mengalahkan satu raksasa di perbatasan. Seandainya para prajurit juga dibekali dengan peralatan sihir yang baik. Mereka tidak akan begitu kesulitan menghadapi serangan raksasa.

Cahaya sihir melintas dan memudar. Dares mengambil jarak, dengan cepat mengayunkan jimat ledakan yang mudah dihindari lawan.

Pengawal itu tidak membawanya ke lapangan latihan, melainkan ruang interogasi yang dibangun terpisah pada sisi Selatan penjara. Tempat sempurna untuk mengeksekusi pengkhianat yang tidak ingin diketahui siapapun.

"Penyusup! Beraninya menginjakkan kaki di wilayah Raja yang agung!"

Dares segera menghindari belati yang dilemparkan ke arahnya. Sihir menjaga arah senjata itu agar tetap mengejar lawan, meyakinkan Dares bila pengawal istana yang menguasai sihir tingkat tiga, tidak mungkin lebih kuat dari pengawal yang sedang mengendalikan cahaya sihirnya. Ruang interogasi berada jauh dari area terlarang. Memberi mereka keadaan yang khusus untuk menunjukkan kemampuan sihir sesungguhnya.

Aliran sihir yang meluap mulai bertambah ketika Dares menyingkap kemampuannya.

Princess of Magic LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang