Candramaya tercengang dengan kenyataan bahwa Ny. Amaranta hanya membutuhkan waktu beberapa hari untuk mengabaikan persoalan yang menimpa keponakannya.
Pada hari pertama sejak Prasetyo ditangkap, Ny. Amaranta tampak membongkar banyak barang berharga miliknya demi meringankan hukuman yang akan diterima oleh seorang mantan wali kota dengan catatan hitam sepanjang masa. Meskipun ibu kota di tempat itu termasuk kecil, kekuasaan telah menyebar dengan luas seiring hukum yang ketat. Dengan satu keputusan dari Penguasa, Ny. Amaranta tidak bisa berbuat apa-apa.
Setelah keterbatasan tampak, Ny. Amaranta mulai mengabaikan tuntutan yang berhubungan dengan Prasetyo dan bersikap seperti biasa, seolah keponakan yang sering berkunjung ke rumahnya itu tidak pernah ada.
Seminggu kemudian, Candramaya membukakan pintu bagi tamu tak terduga.
"Tidak menyangka kamu masih bekerja di sini," ujar Ketua Yayasan di depan pintu.
Candramaya mundur dan membiarkan wanita itu masuk diikuti tiga pelayan wanita yang pendiam di belakangnya.
"Ada di mana Nyonya?" tanya Ketua Yayasan langsung pada poin utama. Dia tidak tampak seperti orang yang suka berbasa-basi.
"Nyonya sedang beristirahat di dalam kamar." Candramaya ingin menegaskan bahwa mereka mungkin tidak dapat diterima di sini setelah mengkalkulasi waktu yang sudah tak lagi cukup.
Malam sebelumnya, Candramaya menelusuri dapur dan menemukan sebuah pintu di balik papan-papan kayu yang berada di belakang lemari.
Terdapat sebuah jejak tangan berdarah di atas papan yang miring. Candramaya dapat mengetahui tempat rahasia itu sebab salah satu arwah yang membarter jiwanya agar tidak ditangkap batu hitam milik Candramaya dengan informasi yang dia miliki tentang rumah ini.
Rahasia yang konon ditutupi rapat dengan kematian orang-orang yang berhubungan. Kisah tragis keluarga Ny. Amaranta yang menjadi tragedi tak terkatakan di tepi kota.
Lentera penerang malam menjadi obor pembakar hutan di sekitar agar mereka tidak dapat meninggalkan jejak. Di satu sisi, orang-orang yang menyimpan api kemurkaan dalam hatinya membawa berbagai macam senjata tajam dengan dukungan prajurit-prajurit dari kerajaan. Kejadian yang menghabisi seratus lebih nyawa dalam satu malam itu tidak disebut pembantaian massa, melainkan penjatuhan hukuman yang tidak sah.
Tuan Alberto selaku kepala keluarga diketahui telah melakukan banyak pembunuhan demi mempertahankan kekuasaan. Mereka pernah dikenal sebagai keluarga paling dermawan di ibu kota setelah menerima gelar bangsawan. Tetapi berbagai kejanggalan muncul secara tersembunyi. Mulai dari beberapa pelayan baru yang hilang atau menjadi gila karena tidak sanggup bekerja. Masalah ini awalnya hanya diketahui anggota bangsawan dan pelayan yang menetap di rumah Tuan Alberto.
Sampai seseorang dari kerajaan melakukan penyelidikan dan kehilangan nyawa saat bertugas. Bukti yang menguatkan dugaan akan kegiatan sesat sampai di tangan penguasa. Sayangnya sang pahlawan tak selamat. Bahkan bagian tubuh pun tidak berhasil ditemukan sampai masalah itu berlalu bertahun-tahun.
"Tutup semua pintu rahasia. Siapa pun jangan harap untuk meninggalkan Nyonya dan Cucu Utama!" ancam Tn. Alberto yang menunjukkan ekspresi sakit jiwa. Kedua tangannya masih meneteskan darah dari manusia yang dia korbankan untuk permohonan sesat. Pengorbanan dari kematian-kematian yang dia kumpulkan tidak boleh sia-sia bahkan jika dia harus mati di tempat ini.
Setelah pintu rahasia ditutup rapat, sudah terlalu lambat untuk melarikan diri.
Ketika para penduduk menyusulnya, pelayan itu berlari di tengah hutan dan salah satu kakinya terpotong batang pohon yang amat tajam. Dia tidak berhasil melarikan diri dari amukan orang-orang dan meninggal kehabisan darah. Karena kematian yang tak terduga, dia tidak rela dan berubah menjadi arwah-arwah hitam bersama beberapa pelayan yang mati pada malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of Magic Land
FantasySebuah kisah ajaib tentang dua insan di Negeri Sihir yang saling mengagumi namun tak saling memahami. Kekuatan yang menakjubkan, pesona yang luar biasa, perebutan kekuasaan dan perjuangan keadilan, serta cinta tulus yang tak terlukiskan. Kisah ini d...