"Negeri Sihir berada dalam satu dimensi yang terpisah."
Dares menggulung surat yang hanya berisi satu kalimat singkat, meletakkannya di dekat perapian dengan api sihir. Barisan kalimat muncul secara ajaib setelah lembaran kertas berubah menjadi abu.
"Tidak hanya sang bulan yang dapat menghalangi matahari."
Kalimat itu bermain dalam benak Dares yang membuka jendela, membiarkan angin menyapu debu di depan perapian. Matahari yang menjadi simbol Raja tertinggi negeri sihir bersinar dengan angkuh di depan mata biru yang gelap.
"Lihat apa yang ada di langit!" seruan Prajurit yang menjaga gerbang mengembangkan senyum tipis Dares.
Siang yang terik berubah menjadi keremangan dalam sekejap. Para penyihir menengadah ke cakrawala yang membentangkan kegelapan dengan lingkar merah di tengah.
Satu per satu bangsawan berkumpul di aula istana dengan ketakutan seolah mereka bertemu langsung dengan raksasa tangguh yang pernah dihadapi Dares.
Sementara sang Panglima Perang dengan santai menuruni tangga menara dan memberi hormat ke arah takhta raja yang kosong.
Ketika Raja berteleportasi ke atas takhta, dia menemukan Dares berlutut di sana dengan patuh dan mengabaikan kemungkinan pengkhianatannya.
"Yang Mulia," ucap Peramal Istana yang datang memberikan salam, lalu menengadah dengan ragu-ragu.
Raja memberinya tatapan sekilas sebelum mengalihkan pandangan kembali pada para bangsawan yang menunduk memberi salam.
"Katakan apa yang kamu ketahui!"
Peramal Istana menyerahkan hasil penerawangannya kepada Raja dengan tangan gemetar. Dia tidak mampu menyembunyikan kecemasannya di depan satu-satunya orang yang tahu bahwa dia telah kehilangan kekuatan peramal setelah hari di mana dia meramal Penerus Takhta.
Lantas cara apa yang digunakannya untuk menemukan bukti hari ini, Raja tidak akan dengan serta-merta percaya.
Fenomena tak terduga sedang berlangsung pada saat mereka mencari apa yang terjadi dengan gerhana hari ini.
Para penduduk yang biasanya bersembunyi justru keluar rumah dan menari-nari di bawah naungan kegelapan.
"Ini menakjubkan! Lihat kekuatanku yang meningkat! Aku sekarang adalah penyihir tingkat dua!" sorak salah satu Pedagang sembari mengayunkan dagangannya.
Sementara di ujung jalan lain, belasan penyihir yang dikenal sebagai peramu sedang menciptakan ramuan tingkat tinggi, menggunakan setiap bahan berharga yang mereka jaga bak harta karun untuk bertaruh dengan keberuntungan di bawah naungan gerhana.
Di tengah kerumunan itu terdengar tangisan balita dan anak-anak penyihir yang tidak sanggup menahan peningkatan kekuatan sihir mereka tanpa bantuan orang dewasa. Namun terendam oleh tawa euforia para penyihir yang semakin kuat sampai seorang wanita berlari keluar dari kerumunan dan menggunakan kekuatan cahaya rembulan untuk melindungi anak-anak yang terluka.
"Anak-anak yang ditinggalkan bulan, ikutlah denganku," ucap wanita itu seperti bisikan angin dan dalam sekejap, mereka menghilang di antara kerumunan yang bising tanpa disadari siapa pun.
Ketika gerhana yang melimpahkan kekuatannya memudar, peningkatan tingkat sihir yang para penyihir alami turut menghilang. Hal itu menimbulkan keributan di luar istana hingga para prajurit yang sedang berpatroli di jalan umum pun harus mengerahkan kekuatan maksimal untuk menahan ungkapan kekecewaan rakyat.
Rupanya fenomena itu justru sejalan dengan apa yang disampakan oleh Peramal Istana. Dalam laporannya, gerhana yang muncul saat ini sama seperti gerhana dalam legenda tentang sang Bulan mencari pemangku takhta yang baru.
"Dewi yang mengajarkan sihir datang ke negeri sihir dan memberkahkan kekuatan nan melimpah ruah untuk para penyihir. Gerhana adalah salah satu bukti kekuatannya bahwa dia dapat menutupi matahari yang lama, menciptakan kegelapan di seluruh penjuru dunia dan membiarkan orang-orang berlutut untuk menyambut matahari yang baru. Akan tetapi, Raja pada saat itu belum menyerahkan tahtanya karena Putra Mahkota yang belum melewati ujian kerajaan. Maka kekuatan sihir yang telah diberikan pun diambil kembali oleh sang Bulan sampai Putra Mahkota dinobatkan sebagai Raja baru. Fenomena ini di kemudian hari dicatat sebagai kekecewaan sang Bulan."
Raja melototi Peramal Istana dengan emosi yang tidak disembunyikan sama sekali.
"Beraninya kau!"
Dares yang sejak tadi menunduk, beranjak dan menghentikan Raja yang akan menggunakan kekuatannya untuk menyerang Peramal Istana. Jika hal itu terjadi, maka itu akan menjadi aib serta penghinaan untuk seorang peramal yang memiliki tingkat kekuatan sihir setara Raja. Dares tidak akan membiarkan hal itu terjadi karena kesepakatannya bahwa dia bersedia melindungi Peramal Istana saat menyerahkan catatan tentang makna gerhana yang diarahkan untuk menggulingkan takhta raja.
"Yang Mulia," Dares berlutut dan menunduk setulus yang dapat dia lakukan meski merasa terhina dalam batin, "Tolong berikan izin untuk menemukan Putri Mahkota."
Dia telah merancang dan merencanakannya. Sebuah fenomena yang hanya dapat dilakukan sang Bulan menjadi alat untuk memaksa Raja menunjukkan keberadaan putri yang telah dia sembunyikan. Setelah menemukan sang Putri Mahkota, dia akan memiliki alasan untuk masuk ke dalam istana dan mencari tahu seluk-beluk rahasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of Magic Land
FantasySebuah kisah ajaib tentang dua insan di Negeri Sihir yang saling mengagumi namun tak saling memahami. Kekuatan yang menakjubkan, pesona yang luar biasa, perebutan kekuasaan dan perjuangan keadilan, serta cinta tulus yang tak terlukiskan. Kisah ini d...