Di bawah bayang sayap-sayap yang terpatri
Ngengat abaikan sepi, sayup mengejar bunyi
Menyusuri malam tak berarti, mencari hayati
Gerhana cengkeram erat jejak yang ditinggali
'*-*-*'
Nyanyian mantra menabuh gendang bersambut terang komariah dari gerbang ibukota, debu sihir ditebar di sepanjang jalan, mengawal masuk Prajurit berkuda dengan Pria berjubah hijau sebagai bintang utama. Suka cita bersorak di atas negeri sihir, lintasi aliran embun yang berbagi cahaya. Puja negeri sihir berjaya!
Namun di luar kesemarakan pesta kemenangan, Putri Sihir yang diketahui sebagai simbol penerus masih berlari di antara akar dan belukar, tanpa tahu bahwa kedua prajurit yang mengejarnya telah dibunuh. Dia enggan berhenti sampai pertigaan muncul di ujung langkah, mengecamkan sekeras kenyataan bahwa ia tak tahu ke mana tujuan, kabur atau tersesat.
Candramaya segera mengenyahkan keresahan, memercikkan sihir dan bermantra untuk memanggil burung hijau pemberian Ibunya. Makhluk ajaib itu mendengar panggilan, berusaha menyusup dari batas area terlarang. Tetapi begitu menyentuh wilayah tak jauh dari sang pemilik, ia terpental dan sihir komunikasi terputus.
Lalu hutan yang sepi itu, tiba-tiba saja angin berputar di sekeliling Putri. Serta suara yang tak pernah dia dengar, berbicara kepadanya dengan berbagai upaya.
"Siapa? Siapa yang memanggilku di sana?"
Putri memandang sekeliling dengan kalut, mengira dirinya telah jatuh dalam perangkap pasukan yang berpihak pada Dares. Akan tetapi, perasaan dan aura yang dia rasakan terasa asing. Sulit untuk menduga siapa yang sedang menerbangkan dedaunan untuk mengitari, menyerupai wujud seekor wujud burung hijau berekor panjang bak menertawakan ia yang tak dapat memanggil peliharaannya. Dia terperangkap di antara dua jalan yang belum sempat dia berpikir untuk lalui.
"Apa maumu? Tunjukkan dirimu di hadapanku sekarang!" marahnya. Putri melepaskan kekuatan sihir tingkat empat sebagai tanggapan atas intuisi bertahan hidup yang muncul.
Sesuatu yang dia sendiri tidak yakini telah mengintimidasi ia yang mewarisi kekuatan bangsawan ayah dan ibunya. Setelah menenangkan pikiran, memilih solusi, Putri pun memercikkan sedikit sihir untuk mengacaukan mantra perangkap dalam dedaunan. Sebaliknya, hal itu justru membuat pusaran daun semakin tak terkendali dan menerbangkan helaian rambut yang menutupi simbol kekuatan sihir di belakang leher sang Putri.
"Oh penyihir, seorang penyihir! Beraninya menunjukkan tandamu yang menggelikan itu di wilayah kekuasaanku!"
Seruan tiba-tiba itu mencengangkan Putri. Belum pernah ia mendengar tentang penunggu ataupun penguasa di area terlarang. Tanah yang dia ketahui sebatas aturan dari penjanjian penyihir pada masa lampau, yang teroleh suatu alasan tidak boleh keluar dari area kerajaan kecuali ingin dikecam sebagai penyihir gelap.
"Siapa kamu?" suara Putri melemah. Dia tidak ingin memprovokasi Penjaga Hutan hanya untuk merasakan jatuh ditimpa tangga.
Angin yang mengelilingi Putri seketika lenyap. Cahaya bulan yang menerawang pepohonan dengan malu-malu memunculkan sosok bayangan hitam yang terkekeh tanpa wujud fisik.
"Takdir telah membawamu kemari. Meski kau tidak tahu siapa aku dan siapa dirimu tidaklah penting. Pilihanmu selanjutnya ada dalam genggamanku."
Bayangan hitam melesat ke belakang Putri, mencengkeram wajah dengan jemari panjang dan menunjukkan dua jalan di hadapan yang terbentang tanpa cahaya.
"Kau ingin pergi dari wilayah penyihir? Kesalahan tercela apa yang telah kau perbuat? Tidak penting selama tidak mengganggu makhluk selain penyihir. Tujuanmu ada di kanan. Garis batas yang disumpahi para penyihir dan manusia."
Candramaya mengikuti arah pandang, merasakan keakraban dari sosok bayangan yang mendorong ke sisi sebaliknya.
"Apa kau tahu apa yang ada di luar garis batas? Pasukan penjaga dengan tombak sakti tertuju padamu. Mereka manusia yang dibekali senapan api serta berbagai senjata ampuh untuk memburu penyihir sepertimu. Itu akan memberi kesengsaraan hidup mati begitu kau keluar."
Bayangan hitam itu mendekat seolah hendak membisikkan rahasia tepat di telinga Putri. Sementara sang Putri seakan ditekan oleh kekuatan yang mengenyahkan segala titik penghindaran. Kengerian yang diucapkan dalam situasi demikian menumpahkan sisa keberanian Candramaya.
"Kemampuan sihirmu tidak berguna oleh jimat pelindung di perbatasan."
Dia yang menegaskan untuk kabur dari istana, berlari memasuki area terlarang hingga saat ini tidak tahu adanya bahaya semacam itu di dunia manusia yang damai.
"Apa yang ada di jalan kiri?" Putri berharap dapat menemukan pilihan yang lebih baik dibandingkan kembali.
"Legenda pohon akar ketiadaan yang pernah dibaca, maukah mengunjunginya?"
Putri Candramaya terpaku. Kerisauan dalam pelarian tidak sanggup mengungguli gentar dari batin. Seorang Putri tentu memiliki segala di negeri sihir, tak menolak kemungkinan pernah menjumpai suatu buku tentang pohon terkutuk yang disangka fiksi.
Konon, demi menghindari dosa yang tak terampuni, suatu kaum amerta memohon agar pohon penuh berkah itu dibawa ke bumi dari bagian neraka yang tergelap. Tetapi karena kesulitan memanggil pohon yang telah bertumbuh di neraka, hanya akarnya saja yang dapat diwujudkan dan berubah menjadi sebatang pohon dengan ketentuan mengerikan. Ia akan mewujudkan harapan pemohon apabila harga yang dibayarkan adalah kehilangan seluruh kekuatan.
Tetapi bagaimana makhluk itu tahu bahwa Candramaya pernah membacanya, itulah yang membuat Putri itu tersandung dengan gemetar.
"Mintalah keinginanmu pada pohon itu jika kau ingin lolos dari pembatas wilayah penyihir. Kekuatanmu akan kembali setelahnya karena ...." Bayangan hitam kembali terkekeh keras. "Aku akan memberitahu cara mendapatkan kembali kekuatanmu."
Putri yang kehilangan tumpuan itu menoleh kembali hanya untuk menemukan kegelapan dari gerhana yang telah menutupi jalan mundur.
Hutan menjadi semakin dingin sebelum awan mendung menutupi segala benda langit yang berpijar. Kegelapan yang tiba adalah pilihan yang sepanjang hidup tak terbayang untuk diambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of Magic Land
FantasySebuah kisah ajaib tentang dua insan di Negeri Sihir yang saling mengagumi namun tak saling memahami. Kekuatan yang menakjubkan, pesona yang luar biasa, perebutan kekuasaan dan perjuangan keadilan, serta cinta tulus yang tak terlukiskan. Kisah ini d...